Chapter 14 : author pov

7.9K 498 9
                                    

SAVE me !
Gay story
Written by : 24white24
=====================

Matahari sudah menunjukan wujudnya.
Seseorang didalam selimut sudah bergerak-gerak. Tak lama matanya terbuka. Hal pertama hang dilihatnya adalah ruangan gelap. Dirinya tau dimana dia berada.

Dia segera berdiri dan membersihkan dirinya. Dilihat di cermin, tubunya oenuh bercak-bercak merah. Malu dirinya untuk mengakui bahwa bekas itu adalah bekas percintaan nya dengan louis. Dihidupkan nya shower dan air hangat merefresh kan tubuhnya. Melemaskan otot-otot nya. Selesai mandi, dia keringkan badanya dengan handuk yang menggantung di pintu kamar mandi. Selesai langdung dia lilitnkan handuk di pinggal kecilnya.

Saat keluar kamar mandi, barulah tersadar kalau louis tak ada diruangan tersebut. Dia temukan sebuah kertas di atas meja dekat lampu. Di bacanya surat kecil itu. Dirinya tersenyum saat membaca isi pesan surat itu. Bagaimana dia tidak tersenyum kalau seseorang yang dicintainya peduli dengan nya. Selesai baca, dia letak kan kembali kertas itu dan berjalan menuju lemari pakaian untuk mencari dan memakai baju yag pas untuk tubuhnya.
Setelah sekian detik mencari, beraikhirlah dengan kaos dan celana pendek yang pas untuk badan nya.

Selesai dengan berganti baju, dia dengar suara ketukan dari luar kamar. Langsung dia berjalan keluar kamar pribadi itu menuju pintu utama mungkin. Dibukanya dan ternyata seorang pelayan yang membawakan nya sarapan pagi. Pelayan itu menaruhnya diatas meja sembari tersenyum carrel mengucapkan terima kasih kepada pelayan uang sudah mengantarkan makanan nya itu.

Di bukanya penutup saji makanan itu. Ternyata empat lembar roti panggang dengan selai dan juga susu vanila yang sangat jelas tercium di indra penciuman nya. Dia ambil roti dan dkmakan nya perlahan sambil menikmati suasana luar hotel. Walaupun sendirian, dia tak akan bosan karena dirinya yak pernah menikmati pemandangan yang sangat memanjakan matanya. Juga suara burung-burung berkicau di pagi hari yang seperti menyambut pagi indah nan cerah nya. Mungkin inilah yang dinamakan hidup.
Diakhiri dengan segelas susu vanilla, carrel menyudahi acara sarapan pagi nya.

Sesuai dengan isi surat tadi, jam 9 tepat dia turun ke lantai satu dan keluar hotel. Dirinya sudah ditunggu oleh sebuah mobil yang menjemputnya. Tak mau tunggu lama langsung dia berjalan masuk kedalam mobil yang akan mengantarnya pulang. Sebenarnya louis sudah mengatakan disurat tersebut kalau carrel boleh pergi kemana saja yang dia mau. Tapi carrel tak mau mati bosan diluar sendirian tak ada acara. Lebih baik dia dirumah saja sambil sesekali membantu bibi marilyn memasak. Apalagi dirinya ingin sekali membuat cupcake coklat.

Mobil yang mengantar carrel sudah sampai di pelataran rumah. Sampai rumah, dirinya teringat kalau ada orang yang masih membuatnya teringat kejadian. Tak mau ambil pusing carrel lebih baik menuju dapur mencari bibi marilyn untuk membantu ya membuat cupcake.
"Bibi " panggil carrel saat berhasil melihat bibi marilyn.

"Eh tuan carrel sudah pulang ? Apa tuan sudah sarapan ?" Tanya bibi marilyn

"Sudah bibi. Emm apa saya boleh minta bantuan bi ?" Tanya carrel sopan.

"Boleh tuan "

"Saya ingin sekali membuat cupcake coklat bi. Jadi saya minta bantuan bibi untuk membantu saya " jelas carrel sembari ersentum kepada bibi.

"Baiklah tuan. Untung saja persediaan sudah ada. Jadi kita tak usah repot membeli bahan bahan nya lagi " carrel senang saat ternyata bahan bahan nya sudah lengkap. Jadinya dia tak usah capek untuk keluar membeli bahan.

