Bag 11: Hari Kedua Terdampar

90 17 0
                                    

Hari kedua Syams, Andre, dan Jasmin terdampar di dasar bumi itu, tentunya merupakan hari yang terberat untuk mereka. Beraktifitas dengan perasaan cemas, serta rasa takut di benak mereka. Namun, mereka menyadari bahwa kalau tidak melawan rasa takut itu, maka mereka akan mati sia-sia di tempat itu.

Pagi ini mereka sudah terbangun dari tidur nyenyaknya, walaupun rasa pegal masih menggeluti badan mereka. Syams mencoba memeriksa keadaan di luar gua itu. Syam mengeluarkan kepalanya secara perlahan keluar dari mulut gua terbut, sambil melirik ke kanan dan ke kiri.

"Sudah aman guys," kata Syams sambil berjalan keluar dari mulut gua itu.

"Ayooo," ucap Jasmin sambil menarik tangan Andre.

"Iyaaa," jawab Andre.

Mereka bertiga berjalan ke arah air terjun, tempat mereka jatuh kemarin, untuk membersihkan badan, dan mengambil persediaan air untuk mereka. Di perjalanan mata mereka mengawasi sekitar, sambil mencari wadah untuk menyimpan air minum. Tak berselang lama, Andre melihat sesuatu.

"Guys look at there," ucap Andre sambil menunjuk ke samping. Jasmin dan Syam menoleh ke Andre, lalu melihat apa yang di tunjuk Andre. Sebuah kerangka hewan yang besar, mereka temukan. Dengan perasaan was-was mereka mendatangi kerangka tersebut.

Beberapa bagian dari kerangka itu, mereka ambil yang sekiranya berguna untuk mereka. Syams membawa kepala kerangka sebagai wadah air, Andre mengambil beberapa tulang rusuk yang tajam untuk dijadikan senjata. Mereka lalu meneruskan perjalanannya

Sesampai di air terjun, pertama-tama mereka membersihkan tulang-tulang yang mereka temukan tadi, menggunakan tanah lalu menggosoknya dengan dedaunan, kemudian menyiraminya dengan air, mereka mengulangi itu selama tiga kali, sampai benar-benar bersih.

Syams kemudian mengambil air jernih dan terlihat bersih, yang menurutnya bisa diminum, menggunakan kepala kerangka tadi, lalu meletakkan wadah itu di pinggir batu. Setelah itu, Syams mencuci bajunya dengan mengucekknya di atas batu.

Di pinggir air terjun, Andre dan Jasmin berpencar mencoba mencari ikan di air terjun itu. Dari kejauhan Andre melihat Syams hanya mengucek pakaiannya

"OEEE...!!! bantuin, tidak mau makan apa?" teriakan Andre sambil melempar tanah basah ke badan Syams.

Syam lalu menoleh ke Andree "Iyaaa...! Sabar kali!" sambil berjalan masuk ke pinggir air terjun.

Tak berselang lama Jasmin tiba-tiba berteriak "Horeee... aku dapat besaaaar," lalu menunjukkan ikan besar tangkapannya ke arah Andre dan Syams. Jasmin kemudian membawa ikan itu ke daratan, lalu kembali lagi masuk ke air.

Tidak lama kemudian Syams juga menangkap ikan yang tidak kalah besarnya dari punya Jasmin "Yessss... saya juga dapat nih, kamu mana, Ndre?" ucap Syams meledek Andre.

"Tungguuu," jawab Andree.

Beberapa menit kemudian Andre juga mendapatkan ikan "Ini... saya juga bisa dapet!" ujar Andre sambil menunjukkan tangkapannya.

Syam dan Jasmin langsung menengok ke arah Andre, lalu tetawa terbahak-bahak melihat tanggapan Andre yang sangat kecil, "Ndre, itu ikan apa jempol kaki, kecil banget!" ucap Jasmin meledek Andre lagi.

Mereka pun melempar canda dan tawa bersama, namun, beberapa menit kemudian mereka tiba-tiba merasakan getaran seperti gempa, seperti yang dirasakan sebelumnya,

"Ayoooo... cepet temen-temen," ucap Syams lalu berlari mengambil barang-barang yang mereka temukan tadi.

Syam membawa wadah air, Andree membawa tulang-tulang, dan Jasmin membawa ikan yang mereka tangkap.

"Buruaaaan!!!" ucap Syams dengan muka panik.

Mereka berlari kembali ke gua tempat tinggal mereka, tetapi di arah berlawanan dua hewan predator mengejar mereka.

Hewan predator itu mengejar mereka hingga semakin dekat, dengan gua tempat tinggal mereka. Sesampai di gua mereka langsung masuk ke dalam gua itu, hewan predator itu memaksakan masuk ke gua itu, namun, badannya tidak muat. Di dalam gua, dengan cepat, Syams mencoba mengambil kayu bakar lalu meletakan kayu itu di atas bara api, lalu meniupnya dengan cepat hingga kayu itu terbakar.

Syams langsung berlari menyodori mulut hewan itu dengan kayu yang berapi itu sambil berteriak.

"Pergi kau monyeeettt!!!"

"Itu bukan monyet Syams," teriakan Andre ke Syams yang hanya terdiam melihat Syams melawan predator itu.

Melihat api yang dipegang Syams, dengan cepat dua hewan itu berlari ketakutan. Syams lalu diam sejenak dan heran,

"Mengapa hewan itu sangat takut dengan api?" bisikan dalam hati Syams.

Syams akhirnya menyadari kalau sekarang mereka punya senjata yang ditakuti, hewan-hewan predator itu.

Mereka bertiga kemudian duduk di dekat bara api, menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya, merasa lega karena hewan itu sudah pergi dan semoga tidak akan kembali lagi.

Setelah itu Jasmin kemudian menusuk mulut ikan tangkapannya tadi dengan ranting pohon, lalu meletakan ikan itu di atas bara api. Syams kemudian bertanya ke Andre dan Jasmin, "Kenapa ya hewan-hewan itu, sangat takut dengan api?" lalu mendekatkan kedua telapak tangannya di dekat bara api.

"Ga tau lahhh Syams, yang jelas berkat api ini, kita bisa lebih aman di tempat ini," jawab Jasmin sambil membalik ikan yang ia bakar itu.

Beberapa saat kemudian ikan itu sudah matang,

"Ini untukmu Syams," kata Jasmin sambil memberikan ikan ke Syams.

"Dan yang paling besar ini buat kamu Ndre" lalu tersenyum ke Andre.

Mereka langsung memakan ikan itu dan membaginya secara rata walaupun tangkapan Andre sangat kecil. Ikan itu dimakannya dengan lahap sambil membincangkan kegiatan selanjutnya.

"Kayakknya, kita harus membuat perlengkapan makan deh?" tanya Jasmin ke mereka.

"bagaimana caranya?" Jawab Andre.

"Kita buat aja dari tanah liat" balas Jasmin.

"Ya udah, begini saja, bagaimana kalau nanti sore, kita mencari tanah liat dan juga buah buat stok kita," saran Syams.

"Ya udah Ayoo," jawab Jasmin.

"Ya udah lah terserah kalian saja lah, saya ngantuk" ucap Andre sambil menguap.

"Dasarrr pemalas!" kata Syams dengan sedikit eksperesi kesal.

Note: lanjutan cerita akan di upload secara berkala

WORLD OF THE WORLDWhere stories live. Discover now