~|~Tatakai!!!~|~

37 1 1
                                        

Nikko P.O.V

Aku sedang berjalan sendirian dari warung(habis beli pulsa tentunya) sendirian sambil memainkan HP. Tatapanku tertuju ke layar HPku tapi fokusku berlari ke suara tapak kaki yang mengikutiku sejak tadi. Awalnya aku pikir hanya orang yang rumahnya searah denganku, tapi setelah aku sengaja berjalan ngasal keliling komplek perumahan ini, orang ini masih mengikutiku juga. Setiap kali aku mempercepat langkahku, ia juga melakukan hal yang sama. Dan sekarang, aku punya 1 rencana di otakku. Aku simpan HPku didalam kantung celanaku dan…

"LAARIIIIIIIII!!!!!!!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Nikko P.O.V

Tepat setelah aku lari, orang asing itu juga ikut lari. Dan sialnya, aku tak bisa berlari dengan cepat dan…

Kalian pasti tau selanjutnya apa yang terjadi…

… no…?

OK! FINE! Aku di tabok di belakang kepala dan jatuh pingsan lalu semuanya jadi hitam geuuulap(gelap).

Ngerti 'kan sekarang?!

~|~

"Weh kok Nikko belum pulang, ya…? Takutnya ada apa-apa, ih…" ujar Yuki dengan khawatir saat melihat hari semakin gelap dan teman teralaynya itu belum pulang juga. Checan memukul kepala Yuki.

"Kata adalah do'a, bolot" ucap Checan sebelum menengok ke arah yang lainnya. "Kita susul si Nikko mau, gak? Mungkin aja dia lagi di traktir ama cogan" kata Checan lalu menyeringai ketika melihat Maehara yang memanas. Maksudku, asli memanas. Asap keluar dari atas kepalanya dan wajahnya merah merona. Irkmark muncul di sekitar daerah kepala Maehara.

Rin terkekeh pelan, "dari pada nungguin disini, mendingan emang kita susulin aja si Nikko" ujar Rin, khawatir Maehara akan membunuh Checan jika ia tak melakukan sesuatu. Mereka semua pun setuju untuk menyusul/mencari Nikko kecuali Asano, yang sedang sakit flu berat, dan memutuskan untuk berpencar dalam hal ini.

~|~

"… hnm? Mhnhhnmhn?(hah? Dimana gua?)" Mata Nikko mengamati sekelilingnya dan mendapati seorang anak(mungkin) SMA sedang merokok tidak jauh dari posisinya berada.

"Ah, kau sudah sadar rupanya. Kalau dilihat lagi kau memang mempunyai wajah yang cantik. Mungkin bermain denganmu sebentar sebelum menjualmu akan menyenangkan…" ujar orang itu dengan senyum yang menyeramkan. Nikko bergidik ngeri namun tetap menyorotkan matanya ala death-glare.

"Mhnhm mhnnnhmm mhnhnnmmpf!(lepaskan aku makhluk biadap!)"

"Jika kau menyuruhku untuk melepaskanmu, jawabannya adalah 'tidak', bocah" jawab orang itu. Kerutan di dahi Nikko bertambah. Orang itu berjalan mendekati Nikko sebelum ia menghembuskan(nafas terakhirnya) nafas rokoknya ke wajah Nikko. Nikko batuk-batuk, sedangkan orang itu hanya terkekeh.

"Tenang saja, bit@h, kau akan merasakan bagaimana rasanya jadi pelacur saat aku jual tubuhmu ini. Tapi untuk saat ini--" mulai orang itu namun terpotong oleeeeh…

"--kau sebaiknya tutup mulutmu dan berhentilah merokok sebelum rokok itu membunuhmu dan orang-orang di sekitarmu" ucap seseorang dari belakang pria itu sambil menepuk pundaknya. Pria itu mendecih.

"Aku sudah tau!…………………… Tunggu dulu! Si--!"

"Surprise, motherfvkker."

Buugh!

"Haaaaaah… aku pikir dia akan melawan balik tapi ternyata tidak" ucap Maehara, menatap pria yang pingsan itu sambil mengusap-usap belakang lehernya. Maehara berjalan ke arah Nikko dan melepaskan lakban yang menutupi bibirnya dengan lembut. Nikko menatap manik Maehara dengan panik.

