TwentySix : Selamat atau Tidak?

95 8 5
                                    

*

Jeandra memarkirkan mobilnya, dengan terburu buru dia keluar dari mobil dan membuka pintu belakang mobilnya.

Norman ikut keluar dan membantu Jeandra mengeluarkan Mirna yang pingsan.

Jeandra menggendong gadis itu dengan tergesa gesa dan masuk ke dalam rumah sakit diikuti Norman dibelakangnya.

Tak lama Akbar juga sampai di parkiran rumah sakit. Adilah segera turun dan mengambil Nadia yang berada di depan Akbar.

Akbar membuka helmnya dan menggantungnya di spion motor.

Dia mengambil Nadia dari gendongan gadis itu dan berjalan cepat masuk ke dalam rumah sakit di ikuti Adilah.

^^^

Beberapa orang suster yang melihat Jeandra masuk dengan menggendong Mirna yang pingsan, dengan sigap mendorong tempat tidur pasien ke arah mereka.

Jeandra langsung membaringkan Mirna di tempat tidur itu dan mengikutinya.

Hal yang sama juga terjadi pada Nadia yang dibawa keruangan yang sama dengan Mirna.

Unit Gawat Darurat.

Norman berlari kecil ke kamar rawat Mama.

"Mirna selamat!" serunya sambil membuka pintu.

Karina, Aci dan Sapna tersenyum senang dan mengelus dada.

Mama juga tersenyum senang dan menitihkan air matanya. Dia bersyukur anak sulungnya bisa di selamatkan.

"Tapi.."

"Tapi kenapa kak?" tanya Aci yang melihat raut wajah Norman mendadak suram.

"Mirna pingsan, dia di UGD sekarang."

Ketiga gadis itu saling menatap sendu.

"DaengMina baik-baik aja kan kak?" tanya Sapna cemas.

"Ya semoga aja.. Dia pingsan, terus pipi kanannya bengkak."

Mama mengigit bibir bawahnya, beliau ingin menangis tapi ditahannya. Dia tak boleh menangis, beliau sudah berjanji pada anak sulungnya untuk tidak menangis hanya karena dirinya.

"Jeandra nunggu Mirna di sana." kata Norman.

'Ya Allah. Semoga hal buruk tak terjadi pada anakku.'

***

Jeandra, Adilah dan Akbar menunggu dengan cemas. Mereka duduk di kursi ruang tunggu depan UGD.

'Ya Allah, semoga Mina baik-baik aja' Jeandra berdo'a dalam hati.

Lelaki itu menggerakkan kakinya dengan tak sabar, dia berdiri dan berjalan mondar mandir di depan pintu ruang UGD.

"Eum.. Gue - gue mau pulang. Udah jam 18:30. Pasti ayah nyariin. Gue takut kena omel nih, tapi gue juga gak mau ninggalin Mina dan Nadia." kata Adilah.

Akbar dan Jeandra menatapnya.

Jeandra tersenyum "lo pulang aja. Nanti gue kabarin keadaan mereka ke elo. Makasih banget dil, kalo bukan karena elo, mungkin gue gak bisa ngeliat Mirna lagi."

Adilah balas tersenyum "gue cuma ngelakuin apa yang seharusnya gue lakuin buat sahabat gue je. Kalau gitu gue pamit. Nanti kabarin gue ya! Besok insyaAllah gue bakal ke sini sama Irnita dan Nur."

"Saya anter kamu." kata Akbar yang dengan tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya.

Gadis itu tersenyum menunjukkan lesung pipit di kedua pipinya dan menggeleng pelan "gak usah, saya biasa pulang sendiri."

Unbelievable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang