"DUA orang gadis aneh yang tak pernah ribut dari dunia persilatan "
"Salah satu diantaranya bukankah gadis suci dari Nirwana ?" seru Gak In Ling dingin.
Setelah berhenti sebentar, lanjutnya. "Aku sama sekali tidak bermaksud untuk ribut atau merebut kekuasaan dengan mereka."
"Engkau telah mengacau dan mengganggu ketenangan dunia persilatan, membuat orang jadi tak tenang dan merasa kuatir terus, menurut anggapanmu apakah mereka bersedia melepaskan dirimu dengan begitu saja ?"
Gak In Ling tertawa tawa.
"Melepaskan diriku atau tidak aku orang she Gak takkan menggubris, yang jelas setiap orang yang kucari tak ada kemungkinan untuk hidup lebih lanjut dikolong langit ini."
Mendengar perkataan itu hwesio tua ini terperanjat, air mukanya agak berubah tapi hanya sebentar saja telah lenyap kembali, dengan suara hambar sengaja ia bertanya.
"Gak sicu, apakah engkau bersedia mengetahui siapakah perempuan kedua yang kumaksudkan itu ?"
"Lebih baik kita tidak usah membicarakan tentang masalah ini." tukas sang pemuda dengan cepat, setelah berhenti sebentar tiba-tiba ia berkata lagi dengan suara dalam. "Taysu, orang she Gak ada satu permintaan, apakah taysu dapat mengabulkan ?"
Sekali lagi air muka hwesio tua itu berubah hebat, sesudah ragu-ragu sebentar, katanya.
"Asal aku bisa melakukan permintaanmu itu pasti akan kupenuhi, katakanlah, apa permintaan sicu itu."
"Aku orang she Gak ingin sekali melihat tangan kanan taysu itu."
Sepasang mata hwesio tua yang semula tertutup tiba-tiba melotot besar, sinar yang tajam bagaikan pisau menatap wajah pemuda itu tanpa berkedip. diatas wajahnya yang tenang dan ramah terlintas napsu membunuh yang amat tebal.
Hal ini menunjukkan bahwa ucapan dari Gak In ing telah menyinggung perasaannya, atau telah menyinggung rahasia hatinya. Sambil melangkah maju kedepan padri itu berseru.
"Bolehkah aku mengetahui lebih dahulu, apa maksud Gak sicu ingin melihat lengan kanan ini ?"
"Apakah taysu tidak bersedia ?" jawab Gak In Ling dengan sorot mata tajam pula, "Toh pekerjaan ini terlalu gampang dan bisa dilakukan oleh siapa pun."
"Hmm, engkau menaruh curiga bahwa aku merupakan orang-orang yang harus menerima akibat dari perbuatanku seperti halnya dengan Tiang- kang Sam- kiat sekalian ?"
"Tentu saja aku berharap bahwa engkau bukanlah orang yang kumaksudkan itu ?"
Hwesio tua itu segera tertawa dingin.
"Andaikata aku menampik permintaan dari sicu ?"
"Menampik ?" napsu membunuh melintas di atas wajah Gak In Ling, tiba-tiba ia menghela napas panjang dan melanjutkan.
"Ha haa Buddha Antik, setelah aku orang she Gak punya keinginan untuk melihat lengan kananmu. Maka engkau tak akan bisa menampiknya kembali " Perlahan-lahan ia maju kedepan dan mendekati Buddha Antik tersebut.
Napsu membunuh menyelimuti seluruh angkasa, dengan pandangan tajam Buddha Antik menatap wajah musuhnya tanpa berkedip. lalu ejeklnya sinis. "Engkau yakin bisa menunjukkan keinginan mu itu"
Hawa murni secara diam-diam dihimpun ke dalam tubuh dan siap melancarkan serangan, rupanya hwesio tua ini sudah terbakar hatinya oleh napsu membunuh. "Boleh coba saja "jawab Gak In Ling sambil maju kedepan-
Tiba-tiba ia membentak keras, dengan jurus kim liong-tam-jiu atau naga emas menunjukkan cakar mencengkeram bahu Buddha Antik, gerakannya cepat mengejutkan, bayangan manusia berkelebat lewat dan tahu-tahu serangannya sudah mengancam tiba.

CITEȘTI
Telapak Setan - Gu Long
FantezieDemi membalas dendam atas kematian keluarganya, Gan In Ling terpaksa mempelajari ilmu yang sangat mengerikan yaitu Telapak Maut, walaupun umurnya tinggal beberapa bulan lagi. Demi membalas dendamnya ia terpaksa bersifat kejam membunuh siapa saja yan...