BQ CP-67

7.3K 391 18
                                    


Holla... aku next lagi nih, maaf ya nunggu lagi 

lagi menyusun cerita baru lagi, yang entah kapan aku publish, tentunya setelah cerita selesai biar pembaca tidak terus menunggu :-)

jangan lupa vote dan komen ya :-* :-*


selamat membaca =====


Malam kian larut, kecemasan serta ketegangan begitu sangat terlihat dari raut muka ali, dinda,adit dan bi nana, Pasalnya sedari siang tadi prilly tak kunjung sadar. Di villa yang begitu besar Cuma ada bi nana dan ali, karena papa prilly keluar negri untuk urusan pekerjaan yang tidak bisa di tinggalkan, begitupun dengan keluarga ali yang sama-sama ke luar negri. Ali sengaja tak memberi tau sahabat prilly karena tak ingin mereka khawatir.

Ali sedari tadi berjalan mondar-mandir berusaha menghilangkan kecemasannya, namun tanpa sadar sikap seperti inilah yang membuat adit dan dinda ikut khawatir. Begitupun dengan bi nana yang selalu menangis melihat keadaan prilly. Dengan selang infus yang menancap di tangan mungilnya serta selang oksigen yang berada di hidung runcingnya.

"li,, lo bisa diem gak, duduk gih,,"bentak adit yang merasa sudah empet dengan ali yang terus mondar-mandir. Tatapan tajam kini mengarah pada adit.

"maksud lo apa? Lo gak suka gue ada disini ha? Maksud lo apa?" nada tinggipun keluar dari mulut ali

"bukan begitu maksud gue li, lihat pada kaca bagaimana lo saat ini,, lusuh men, pucet,, lo juga btuh istirahat. Bukan kaya gini, mondar-mandir gak jelas. Lo fikir Cuma lo yang panik, kita juga panik,, dan lo fikir saat prilly sadar dia suka dengan penampilan lo yang kaya gini, dia bakalan marah,, sekarang lo istirhat. Biar gue yang jagain prilly.." adit dengan memegang bahu ali

Saat ini penampilan ali sungguh sangat lusuh, rambut yang berantakan, kemeja dengan kancing yang terlepas, kemeja yang tadinya licin sekarang berubah menjadi banyak lipatan alias tidak rapi atau lungset,serta Mata ali yang membengkak karena terus menangis. Bibir ranum berwarna pink kini berubah menjadi pucat. Sungguh hinanya ali saat ini.

"adit bener li, lo juga butuh istirahat, biar gue dan adit yang jagain prilly. Dia cewek kuat, gue yakin dia bakalan sadar.. cuci muka gih, istirahatlah.." ucap dinda yang tak kalah khawatir

"ini salah gue, kalau saja gue gak ikut meeting semua gak bakal kaya gini. Prilly gak bakal kaya gini din,dit.." sesal ali

"semua bukan murni kesalahan lo li,, ini takdir, takdir yang harus kita semua jalani,, lo jangan terus nyalahin diri lo. Yang lo lakuin saat ini hanyalah berdoa, istighfar, tabah dan berserah pada allah. Lo percaya kan prilly cewek kuat? Dan lo pasti percaya kan atas kuasa-NYA? Istirahatlah kondisimu sedang tidak baik.." tambah dinda

Ali yang tak ingin melanjutkan perdebatan akhirnya menuruti apa kata dinda dan adit. Kini ali meringkuk diatas sova yang tak jauh dari prilly. Ali mencoba mengistirahatkan otak serta badannya karena memang sangat capek dan pening. Sedangkan dinda dan adit terus berjaga menunggu prilly. Begtupun bi nana yang ikutan berjaga meskipun terkadang tertidur, maklum bukan hanya masak yang bi nana kerjakan, namun juga beberes rumah dan halaman yang harus dikerjakan bi nana, pasti capek sangat melandanya, apalagi bi nana sudah tidak muda lagi.

Hening semakin hening,, jarum jam pun terus berputar dan menunjukkan pukul 02:25, hanya adit yang terjaga, kareda dinda sudah tak kuat lagi menahan kantuk yang melanda.

"mama..."

Adit pun langsung terbagun dari duduknya setelah terdengar rintihan kecil. Pandangan adit terfokus pada prilly yang terus memanggil mamanya. Entah kenapa air mata adit pun langsung menetes. Adit yang faham bahwa prilly akan segera sadar, dengan gerakan cepat adit membangunkan ali dan membisikan bahwa prilly sadar. Seketika ali bangun dan langsung memegang tangan prilly dengan erat, menanti dengan pasti mata indah itu terbuka lebar.

Baby Queen !!Where stories live. Discover now