chapter 15 : carrel pov

7.5K 499 15
                                    


SAVE me !
Gay story
Written by : devafrn
=====================

Masih terbayang dibenak ku. Ingin sekali aku memiiki anak. Aku sadar diri bahwa aku lelaki dan tak mungkin bisa mengandung ataupun melahirkan tapi setidaknya masih bisa mengadopsi anak dari panti asuhan bukan ? lagipuladengan mengadopsi atau mengambil anak dari panti asuhan dan merawatnya itu sama dengan beramal. Ingin ku bilang kepada louis tapi apa dirinya akan setuju ? aku yakin tidak.

Sepertinya siang ini bakal menjadi siang-siang yang membosankan lagi. Tak ada yang bisa aku lakukan. Kulihat bibi juga sedang mengerjakan sesuatu yang tak ku tau. Tapi dia membawa keranjang .

"bibi" panggilku langsung ku berjalan kearahnya. Bibi tersenyum menjawab panggilanku.

" iya tuan ada apa ?"

"emm bibi mau kemana kok bawa keranjang begitu ?" tanyaku bingung

"oh... bibi hanya akan mengunjungi sebuah kebun milik tetangga bibi" sepertinya seru kalau aku ikut berkebun dengan bibi. Dan dengan itu aku menawarkan diri untuk ikut dan di anggukan oleh bibi tapi tetap saja izin louis.

Kami berjalan kaki menuju tempat perkebunan mungkin hanya beberapa meter saja dan baru aku ketahui kalau di dekat sin ada sebuah perkebunan sayur dan buah-buah an. Sebenarnya tadi seorang supir akan mengantarkan kami tapi ku tolak karena tak mungkin kan kalau ke kebun saja harus di antar memakai mobil. Maka dari itu lebih baik kita jalan kaki saja.

Sampai kebun, ku hirup udara segar. Walaupun cuaca sedang panas, tapi tetap sja aku merasa udara segar katrena dengan banyaknya warna hijau disini jadi tak terasa kalau sekarang adalah siang hari. Kulihat bibi marilyn berjalan ke tengan kebun anggur dan dia memetik tangkai pertangkai anggur itu (maaf author sedang berkhayal...mohon maklum).

Kususul bibi marilyn. Ku dongak kan kepala dan memetik anggur yang sudah matang dan berwarna ungu. Hm sepertinya segar kalau makan langsung dari pohonya. Kuambil satu butir anggur dan kumakan. Sungguh buah yang baru dipetik memang beda dari yang biasa nya karena yang baru dipetik lebih segar.

Setelah merasa capek memetik anggur, aku dan bibi duduk di sebuah tempat istirahat yang beratap. Ku regangkan kaki-kaki ku. Memang saat membayang kan nya tak capek tapi setelah kalian melakukan nya, rasanya pasti bakal capek apalagi dengan aku yang jarang bergerak akhir-akhir ini.

"tuan carrel" panggil seseorang disampingku. Kutolehkan kepalaku ke seblah kanan

"iya bi ada apa ?" tanyaku

"emm...apa tuan sangat menginginkan anak ? maksut saya apa tuan senang jika ada anak kecil berada di rumah tuan ?" apa bibi sudah lupa yang aku bilang tadi setelah makan siang ?

" apa bibi lupa ? aku sangat menginginkan anak bi. Walaupun misalkan aku mengadopsi dari panti asuhan pun tak apa.. Aku akan menganggapnya anak kandung aku sendiri bahkan aku akan menyayanginya " jelasku tulus. sangat tulus sampai-sampai  aku tersenyum membayangkan kalau aku sedang merawan anak kecil yang super aktif apalagi dengan segala ocehan dan tingkah laku menggemaskan nya.

"kenapa tuan tak bilang kepada tuan louis saja ?" aku menolehkan kepalaku seketika

"ingin sebenarnya aku bilang. Tapi aku hanya taku bi.. Takut kalau louis tak mau dan malah membuatku kecewa" kutundukan kepalaku melihat kaki ku. Kurasakan sebuah tangan mengelus punggungku.

"tak usah takut tuan. Tuan louis kan suami tuan dan pastinya dia juga mengerti apa yang tuan carrel rasakan" ya bi aku juga berharap seperti itu.

"tuan harus berani. Mungkin saja tuan louis sayang dengan tuan carrel dan pastinya dia akan menuruti kemauan tuan" lanjut bibi semakin membuatku gusar.

"akan kucoba nanti bi"

Hari sudah hampir sore. Aku dan bibi beranjak pulang kerumah sebelum louis datang dan kita akan menyiapkan makan malam setelah kami pulang.

