Elah...... gitu aja mesti dijelasin?

38.5K 3.4K 352
                                    

Om Sam and Mika in dahouse! Capah yang nungguin? Ini repost ke dua yah....

Hehehe..... maacih banget karena banyak yg syuka ma cerita ini, yg udh ksh apresiasinya ke author juga, bangga banget rasanyah! Tapi maap, kalo ga semua komen bisa eike bales, soalnya eike ga sempet pegang laptop, jadi pake hp ajah ngetiknya. Trus... sekali lagi, wattpad sering error boooo.... eike sering ga tau ada notif (ini wattpad yg error apa author yg gaptek wkwkwkwkk.....)

Soooo..... enjoy...

Mika berpegangan di lengan kursi, menahan tubuhnya yang mendadak gemetar mengantisipasi apa yang akan dilakukan Sam. Dan benar saja, bibir pria itu, yang sedikit tebal dan empuk, yang kali ini beraroma mint campur kopi, mulai menempel di bibir Mika yang langsung menahan napas. Tidak hanya menempel, bibir itu memaksa untuk membuka bibir Mika yang tertutup rapat. Dan saat Mika, yang tanpa sadar karena memang tidak terbiasa dengan kedekatan seperti ini, membuka celah bibirnya untuk memprotes, bukan hanya bibir Sam, tapi juga lidahnya yang basah dan hangat menerobos dengan kurang ajar, membuat Mika melenguh tak sengaja dan makin membuat Sam lupa diri. Susah payah Mika berusaha melepaskan diri, bukan dari bibir Sam, tapi dari gairahnya sendiri, tapi gagal. Pikirannya berkabut, dan pada saat itu, tangannya, yang seharusnya mendorong Sam menjauh, malah melingkari leher pria itu dan menariknya makin lekat hingga Sam dengan leluasa menjelajah bibir Mika yang pasrah.

Detik demi detik berlalu, entah sudah berapa banyak liur yang diproduksi oleh sepasang manusia beda usia yang sedang berpagutan itu, sampai Sam akhirnya menarik diri dari Mika yang kini sudah terbaring pasrah di sofa dengan bibir bengkak dan basah, dan tampak linglung dengan mata hitamnya yang terlihat tersesat. Dengan sebelah lengan Sam menumpu tubuhnya hingga tidak menimpa Mika, dan dengan tangannya yang satu dia membersihkan sisa liurnya di bibir Mika yang hanya diam saja.

"Siap-siap ya, Mikaom. Setelah ketemu ayah kamu kita akan ketemu Ibu kamu juga. Jangan terlambat..." Sam berkata dengan suara serak. Dia menatap mata hitam Mika, lalu mengecup dahinya.

Mika mengerjap, dan saat itulah kesadarannya kembali. Wajahnya memerah, mata hitamnya yang semula berkabut, berubah jadi tajam dan bersinar buas. Saat Sam bangkit dari posisinya yang menaungi Mika, saat itulah Mika menyambarnya, dan menjatuhkannya hingga tersuruk dengan posisi menelungkup, dan wajah tampannya membentur lantai dengan cara yang menyakitkan. Sigap Mika menduduki pria yang jauh lebih tua itu, sambil dengan menggunakan berat tubuhnya, mengunci tubuh Sam hingga tidak bergerak. Satu tangannya menekan leher Sam hingga pria itu hampir tidak bernapas.

"Siapa yang mau kawin sama Om!" Serunya histeris. "Saya enggak mau kawin sama Om, tau?!"

Sam mengeluarkan suara tercekik, tapi gadis yang histeris itu malah mengguncang leher pria itu hingga Sam yakin jika dia tidak melawan, maka dia mungkin saja kehabisan udara dan tewas tercekik. Oke... ini berlebihan. Tapi sebelum melakukan sesuatu, terdengar suara langkah berlari yang disusul dengan kemunculan Monik yang tampak terguncang melihat adegan di ruang tamu yang kecil itu.

"Mikaaaaaa! Lo apain Om gua?" Serunya, sebelum meraih Mika dan menariknya hingga menjauh dari Sam yang langsung terbatuk-batuk. Tergesa Monik membangunkan Omnya itu, yang kemudian duduk di lantai sambil mengusap lehernya.

"Ya ampun Mika....." Monik menatap pamannya dengan ngeri. "Lo mau bunuh Om Sam, ya?"

Mika melihat wajah Sam yang kini sudah tidak keruan karena menghantam lantai tadi dengan sangat keras. Dia bergidik sendiri, apa yang sudah dilakukannya? Ya ampun.... dahi Sam bocor dengan luka yang mengalirkan darah yang langsung meleleh menuju ke mata, sementara hidungnya yang mancung terlihat sedikit bengkok dan mengucurkan darah dengan deras. Mika berjengit. Apa hidung yang bagus itu patah? Lalu bibir empuk yang tadi bergulat dengan bibirnya, pecah di beberapa bagian, membuat Sam terlihat seperti korban kekerasan, dan Mikalah pelaku kekerasannya.

The Lawyer Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang