Hello

5.8K 553 30
                                    

"Maaf."

Jungkook bergumam dan memutus sambungan di ponselnya, dia masuk ke dalam tanpa sempat melirik kembali pada lelaki yang tidak sengaja dia tabrak. Menaruh ponselnya tergesa, dan membuka jas hitamnya yang basah. Dia menunduk membiarkan beberapa tetes air hujan jatuh dari surai hitamnya. Tanpa sengaja mata sehitam arang itu menemukan benda berkilau di ujung sepatunya, hatinya tergelitik untuk mengambilnya.

Menyipitkan matanya dan menegakkan kembali tubuhnya, rahang tegas itu terangkat dengan tetesan air yang mengalir mengikuti garis rahang itu saat dia mengangkat cincin itu ke atas. Kemudian dia menurunkannya dan matanya mengangkap sebuah punggung sempit yang sepertinya kebingungan.

Mungkin ini miliknya, Jungkook melangkah pelan berusaha tidak mengagetkan lelaki itu.

"Maaf, apa ini milikmu?" Lelaki itu tampak terdiam, Jungkook hendak menyentuh pundak itu, sebelum orang itu berbalik, mata hitamnya melebar dari ukuran normal saat menangkap lensa coklat gelap itu kini melirik tangannya kemudian menatapnya.

"Tae?"

Taehyung tersenyum tipis, sangat tipis nyaris tidak terlihat.

"Itu milikku." Jungkook melirik tangannya, gerak tubuhnya jadi sangat melamban akibat keterkejutan, tidak percaya, kaget dan.. rindu pada sosok itu. Jungkook perlahan mengulurkan tangannya, Taehyung menunduk dan mengambilnya dan menggenggamnya erat.

Banyak menit yang mereka lewatkan, Taehyung hanya menunduk dan sulit bergerak dari tempatnya, bagian dari hatinya berkhianat enggan pergi, sedang Jungkook menatap lekat pada Taehyung.

"Jadi kau sudah tahu tentang Yonghee?"

Taehyung sebenarnya marah, seberapa kerasnya dia memutar balikkan kejadian waktu dia nyaris saja tertembak dia tetap saja sulit untuk menggerakkan tangannya dan menampar Jungkook, memerintah lelaki brengsek itu untuk tidak bersuara. Memohon pada Tuhan agar Jimin dengan ajaibnya menjemputnya dan membawanya pergi, karena dia sendiri sulit mengambil kontrol dari tubuhnya sendiri.

Taehyung juga sedih, mengingat dia tidak sanggup melakukan apapun dengan perasaannya, termasuk beberapa tahun yang dia lewatkan dengan Jimin bahkan begitu saja menguap hanya dalam hitungan detik pertemuan ini.

"Aku datang." Taehyung lebih pada berucap pada dirinya sendiri. Jungkook melangkah melewati Taehyung. Jungkook menelan ludah karena nyatanya dia ingin sekali memeluk Taehyung seerat yang dia bisa.

Tapi dia tidak bisa, sayangnya.

Tidak, jika dia masih memiliki rasa malu, Taehyung berbalik dan menatap punggung Jungkook. Dalam hati dia memerintah sistem otaknya untuk menggerakkan seluruh sarafnya untuk bergerak pergi.

"Aku memiliki seorang putri sekarang. Jadi bagaimana denganmu?" Jungkook berdiri tepat di depan foto Yonghae, kaca frame memantulkan bayangan Taehyung yang membuat hatinya sedikit senang karena Taehyung mau tetap ada di situ, meski jika saja dia bisa dia ingin menahan Taehyung lebih lama.

"Aku baik."

"Dimana kau tinggal- tidak usah di jawab, maaf-"

"Tidak jauh dari rumah sakit St. Mary, Seoul, tempatku bekerja."

Terlalu detail, bahkan Jungkook tidak menyangka Taehyung akan dengan biasa saja memberitahunya, tidak tanpa paksaan dan hanya sebuah pertanyaan tapi Taehyung menanggapinya, menjawabnya dengan detail, termasuk profesi, tempat kerja dalam satu kalimat.

"Aku sudah bertunangan."

Jungkook terdiam, tentu saja, dia sudah melihatnya tadi, cincin itu tentu bukan cincin sembarangan.

One Way LoveOnde histórias criam vida. Descubra agora