5. The Other Side Oh Sehun

2K 250 63
                                    

"Kau?"

"Ya, aku...Oh Sehun, Dewa Aerokinesis. Salam kenal, Stupid Cupid."

Sehun dengan gerakan lambat meletakan satu tangannya di tengkuk leher Irene, mendorong kepala gadis itu semakin dekat ke arahnya, kemudian tanpa ragu iapun memiringkan kepalanya, mendekatkan bibir tipisnya ke bibir Irene.

Blushhh!!!

Kedua kaki Irene terasa melayang di udara seketika. Ia memejamkan matanya menikmati sensasi aneh yang entah kenapa ia justru menyukainya. Bibir yang tak pernah terjamah pun kini dibalut lembut oleh deru nafas harum Oh Sehun dengan sentuhan teramat tipis yang lelaki itu berikan, sangat tipis namun cukup terasa hangat.

Tunggu, Dia Dewa penggangguku!

Irene tersadar, ia membuka matanya setelah merasakan gerayangan tangan Oh Sehun masuk ke dalam saku celana kerjanya. Secepat kilat Irene mendorong tubuh Sehun untuk memberi mereka jarak, ia pun mundur beberapa langkah dengan emosinya yang menggebu.

"Apa maksudmu, apa yang kau lakukan padaku?" Irene cepat-cepat mengusap kasar bibir sucinya yang ternoda dengan emosi yang kini meluap keluar dari rongga dadanya.

Sehun hanya mendesis sembari menegakan tubuhnya sementara satu tangannya bergerak terulur ke depan.

"Kembalikan gelangku," katanya ketus.

Sedetik Irene tertegun, sedetik kemudian ia baru mengerti jika gelang yang ia temukan ternyata milik Oh Sehun. Segera Irene meraih gelang yang ada di sakunya lalu tersenyum sinis.

"Jadi untuk bends ini kau datang kemari, huh?" gelang itu Irene goyang-goyangkan di udara lalu menggenggamnya erat. "Tidak akan!"

"Dengar, aku sedang memintamu secara baik-baik Irene."

"Tidak akan kuberikan padamu! Tidak dengan ciuman menjijikan itu!"

"Aaah..,"Sehun menyunggingkan senyuman nakalnya,"...kupikir manusia berkenalan dengan cara seperti itu. Maaf, aku juga tak tahu apakah yang tadi itu bisa disebut sebagai sebuah ciuman? Bagaimana kalau kita mencobanya sekali lagi?" bujuknya innocent, Sehun lalu mengusap sebelah sudut mulutnya dengan ibu jari menciptakan pemandangan yang bagi Irene sangatlah memuakan.

Irene mendengus kesal, nafasnya naik turun karena menahan emosi. Sejurus kemudian ia meluncurkan sihirnya ke arah Sehun sesaat setelah Sehun melangkah maju mendekatinya.

Tubuh Sehun secepat kilat terhempas ke belakang dan berakhir dengan punggung yang menghantam daun pintu sangat keras. Lelaki itu sedikit meringis merasakan rasa nyeri yang perlahan menderanya. Tapi tak berapa lama ekspresi wajahnya telah kembali normal, kembali ke wajah dingin yang angkuh dan penuh amarah.

"Jangan mendekatiku, aku tidak akan menyerahkan sesuatu yang bisa kau gunakan untuk mengalahkanku," Irene bergeser dari posisinya mencari tempat yang aman agar Sehun tak balik menyerangnya.

Sehun membenarkan kerah kemejanya seraya kakinya melangkah maju dengan rahang wajah yang mengeras. Ia tak suka dikalahkan, namun membalas seorang wanita akan membuatnya terlihat seperti pengecut dan ia benci rasa itu.

"Itu bukan milikmu Irene, benda itu tidak akan bisa menyatu denganmu, kembalikan! mencoba melangkah semakin mendekat, Irene masih bersikeras menolak. Ia tetap bertahan pada keputusannya untuk tidak menyerahkan benda itu begitu saja.

"Kembalikan padaku!!!" Sehun membentak mengingat kesabarannya sudah di ambang batas.

Irene terjebak, tubuhnya tak bisa lagi bergerak kemanapun terhalang oleh dinding yang dua kali lipat terasa dingin menyentuh bagian punggungnya. Sungguh tak ada lagi celah untuknya meloloskan diri sementara Sehun bergerak semakin mendekat hingga tiga langkah kemudian, dua tangan Dewa itu berhasil mengungkungnya, menghimpitnya semakin dalam.

Stupid Cupid (Unpublish~tersedia dalam bentuk Buku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang