Old Friend

1.2K 35 8
                                    

Lanjut ya ceritanya..

sebenarnya ada nama dam beberapa adegan yang kupinjam (?) dari novel..Haha.. Tapi akan kuselingi dengan imajinasiku jugaa

-------------------------------

Jakarta, tujuh tahun kemudian ...

Dia duduk dibangku belakang mobil berwarna hitam. Dengan kaca mata hitam yang melindungi matanya,cewek itu kelihatan cantik sekali. Rambutnya ikal, halus, dan hitam kecoklatan tergerai sampai pundak.

Kulitnya bersih, ditambah dengan dagu meruncing, bibir mungil kemerahan, dan hidung kecil tapi mancung.

"Yuk, turun, Tecla!" kata wanita berusia empat puluhan yang duduk disampig Tecla, sambil membuka pintu mobil.

"Ya, Ma," Tecla menyahut tanpa menolehkan kepalanya.

Mama melangkah turun dari mobil terlebih dahulu. Lalu Mama menarik tangan Tecla, menuntun cewek itu turun dari mobil.

"Ma,tolong togkatku, Ma...," kata Tecla sambil menahan tangan Mama.

"Oh,ya...," Mama Tecla segera berpaling. Mengambil tongkat yang masih teronggok didalam mobil, lalu memberikanya kepada Tecla.

"Makasih" Tecla menggenggam tongkat itu dengan erat. Menggoyang-goyangkannya kedepan, membuat tongkat itu menyentuh segala macam benda yang berada didepannya. Setelah itu, baru ada kelegaan di wajah Tecla. Dia pun mulai melangkah maju.

Ya. Tecla memang tak bisa melihat. Hanya gelap. Dan terang. Hanya itulah yang dikenalnya sekarang ini.

Mama menekan bel yang terselip dibalik pagar. Beberapa saat kemudian, pintu terbuka. Dua cewek seumur Tecla  berlari keluar penuh semangat.

Kedua cewek itu punya wajah yang persis sama. Bermata sipit, dan berkulit sangat putih, kalau tidak bisa dibilang pucat. Rambut mereka tipis dan lurus. Takkan ada yang bisa membedakan mereka, kalau saja penampilan mereka tidak sangat  berbeda.

"Teclaaaaa!" pekik seorang diantara mereka yang rambutnya berponi. Dia memakai rok bunga-bunga dengan atasan lengan buntung berwarna baby pink .

"Mey !" Tecla mengenali suara cewek itu.

Mey langsung membuka pintu pagar dan merangkul Tecla erat sambil tersenyum lebar.

"Mana Alexa?"tanya Tecla sambil balas merangkul Mey

"What's up, girl ?" cewek berwajah mirip Mey segera menyahut.

Kembara Mey itu penampilannya sangat funky. Rambutnya dicat berwarna merah cherry dan lebih panjang disebelah kanan. Dagunya bertindik, begitupula alisnya. Sebentar-sebentar keluar gelembung permen karet dari mulutnya. Kelopak matanya diwarnai dengan eye shadow warna hitam.

"Alexaaaa," seru Tecla senang.

Sama seperti Mey, Alexa langsung merangkul Tecla.

"Glad to have you here, sister," kata Alexa tulus.

Mama tersenyum melihat tingkah mereka.

"Gue seneng banget elo beneran jadi pindah ke sini, Tecla! Ingat nggak sih, dulu kita tiap hari selalu main bareng? Sampe-sampe ortu gue pernah ngatain elo saudara kembar yang ketiga ?" cerocos Mey ceria.

"Salah,lagi. Nyokap waktu itu bukan cuma bilang kita bertiga saudara kembar. Tapi, kita bertiga saudara kembar siam!" ralat Alexa sambil memberikan tekanan pada kata siam.

Tecla tertawa mendengar celotehan kedua sahabatnya itu.

Hari ini adalah hari pertamanya pindah ke Jakarta. Theola, Papa, dan Mama baru saja tiba di Jakarta tadi pagi . Tapi mama langsug setuju mengantarkannya kerumah Mey dan Alexa.

Sebab Mama tahu, Tecla sudah tak sabar bertemu mereka.

-------------------------------

Oke sampe sini dlu ya ..

Kalo sempet aku lanjutin disela waktu

Kalo gasempet selesai ulangan Ya.

*Sorry for typo

*Don't forget to Vote and Comment

Thanks para Readers..

I Love You All

Blind GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang