Chapter 9

1.8K 173 0
                                    

"Kamu sih, aku bilang kan nanti tunggu aku ambilin payung. Jadi basahkan, gimana kalo sakit coba?" Dira hanya tertawa menatapku yang mengkhawatirkannya.

"Kamu tuh ya cerewet emang, bentar lagi juga kering. Terus gimana nih jadinya? Tante Silvana malah lagi nginap di rumah Bimo, kita pulang aja?"Dira tadinya berniat belajar masak dengan Tante Silvana tapi apa daya katanya Tante Silvana mendadak menginap karena hujan angin melanda Jakarta dan Tante Joyce melarangnya untuk pulang.

"Aku ganti baju dulu ya. Kamu pake baju aku dulu aja. Kemeja kamu basah semua gitu, biar aku keringin dulu. Kita pulangnya nunggu hujannya agak reda ya, hujan angin begini soalnya. Bahaya."

"Ehm ...oke." Reno kemudian mengambilkan salah satu kemejanya untuk Dira gunakan setelah ia mengganti kemeja kerjanya dengan setelan casual kaos dan celana cargo. Dira mengganti kemejanya dengan kemeja Reno lalu menaruhnya di pengering pakaian. Ia membuka sanggul kecilnya dan membiarkan rambutnya tergerai agar lebih cepat kering.

"Kenapa sih liatin akunya begitu banget? Ini baju kamu jelas aja kebesaran."

"Cantik."

"Hah?" Dira tidak mendengar apa yang Reno katakan barusan.

Reno mendekati Dira yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk kering,"Cantikan digerai," Reno mengambil handuk yang ada di tangan Dira dan membantunya mengeringkan rambut Dira. Dira hanya mampu mematung karena tindakan Reno yang tiba-tiba.

"Apa sih Ren? udah biar aku aja." Itulah yang Dira katakan setelah ia sadar apa yang Reno lakukan. Saat Dira berusaha menjauhkan tangan Reno dan mengambil handuknya kembali, Reno menghentikan tangannya dan menarik tangannya hingga tubuhnya tertarik menabrak tubuh Reno. Kejadian itu berlangsung sangat cepat. Reno kemudian meraih tengkuk kepalanya dan menciumnya perlahan, awalnya Dira masih terdiam mendapati bibir Reno kini menempel di bibirnya. Namun beberapa detik kemudian, Dira membalas ciuman itu. Ia mengalungkan kedua tangannya di tengkuk Reno dan menciumnya.

Dering telepon rumah Reno membuyarkan semuanya, Dira menyadari perbuatannya. Ini salah. Semua ini salah. Ia tidak boleh jatuh cinta dengan Reno dan Reno tidak boleh jatuh cinta kepadanya. Tidak disaat dirinya tidak percaya dengan cinta itu sendiri. Tidak bisa. Semua ini hanya akan menyakiti Reno nantinya, dirinya masih begitu membenci perasaan bernama cinta. Dira tidak bisa melanjutkan ini semua. Ia mendorong Reno menjauh darinya saat itu juga.

_*_*

Dira bangun dari tidurnya dengan sebuah kebingungan bagaimana caranya ia bisa berada di kamarnya. Seingat dia semalam, Reno mengantarnya pulang setelah ia menangis sesenggukan karena meminta maaf atas rasa bersalahnya. Dira masih menggunakan setelan kantornya, itu artinya Reno yang membawanya ke kamar. "Berarti semalam ..."

Dira mencari ponselnya yang ternyata masih berada di dalam tasnya. Ada 2 panggilan masuk dan 1 pesan. Panggilan pertama dan kedua berasal dari orang kantornya dan satu pesan berasal dari nomor yang tidak disimpannya.

From : 081xxxxx

Sudah bangun? Maaf semalam aku gak bangunin kamu. Jangan menangis lagi, aku memaafkanmu meski tak ada yang perlu dimaafkan.

Ternyata Reno, Dira memang belum menyimpan nomor Reno atau lebih tepatnya tidak ingin. Ia takut akan terus kembali mengingatnya, tapi ternyata ia salah. Reno sudah kembali ke kehidupannya. Meskipun tersiksa semalam, hatiny benar-benar lega karena ia mengurangi beban rasa bersalahnya.

To : 081xxxxx

Sudah. Terima Kasih.

Hanya itu yang mampu Dira balas. Ia masih menata semua kejadian di kepalanya. Dira hanya ingin hidup tenang, mudah-mudahan pertemuan kemarin bisa menjadi awal dirinya melepaskan Reno. Dira beranjak keluar kamarnya untuk mencaritahu perihal semalam kepada sang ibunda.

Let's (not) Fall in LoveWhere stories live. Discover now