Part 11

692 59 0
                                    

Saat jam pelajaran olahraga, Frieska tampak mendribel bola basket dengan santai. Dirinya sedang menunggu Naomi yang sedang ganti baju. Kelas saat itu kosong dan menyisakan Frieska seorang. Kemarin dia mengingat saat bertemu dengan seseorang yang mungkin sangat berarti.

Yang sangat berarti untuk Kakaknya. Ya Farish adalah kekasih Melody semasa mereka masih SMU. Dulu Farish sering main ke rumah mereka. Tapi sejak kepindahan Melody ke sekolah lain dan dia divonis cacat seumur hidup, Farish tak pernah datang lagi. Bahkan saat dirumah sakit.

Kesannya mungkin saat itu Farish seperti tak peduli dengan kekasihnya. Seakan dia tak ingin menerima Melody yang dulu sempurna kini menjadi cacat. Tapi pikiran buruknya berubah saat bertemu dengannya lagi. Dia menceritakan semuanya pada Frieska.

Frieska memejamkan matanya sambil mendongakkan kepalanya. Dia kembali mengingat pembicaraannya dengan Farish saat mereka makan siang disebuah mall setelah Frieska berbelanja bulanan dan Farish mengajak Nabilah bermain.

Flashback

Setelah berbelanja, Frieska berjalan dengan Farish menuju food court sambil mengawasi Nabilah bermain disana. Tapi walaupun mereka sudah memesan makanan, mereka sama sekali tak menyentuh makanannya. Mereka hanya diam sambil saling menatap.

Frieska menunggu kata-kata dari Farish yang sejak tadi mematung. Setelah belanja bulanan, mereka memutuskan untuk bicara sambil makan difood court yang berdekatan dengan tempat bermain anak-anak. Karena tak tahan, Frieska akhirnya membuka suara.

"Sebenarnya apa yang mau diomongin?" Tanya Frieska tak sabar.

"Sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu dan Melody." Ujar Farish.

"Maaf untuk apa?" Lanjut Frieska heran.

"Karena aku gak pernah datang ke rumah sakit saat Melody dirawat dulu."

"Sudahlah. Itu masa lalu. Lagi pula Babang juga udah lupain Mbak Imel kan?"

"Siapa yang bilang begitu?"

"Aku. Babang mau tahu? Dulu pas Mbak Imel divonis cacat seumur hidup, Mbak Imel gak mau makan dan bener-bener depressi. Dan Babang tahu apa yang dia mau saat itu? Dia pengen ketemu Babang. Tapi kemana Babang saat itu? Gak satu kalipun Babang nengokin Mbak Imel."

"Fries."

"Dan akhirnya Mbak Imel harus dirawat lebih lama lagi karena demam tinggi. Sampai lebih dari sebulan dia demam."

"Untuk itu aku minta maaf Frieska. Tapi jujur aku masih mencintai Kakak kamu."

"Apa bukti kalau Babang masih cinta sama Mbak Imel?"

"Ini buktinya."

Farish merogoh kantung celananya dan menyodorkan kotak kecil berwarna merah. Dengan heran dan alis yang bertaut, Frieska mengambil kotaknya dan membukanya. Matanya membesar saat melihat sebuah cincin yang sangat indah.

Ukuran jarinya sesuai dengan jari Melody. Disisi atas kotak cincin itu tertulis kata Melody, will you marry me? Dan Frieska yakin Melody pasti akan menyukainya. Tapi ada yang mengganjalnya. Siapa anak itu? Tadi dia mendengar anak itu memanggilnya dengan sebutan Ayah.

Apa Babang memang sudah punya anak? Berarti dia sudah menikah. Batin Frieska. Frieska mendorong kotak cincin itu dan Farish mengambilnya. Wajahnya sangat serius dan sedih saat melihat lagi cincin itu. Dimasukkannya lagi kotak itu ke aku celananya.

"Hanya satu yang mengganjal pikiranku." Ujar Frieska.

"Apa Fries?" Tanya Farish.

"Anak itu...." Frieska bingung.

I'm Still Here (END)Where stories live. Discover now