8. Alex pov.

1.2K 57 0
                                    

Haii, maaf baru update, enjoy reading!😊

Saat ini aku sedang menunggu Claudi selesai kuliah di parkiran.

"Hai!" aku menolehkan kepalaku melihat Claudi dan Laura berjalan ke arahku.

"Lama!" aku menggerutu kesal.

"Sorry" Claudi memeluk sebelah lenganku.

"Bye Laura!"

"Hhh, buruan pacaran sana! Hubungan gajelas amat digantung terus!" kulihat laura menggerutu melihat kita.

"Siap nanti besok resmi kok!"

"Apaansih Alex!"

"Yaudah bye, gue mau pulang dulu. Alex jangan macem-macem ya sama Claudi! Resmiin dulu baru gue bolehin buat macem-macem sama Claudi!"

"Sip, Ra!" aku mengangkat jempolku ke arah Laura.

Setelah Laura menghilang dari pandangan kami, aku dan Claudi segera masuk ke dalam mobil, aku segera melajukan mobil ku keluar dari kampus.

"Sudah makan?" Tanyaku.

"Belummm"

"Makan dulu yuk?"

"Oke, dimana?"

"Situ" aku menunjuk restoran yang berada di pinggir kiri jalan.

"Sure."

∆∆∆

"Kamu mau pesen apa?"

"Aku terserah kamu aja deh, Lex"

"Okay" lalu aku menyebutkan pesanan kami pada pelayan.

"Hujan" aku mendengar Claudi menggumam pelan. Aku melihat ke jendela yang berada di samping meja kami. Hujannya sangat deras, kilat dan petir juga terdengar menggelegar.

"Ehm, enak nya tidur ya?" aku tersenyum melihat wajah cantik Claudi yang terlihat lelah.

"Iyaa, aku pengen pulang trus tidur" Claudi mengerucutkan bibir manisnya, sikap yang paling kusukai dari dia, menggemaskan.

"Tidur sini aja"

"Gimana caranya?"
Aku menyenderkan kepala Claudi pada bahuku, kebetulan kita memilih meja dengan sofa berbentuk setengah lingkaran, jadi kita saling duduk bersisian.

"Feel comfortable sweety?"
Claudi hanya menganggukkan kepalanya lalu mulai memejamkan mata indahnya.

"Tidurlah, aku akan membangunkanmu jika pesanan sudah datang" aku mengelus-elus rambut Claudi dengan pelan.

Setelah 15 menit kemudian, pesanan kami akhirnya datang, aku membangunkan Claudi dan menyuruhnya menghabiskan makanannya dengan cepat.

"Alex?"

"Ya sweety?"

"Suapinn"

Aku tertawa kecil melihat Claudi merengek pelan padaku. Lalu, aku memotong beef tenderloin steak miliknya menjadi potongan-potongan kecil dan menyuapkan nya pada perempuan manis yang duduk di sampingku.

Aku menyuapi Claudi dengan telaten sampai makanannya habis. Sambil menyuapinya, aku juga menghabiskan makanan yang ku pesan.

"Thanks Alex" Claudi tersenyum manis kepadaku, that's my favourite.

"Alex, i need some tea without sugar, please"

"Okay sweety" aku memanggil pelayan lalu memesankan minuman Claudi.

Sambil menunggu minuman Claudi datang, kita berbicara mengenai banyak hal mulai dari hobi, hal yang paling disukai dan ditakuti. Mungkin, orang yang melihat kita berdua menganggap kami pacaran. Well, doakan saja semoga itu menjadi kenyataan.

Aku juga baru tau jika ternyata Claudi jago memasak, ia penakut atau lebih tepatnya gasuka dengan hal-hal yang berbau horror, dan ia paling suka berenang.

Aku harus mencari waktu yang tepat untuk mengatakan perasaan ku pada Claudi secepatnya. Aku ingin segera ia menjadi milikku, kita berpacaran, bertunangan, lalu menikah.

Mikir apa kau ini Alex! Pacar saja bukan, dasar payah. Haha, poor me.

Aku berpikir apakah mungkin sekarang waktu yang tepat, aku memberanikan diriku, aku mengetuk-ngetuk-an jariku diatas meja, hal yang biasa kulakukan ketika sedang gugup.

"Claud.."

"Ini pesanannya"

Ucapanku terhenti saat melihat ada pelayan--eh mungkin tidak bisa dikatakan pelayan, karena lelaki yang mengantarkan minuman itu memakai kemeja berwarna biru laut dengan lengan yang digulung sampai siku, memakai celana bahan, dan sepatu pantofel berwarna coklat yang mengkilap. Otakku langsung berpikir, mungkin ia yang punya restoran ini dan sengaja memantau kinerja restorannya tersebut dengan mengantarkan pesanan pelanggannya sendiri.

"Ah, ya terimakasih" aku tersadar dari tanggapanku tentang pria di depan ku ini. Tapi ada yang aneh, pria ini tak kunjung pergi dari mejaku. Aku melihat mata Claudi sedang bertatap lama dengan pria yang kusebut sebagai pemilik restoran ini--menyamar sebagai pelayan.

Aku menyadari mereka saling bertatap lama seolah ada kerinduan yang sangat dalam antara keduanya. Walaupun kulihat mata indah Perempuanku terlihat berkaca-kaca berusaha menahan sekuat tenaga agar tangisnya tidak pecah. Ahh, kenapa kau sibuk komentar Alex! cepat, tanyakan ada apa!

"What's wrong?"
Aku menepuk pelan pundak Claudi sebelum pria -pelayan- tersebut menarik Claudi mendekat ke arahnya lalu mendekap erat tubuh Claudi.

Aku tidak bisa melihatnya, terasa sesak dan lidahku kelu untuk sekedar bertanya. Kaki otot ku lemas melihat Claudi menumpahkan air matanya di bahu sang pria itu.

Sorry kalo dikit, baca terus yaaa!! Keep vomment!

#tbc

You Are My PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang