22. Salah menebak

920 91 2
                                    

Follow: @bulu_penaa

¤¤¤¤

Reini menghentakan kakinya kesal. Hatinya panas melihat kakak tirinya dekat dengan Damar. Padahal, dia kan sudah menyukai Damar dari awal MOS.

Saat itu Reini hampir saja ingin terjatuh pingsan, tubuhnya sudah sangat lemas untuk mengikuti MOS. Saat ia berjongkok, seseorang menariknya agar berdiri.

"Kenapa? Nggak kuat?"

Reini mengucek-ngucek matanya memastikan penglihatannya benar, ketua OSIS yang selalu diidamkan di sekolah ini menyapa dirinya dan bertanya. Ini sungguh keajaiban bagi Reini.

"Ah, cuma sedikit pusing Kak," ujar Reini sambil memberikan senyuman tipis.

"Jangan di paksain."

"Enggak pa-pa, Kak."

Tiba-tiba Damar menarik tangan Reini. Reini bingung, banyak tatapan mata yang melihat ke arahnya juga. Jantungnya berdetak melebihi ritmenya, wajahnya panas melihat tangannya yang di genggam.

"Udah lo istirahat aja di UKS, jangan di paksain."

"Saya nggak apa-apa kok Kak, saya masih mau ikut MOS," ujar Reini yang sudah tiduran di ranjang UKS, disampingnya ada Damar dengan tangan yang dimasukkan ke dalam kantong celananya.

"Jangan di paksain kan gue bilang, nanti kalau lo pingsan OSIS juga yang repot," ujar Damar sambil berlalu meninggalkan Reini.

Reini terdiam karena mendengar ucapan Damar. Damar seakan teringat sesuatu lalu membalikan tubuhnya.

"Kenapa lagi Kak?" tanya Reini yang kembali membuat senyuman karena melihat Damar kembali.

"Ini, tadi gue beli susu." Damar mengulurkan tangannya yang memegang susu.

"Buat saya Kak?"

"Buat nenek lo."

Reini dibuat bingung, wajahnya sangat polos saat itu.

"Ck, ya buat lo lah. Tadi gue beli tapi gue pikir lagi, mungkin lo butuh ini biar energi lo ada lagi. Pasti lo nggak sarapan tadi pagi, 'kan?"

Reini menerimanya dengan senang hati. Reini tersenyum senang sekali sampai lupa dengan rasa pusing yang menyerangnya tadi. "Makasih ya Kak."

Damar hanya mengangguk lalu kembali ke lapangan untuk mengurusi siswa-siswi baru.

Reini menancapkan sedotan untuk meminumnya. Rasa susu strawberry ini sangat enak dibandingkan ia sengaja beli sendiri.

"Emang bener ya, apapun yang dikasih dari orang yang kita suka akan terasa lebih enak. Mungkin batu kalau dikasih sama Kak Damar juga enak." Reini tersenyum lagi sambil menutup matanya karena terlalu senang.

Reini masuk ke dalam ruang musik yang sangat sepi, Reini menyapu pandangannya, ia rindu untuk bermain biola disini. Tapi kali ini ia ingin mencoba memainkan piano. Ia merasa sedih, mengapa ia bisa suka dengan orang yang ternyata peduli dengan banyak orang, bukan hanya ke dirinya saja?

Ia memejamkan mata lalu membukanya dan memainkan piano dengan nada yang membuat siapa saja merasa tenang saat mendengarnya.

Reini bisa tenang hanya dengan memainkan alat musik untuk mencurahkan isi hatinya yang sedang galau.

Saat Arzan sedang menuju ke kelasnya setelah mencari Sabrina yang tidak dapat ia temukan, ia mendengar suara alat musik yang dimainkan di dalam ruangan itu. Arzan membuka sedikit pintu ruang musik. Selama ini, hanya ia yang suka bermain piano di sana, sekarang siapa yang memainkan piano di tempat sepi dan seram seperti ini.

Dear Heartbeat [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora