Chapter 3 : author pov

11.8K 758 9
                                    


SAVE me !
Gay story
Written by : 24white24
=====================

  
      Mentari pagi tersenyum menyamput datang nya pagi. Pagi yang cerah tetapi tidak bagi seoran pemuda di dalam sebuak bilik kamar. Dialah carrel, yang sedang merenungkan nasibnya setelah ini bagaimana. Dia tidak akan menyangka kalau sebentar lagi atau tepatnya hari ini dia akan menikah dengan seseorang yang tak dikenalnya sama sekali. Hanya tau nama dan umurnya saja. Mengenai pekerjaan calon suaminya, dia sama sekali tidak mengetahui nya.

Setelah puas dengan merenung nya, carrel langsung membersihkan kamarnya lebih tepatnya tempat tidur yang nampaknya berantakan akibat ulahnya. setelah dia selesai dengan berberes kamarnya, carrel langsung segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badanya dan dan mengganti baju setelah dia selesai dengan mandinya.

Tokk...tokk..tokk...

bunyi ketukan pintu kamarnya seketika membuatnya berhenti dari egiatan nya mengganti baju. Segera dia berjalan kearah pintu dan membuka pintu tersebut agar tau siapa yang mengetuk pintu kamarnya.

"iya ada apa ?" tanya carrel setelah membuka pintu.

"tuan carrel dipanggil oleh tuan louis untuk sarapan diruang tamu" ucap pegawai rumah tangga sambil menundukan kepalanya hormat.

"emm iya sebentar lagi saya akan turun" balas carrel tak kalah sopan dari pembantu yang nampaknya telah berumur empat puluh tahun tersebut.

"iya tuan" ucap pembantu tersebut. Setelah itu carrel masuk kekamar nya untuk mengganti celana karena tadi dia hanya melilitkan sebuah handuk di pinggang nya. Setelah berganti baju segera saja dia keluar kamar dan menuju ruang makan yang disebut pembantu tadi.

Setelah turun tangga dan hampir sampai di ruang makan, dapat dilihatnya louis yang memainkan telfon genggamnya. Langsung saja dia erjalan dan duduk di kursi depan louis.

"lama sekali kau " ucap louis setelah menyadari carrel yang baru saja mendudukan dirinya.

"maaf tadi aku lagi mengganti bajuku" balas carrel dengan nada lirih. Louis tak menghiraukan ucapan carrel. Langsung saja dia menyantap roti yang telah teroleskan selai kacang di meja itu .

Acara melahap sarapan hanya ditemanin dengan kesepian tak ada satu suatrapun yang terdengar kecuali derap kaki pegawai rumah tangga yang sedang membersihkan rumah tersebut.

"nanti malam kau bersiap...kau masih ingat kankalau nanti ada pemberkatan untuk kita . Awas saja kau kalau kabur...kau akan tau akibatnya " sarkas louis yang semakin membuat carrel mematung di tempat duduknya. Bagaimana dia bisa kabur kalau rumah yang ditempatinya ini mempunyai penjagaan yang ketat. Dan carrel juga bingung kenapa harus dia yang menikah dengan lelaki tersebut. Dia sama sekali tidak mempunyai apapun yang untuk mendampingi orang di depan nya ini.

"ya aku masih ingat... aku tak akan kabur " balas carrel dengan mengumpulkan keberanian nya hanya untuk membalas ucapan louis.

"yasudah kalau begitu... aku akan pergi dari sini. Kalau kau butuh apa-apa panggil saja pembantu...dia akan melayanimu" ucap louis dengan ketegasan yang tergambar dari raut mukanya dan mata tajamnya.

Carrel tak menjawab ucapan louis karena setelah mengucapkan kalimat itu, louis langsung begegas entah kemana dengan pengawal atau anak buahnya. Carrel tidak tau sama sekali. Yang terpenting sekarang adalah dia harus memikirkan bagaimana caranya agar dia tau semua tentang louis. Baginya pasangan hidup itu adalah seseorang yang mengerti semuanya jadi dia akan bertanya kepada pekerja disini.

Setelah dia selsai dengan sarapanya, sebenarnya dia ingin bertanya kepada pkerja dirumah ini tapi bagaimana mungkin kalau saat ini terlihat para pekerja itu sangat sibuk. Jadilah dia melangkahkan kakinya kekamar karena tak ada yang bisa dia kerjakan dirumah ini.

