1

63.5K 1.3K 17
                                    

Sayup aku terbangun dari suara alarm yang sangat begitu menganggu.
Aaahhh.. aku masih pengen bermesraan dengan bantal gulingku tapi ini sudah jam 5 pagi.

Masih ngantuk...

Aku baru tidur 3 jam dan sekarang aku harus pergi ke kantor lagi.

Namaku Merliona Nancy umur 26 tahun. Asli dari Indonesia.

Sudah 5 bulan aku bekerja di perusahaan internasional di seoul, Nam Factory.

Karena kerja kerasku baru 2 bulan bekerja aku sudah ditempatkan di kantor pusat dengan fasilitas super mewah.  Sekarang saja aku bisa tinggal di apartemen mewah.

Bagaimana bisa? Tentu saja bisa karena diluar tugas kantor aku harus bersih bersih dan menyiapkan makanan.

Sebenarnya ini adalah apartemen milik president perusahaan, kerena mereka yang menempatkan aku disini akhirnya aku juga ditugaskan menjaga anak laki-lakinya.

Setiap pagi aku harus bangun lebih pagi untuk memasak dan membersihkan semua ruangan ini.

"Morning"

aku menoleh melihat anak mami itu keluar dari kamarnya

"Morning Felix"

"Bau masakanmu sungguh harum sampai kamar"

"Duduklah sarapannya akan siap". dia menuruti  perintahku dengan wajah polos.

"Wahhh kamu pintar sekali memasak" pujinya setelah mencicipi sosis buatanku.

"Ya.... kamu pintar sekali menghabiskannya" timpalku.

Felix lebih tua 1 tahun dari aku, dengan wajah Flower boy dan badan atletisnya mencari pacar adalah hal yang mudah. bahkan ada yang sampai diajak tidur disini. kalau dia mau bercinta dengan teman one night stand nya aku harus rela tidur disauna. sampai sekarang aku tidak tau mana pacar seriusnya.

Sebagai roomate kami sangat terbuka, tapi bukan buka bukaan baju. dia sering telanjang dada saat disini, tapi untung saja dia tidak tetarik denganku.

"Aku melihat lampu kamarmu masih menyala jam 1 pagi" tanyanya sambil menguyah makanan.

"Iya.. aku ada meeting pagi ini dan aku harus menyelesaikan materinya. kamu taukan bagaimana tuan Park kalau aku sampai gagal?"

"Hahaha telingamu harus siap siap mendengar ocehannya"

"Yup, rasanya telingaku mau pecah mendengar teriakannya"

Tuan Park adalah atasanku di Nam Factory. aku mengingat bagaimana dulu Tuan Park berdiri disampingku dengan terus mengomel saat aku baru beberapa hari bekerja disana dan membuat kesalahan.

"Oh ya Nancy... mungkin nanti atau besuk aku akan pergi ke Jerman". kata Felix sambil mengambil selai didepanku.

"Proyekmu belum selesai? sepertinya perjanjian kali ini sangat alot ya"

"Tenang ada aku... hanya perlu kedipan mata langsung selesai" dengan polosnya dia memeragakannya.

"cih pede banget"

Felix Nam adalah anak tunggal dari keluarga yang sangat kaya karena itu sekarang dia menjabat sebagai direktur di anak cabang perusahaan.

Aku pun sudah bersiap akan kekantor. Felix menawarkan tumpangan dengan mobil mewah buatan eropa itu tapi aku menolaknya karena aku tidak ingin orang sekantor heboh aku diantar anak bos.

Tempat kerjaku tidak begitu jauh hanya perlu 30 menit menggunakan bus. selain praktis ini bisa membuatku lebih lama melihat kota seoul.

Setelah seharian disibukkan oleh presentasi yang panjang, untung saja materi meetingku sangat bagus hingga tuan Park mangut mangut senang.

Jam tanganku sudah menunjukkan pukul 5 sore, aku langsung berpamitan dengan yang lain segera pulang.

aku harus berbelanja hari ini

aku mapir di supermarket diujung apartemen. aku beputar putar mencari apa saja yang habis dari  rumah itu. dengan keranjang penuh aku membayar di kasir.

supermarket yang selalu ramai tapi aku melihat sebagian orang orang yang berkerumun dikasir sebelah. seorang ibu paruh baya sedang memohon ke pegawai kasir.

"Tolong simpan kan daging ini, aku akan mengambil dompetku"

"Maaf tapi siapa yang duluan membayar itulah yang dapat daging ini" kasir itu menjelaskan.

"Iya kalau anda tidak jadi mengambil aku juga mau beli daging itu" timpal wanita yang berada dibelakang kasir.

"Kumohon biarkan aku mengambil dompetku, aku benar benar lupa.aku ingin memasak daging ini untuk anakku"

Kasian sekali nyoya itu umurnya mungkin sama dengan ibuku tapi mengapa mereka hanya melihat saja tanpa ada yang membantunya. Mungkin mereka hanya melihat ibu itu terlihat berada karena pakaiannya yang bagus tapi aku tidak tahan melihat mata ibu itu yang sangat memohon.

"Maaf sebelumnya, biar aku yang membayar untuk nyoya ini" aku memberikan beberapa lembar uang ke kasir.

"Benarkah?" mata nyonya itu bersinar sinar. orang orang akhirnya membubarkan diri.

"Anakku pasti suka daging ini" katanya riang menuju pintu keluar.

"Masaklah yang enak untuk anakmu"

"Kau gadis yang baik, aku sangat berterima kasih" dia pamit pergi menggunakan taxi.

Melihat matanya aku jadi kangen ibuku.

kalau saja aku anak orang kaya aku tidak perlu bekerja jauh di negeri orang. Aku pun dapat makan masakannya setiap hari.

aku melihat sekeliling dan langsung memukul mukul kepala menyadari keluhan ku barusan.

harusnya aku bersyukur bisa disini mendapatkan pekerjaan yang bagus serta gaji yang besar jika di rupiahkan bahkan aku tak perlu pusing memikirkan biaya hidup disini..

MonoDrama-Promise YouWhere stories live. Discover now