Sampai dirumah, segera aku berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diriku dan mengganti bajuku yang sangat kotor ini. Selesai mandi, ku pakai bajuku dn segera keluar dari kamar menuju kedapur untuk membantu bibi marilyn memasak makan malam.

Makan malam pun siap tinggal ku tata di atasmeja makan saja. Bibi marilyn sudah pulang kerumahnya karena cucu nya menangis entah apa yang membuat gadis kecil imut itu menangis. Tak lama kudengar pintu terbuka menampakan seseorang yang sangat ku cintai.

Aku menunggu louis di meja makan. Sedangkan louis sepertinya sedang membersihkan dirinya. Beberapa menit kemudian, kulihat dia turun dari tangga dan menuju ke tempat duduk di depan ku.

Kami maklan dengan keheningan tanpa suara sama sekali yag ada hanyalah suara sendok garpu yang bergesekan dengan piring. Kami diam sampai makanan di depan kami habis.

"carrel" panggil nya padaku. Ku dongak kan kepalaku menatap wajahnya. Sungguh indah pahatan tuhan yang diberikan kepadnya ku akuin itu.

" iya ?" tanyaku

"aku dengar kau menginginkan anak ya ?" bagaimana di bisa tau ? aku saja belum bilang kepada dia. Kecuali bibi marilyn yang memberitahukan nya.

" tak usah bingung aku gtau darimana carrel.. Jawab saja " aku menundukan kepala ku dan mengangguk.

"hey kalau ditanya itu jawab jangan malah menundukan kepala "

"i-iya. Tapi kalau kamu menolaik tidak apa " jawabku lirih

"siapa yang bilang aku menolak ?"

"ha ? mak-maksutmu ?" kagetku saat mendengar nya mengucapan itu. Apa berarti aku boleh mengadopsi anak ?

"aku boleh mengadopsi anak ?" tanyaku lagi tak bisa menahan senyumku

"hey siapa yang bilang kau boleh mengadopsi anak ?"

"baiklah kalau tak boleh" jawabku langsung melangkah pergi. Lebih baik aku menuju kamarku saja. Aku tau pasti dia akan menolak keinginanku

"kau tak boleh mengadopsi anak... Tapi kita yang seharusnya mengadopsi" langkahku terhenti saat mendengar kalimatnya. Ya tuhan betapa senang nya aku saat mendengar kalimat itu. Saat itu juga aku berlari dan memeluknya.

"e-eh maaf" maluku saat sadar kalau aku sedang memeluknya. Aku tertunduk malu. Yatuhan bagaimana bisa aku melakukan hal itu. Bisa-bisa dia marah dan tak jadi mengadopsi anak. Badan ku tertari kedepan dan dia mendekapku erat. Ya erat bukan pelukan paksa melainkan pelukan yang err membuatku nyaman.

"kenapa melepaskan pelukan hm ?" tanyanya. aku hanya menggelengkan kepala saja. Saat kepalaku menempel ke dadanya, ku dengar detak jantungnya cepat. Apa mungkin dia merasakan hal yang sama denganku ?

"tapi ada syarat nya kalau mengadopsi anak " ucapnya sambil melepaskan pelukan kami

"syarat ?"

"ya syarat dan kau tak boleh menolaknya" aku bingung syarat apa yang akan dia berikan. Apa syarat nya ini sangat memberatkan ku ? atau mungkin saja

"ap-apa itu ?" tanyaku ragu

"mulai sekarang kau tak boleh tidur di kamarmu itu"

"ber-berarti aku tidur diluar ? atau dikamar pembantu ?" apa itu berarti aku tidur di kamar pembantu? kalau memang itu syaratnya tak masalah bagiku

"bukan.. Mulai sekarang kau harus tidur di kamarku sampai kapanpun" hah ? apa aku mimpi ? tak mungkin kan aku mimpi ? kucubit perutku dan rasanya sakit. Berarti aku sedang tak mimpi.

"sudah tak usah terkejut.. nanti barang-barang mu akan dipindahkan oleh orangku" lanjutnya memegoki ku bengong .

"emm kap-kapan kita mengadopsi ?" tanyaku ragu

"besok juga bisa" jawabnya.

Setelah kejadian yang membuatku sedang sampai langit ke tujuh itu, aku tak berhenti tersenyum. Sungguh senang nya dan semoga saja ini awal kebahagiaan ku dengan nya dan seseorang nanti yang akan menjadi anak ku. Maksutku anak kami.

Tbc
==============

Uhhh author datang lagi. 😉

Sungguh author gatau ya dinegara itu bisa ditanemin anggur apa gak 😂. Yang penting carrel happy.

VOMMENT nya guys 💋

Save meOnde histórias criam vida. Descubra agora