"3… mereka ada 3 orang…"

Flashback :v

Aku berlari mengitari komplek, mencari bantuan tapi sayangnya, tak ada yang berada di daerah ku berlari ini. Suara tapak kaki itu mendekat, mendekat… daaan…

Swusssh!

Bugh!

Aku berputar lalu memukul perut orang itu. Like hell gua bakalan di culik ama pedo ini!! Aku berputar untuk berlari lagi tapi hanya untuk berhenti ketika orang itu memegang pergelangan kakiku.

This shit doesn't give up easily(?) Does he?

"Motherfukker! Just give up fukking already!" Teriakku sambil menendang wajah jeleknya itu berkali-kali. Ia akhirnya melepaskanku namun…

"Kau lakukan apa kepada teman kami, hah?!"

Oh, shit, goddammit. Why don't pedos just die already?!

Aku berputar hanya untuk dipukul deng sebatang pohon kayu. Sebelum aku pingsan, aku ingat sekali; ada 3 wajah menjijikan yang menatap ke arahku… daaan…

Semuanya gelap…

End of flashback.

Tepat setelah aku menyelesaikan kalimatku itu, seseorang memukul belakang kepala Maehara menggunakan batang kayu dan ia jatuh meringkuk disebelahku sambil menggeram dan meringis kesakitan.

Maehara P.O.V

"Mae-han!" Panggil Nikko dengan khawatir.

"Hahahaha! Tubuh kecil seperti ini tak akan bisa menang melawan kami! Kami bisa saja membunuhmu, tau?!!! HAHAAHAHAHA!!!"















Deg!
















Korose?

Korose, huh?


Satu kata yang minimal pernah di dengar oleh seseorang sekali mungkin tak akan berarti apapun bagi mereka. Tapi bagi kami, murid AssClass…

Itu adalah sebuah kata ajaib yang bisa membuat kita percaya diri dan yakin.

Aku menyeringai, melupakan rasa sakitku, dan berdiri tegak, punggungku menghadap mereka. "Kau tau? Tidak sopan untuk memukul seseorang dari belakang…" aku berputar sepenuhnya dan menatap mata mereka yang penuh dengan ketakutan. Namun mataku, penuh dengan bloodlust. "Karena itu kalian akan dihukum… olehku…" ucapku, seringaian bloodlust terlukis di wajahku.

Aku maju satu langkah dan mereka satu langkah mundur. Aku mengangkat tanganku, hendak menghabisi mereka, namun yang lainnya datang dan menghajar/menahanku dari membunuh mereka.

"Hora, hora! Jadi kalian yang membuat sahabatku pulang terlambat, ya? Kalian harus dihukum--" ujar Yuki sambil memegang sebuah gunting dan… "--dengan memotong rambut kalian!" Yuki memotong rambut mereka tanpa ampun selagi menghindari pukulan mereka. Namun, Yuki tak sempat menangkis satu pukulan yang mengenai wajahnya dan tersentak kebelakang lalu terjatuh ke lantai. Semuanya sepi mendadak lalu…

"Wah, kalian berani memukul adikku, ya?"

"Kalian harus mati karena telah melukai malaikatku"

Satu red-devil dan satu malaikat maut(shinigami) berdiri di depan Yuki dengan aura yang gelap dan membuat kita semua sesak karena ketakutan. Ke-3 laki-laki itu bergetar ketakutan saat menyadari aura gelap yang mengelili mereka.

Nagisa menatap tajam mereka dengan manik biru gelapnya dan Karma menyeringai namun maniknya menunjukkan amarah/bloodlust.

"Shine" ucap mereka ber-2 namun terpotong oleh Yuki yang memukul ke-3 laki-laki itu dengan tongkat baseball entah dari mana.

"Go To Sleep" ucap Yuki sebelum tertawa seperti seorang psikopat. Kami semua sweatdrop di saat yang bersamaan.

"Yui gila" potong Karma mendadak.

"Namaku Yuki!"

Kami semua tertawa seperti orang gila bersama. Mae-han berjalan ke arahku dan memelukku dengan senyuman bahagia dan lega.

"Nikko, daisuki" bisik Maehara ke telingaku. Aku tersenyum lebar, tak menghiraukan merah yang menyelimuti pipiku.

"Love you too, Mae-han…"

Into Our 3-D World!Où les histoires vivent. Découvrez maintenant