Didalam kamar carrel bingung apa yang akan dia kerjaan atau apa yang akan dia lakukan untuk menghibur dirinya yang akan mati kebosanan seperti ini. Dilihatnya kearah samping meja terdapat sebuah foto seorang lelaki yang sanat dia sayangi. Tak tersadar setets air mata menetes mengalir dari matanya. Dia sangat merindukan orang yang ada di dalam foto tersebut. Dia merindukan masa-masa saat dia bermain dengan orang tersebut atau berdebat kecil karena masalah sepele. Coba saja ayahnya masih hidup, pasti dia tak akan merasakan penderitaaan yang seperti ini.

Setelah puas dengan acara memandangi foto ayah nya, kini carrel hanya dapat berdoa mendoakan ayah tercintanya agar bahagia di sana dalam lindungan tuhan. Carrel jadi teringat kalau dia ingin menanyakan sesuatu kepada pekerja disini. Segera dia keluar kamar dan menuju dapur. Telah samapi di dapu, dilihatnya pekernya yang sedang mengistirahatkan diri. Mungkin dia lelah karena membersihkan rumah yang besar seperti ini. Pikir carrel.

"tuan carrel ada yang perlu dibantu ?" tanya pekerja tersebut setelah menyadari kehadiran carrel. Carrel tersenyum mendengar pekerja itu. Baru sekarang dia merasa seperti layaknya orang bukan seperti barang yang hanya bisa disakitin dan di suruh-suruh saja.

" emm iya saya mau tanya sesuatu . bisa ? dan siapa nama anda ?" tanya carrel sopan sembari mendudukan dirinya di depan pekerja tersebut.

"panggil saja saya marilyn tuan.. bisa anda mau tanya apa tuan " balas pekerja tersebut yang bernama marilyn.

"anda sudah bekerja disini berapa lama ? sepertinya anda masih kuat sekali diumur yang emm maaf yang sudah tak muda" ucap carrel sopan takut pekerja tersebut merasa tersinggung karena ucapanya.

"tidak apa tuan carrel. saya bekerja disini sudah hampir 5 tahun dan mungkin saya bisa dibilag yang paling lama bekerja disini " jelas marilyn padanya.

"kalau begitu anda tau semua tentang louis ?" tanya carrel mulai penasaran terlihat dari raut mukanya.

"iya tuan.. ada apa ?" tanya marilyn

"kalau boleh jujur... saya masih bingung dengan louis karena sepertinya dia misterius dan juga kalau boleh saya tau bisa anda ceritakan tentang dia. Tenang saja saya tak akan memberitahu siapapun tentang ini. Hanya kita berdua " ucap carrel. Dia sempat bingung dengan raut muka yang di lukiskan oleh pekerja tersebut karena carrel melihat kalau pekerja tersebut seperti takut saat dia mengucapkan kalimat itu.

"emm ta-tapi..."

"tenang saja mariyn. takusah takut denganku.. aku hanya bingung tentang louis karena jujur aku hanya dipaksa oleh ibu aku untuk menikah dengan nya" ucap carrel serius.

"hmm baiklah... yang saya tau tuan louis tinggal disini sendirian karena selama saya bekerja disini saya tidak pernah melihat anggota keluarganya yang datang kesini." jelas marilyn

"terus bagaimana dengan pekerjaan nya ? apa anda tau ? soalnya dia pernah bilang kalausaya tak dibolehkan menanyakan apapun tentang pekerjaan nya " tanya carrel lagi

"emm kalau itu saya tidak tau tuan .. maaf saya masih ada pekerjaan yang harus saya selesaikan. Permisi tuan " jawab marilyn langsung melenggang pergi dari tempat duduknya.

Sungguh ini sangat membuat carrel pusing. kenapa saat dia bertanya tentang pekerjaan louis pada pembantu di rumah itu, dia malah melihat kalau pembantu itu seakan-akan menutup mulutnya agar tak membocorkan sesuatu kepadanya.

Tak mau pusing memikirkan hal itu lagi , lebih baik carrel tidur sejenak agar dia siap dengan acara pernikahan nya atau yang mungkin awal penderitaan nya. Mungkin... hanya tuhan lah yang tau bagaimana kehidupan dia kedepan nya dan bagaimana nasib dia setelah menikah dengan orang yang baru dikenalnya dalam waktu satu hari.

Tbc
=============

Hai hai author datang lagi.
Maaf atas keabsurd an cerita nya.

VOMMENT nya jangan lupa 😬

Save meWhere stories live. Discover now