Saat ini, carrel tengah menyiapkan benerapa bahan membuat cupcake dengan dibantu bibi marilyn pastinya.
Dengan perlahan carrel membaca resep. Dirinya sempat bingung saat menentukan takaran takaran tepung maupun gula. Tapi lama kelamaan dirinya bisa karena bantuan bibi marilyn.

Diaduk aduk nya adonan cupcake. Sesekali mereka tertawa lepas karena tak sengaja tepung muncrat ke wajah maupun baju mereka berdua.
Awal-awal memang tak sesuai harapan apalagi saat hasil yang mereka buat jauh dari kata layak. Tapi tak sama sekali membuat mereka menyerah begitu saja. Mereka buat lagi adonan baru dan hasil jerih oayah akhirnya terbayar karena cupcakes yang mereka buat berhasil bahkat terlihat menggoda.

Berjam-jam mereka berkutat di dapur. Dan berhasil membuat beberapa cupcakes yang menggugah selera.
Di makan nya satu cupcake. Senang radanya saat kue yang dirinya buat berhasil. Bukti dari jerih payahnya.

Tak terasa waktu hampir mendekati makan siang, tak terasa sekali karena mereka menikmati proses membuat kue. Tapi carrel bingung satu.
"Bibi. Hanna dimana ?"

"Oh nyonya hanna ? Dia dari kemarin pergi tak tau kemana dan sepertinya dia juga belum pulang sampai sekarang" jelas bini marilyn yang di jawab 'oh' oleh carrel.

Tak mau ambil pusing dengan hal itu. Carrel lebih baik menyiapkan makan siang nya yang tentunya dirinya lah membantu bibi. Dirinya hanya tak tega melihat wanita paruh baya yang terus bekerja tanpa berhenti. Apalagi dia mempunyai cucu yang harus dia rawat. Dan juga carrel merasa kalau dia mendapatkan kasih sayang seorang ibu dari dekat dengan bibi. Maka bolehkah dia menganggap kalau sang bibi marilyn itu adalah ibunya. Kalau itu terwujud maka senang rasanya dia.

"Tuan carrel" tepukan bahu mengangetkan nya dari lamunan.

"Ooh iya bi ?"

"Itu tuan makan siangnya sudah siap" ucap bibi marilyn padanya. Dan diangguki oleh carrel.

Lagi lagi dan lagi carrel makan dalam kesendirian. Tapi walaupun begitu dia sudah terbiasa dengan perasaan seperti ini. Maka dari itu dia dengan tenang memakan makan siang nya. Carrel bingung apa yang akan dia lakukan setelah ini. Menonton tv ? Dirinya sangat jarang menonton tv.
Andai saja ada anak kecil yang meramaikan rumah ini pasti dia tak akan bosan seperti ini.
"Tuan" panggil bibi

"Iya bibi. Ada apa ?"

"Kenapa tuan carrel saya perhatikan hanya bengong" bingung bibi marilyn.

"Saya hanya merasa bosan saja bi. Andai saja ada anak kecil dirumah ini pasti suasana akan ramai. Apalagi kalau anak kecil yang masih hyperactive. Hah saya sangat merindukan suasanya itu bi " curhat carrel pada bibi marilyn.

Bukanya bibi marilyn tak mengerti. Sirinya sangatlah peka terhapat tingkah laku tuan nya itu. Dan ya dia bisa melihat dari pancaran mata tuan nya itu kalau sedang bosan ataupun merasa kesepian.
"Mungkin juga karena dulu saya sering menjaga adik-adik tiri saya yang hyper active. Tapi sekarang malah tak ada lagi hahah"  lanjut carrel dengan sedikit tertawa garing.

Mungkin marilyn akan memikirkan cara bagaimana agar tuan kesayangan nya ini tak merasa bosan dirumah. Apalagi memang di akuinya bahwa rumah sebesar ini tak ada teriakan anak kecil sangatlah sepi dan sunyi.

Tbc
===========
Maaf seminggu gak update. Author lagi ujian 😭

Maaf juga karena alur cerita terlalu cepat apalagi makin gajelas. Juga chapter nya segitu-gitu aja gak pernah panjang.

Sorry for typo. Author gabisa edit ulang hahaha 😂

VOMMENT nya guys 💋

Save meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang