Bab. 19

8.3K 855 198
                                    

Yue

"Vance benar-benar tidur, gimana bawanya Kak?" Tanyaku, kebingungan dan kesemutan akibat manusia bejat satu ini.

Seenaknya datang dan numpang tidur begitu saja, ingin sekali aku mendorongnya, mengelindingkan tubuhnya hingga jatuh ke danau. Kesal karena dipermainkan, diejek dan digunakan seenaknya.

Kakakku hanya tertawa, mengusap rambutku. "Biarkan saja, nanti juga bangun sendiri." Memberiku sebuah jepit rambut perak saat melihat poniku berjatuhan.

Aku kesal, tak suka mereka perlakuan seperti perempuan. Dikasih kalung, anting, gelang dan jepit rambut yang manis. Tapi karena semuanya perhiasan mahal, aku terima saja sambil tersenyum, hitung-hitung bisa dijual nanti.

"Ketemu~ Ini buat Yue." Belum lagi Romi, dia malah memberiku boneka? Memangnya aku sebegitu terlihat seperti gadis kecil!?

"Terima kasih, tapi kenapa boneka ini mirip sama aku?" Tapi yah sudah lah, siapa tau boneka ini bisa dijual juga.

"Memang itu Yue, hadiah ucapan selamat bergabung dikeluarga kami. Aku sengaja buat dua, buat Yue dan Lexie. Soalnya kalau cuma buat satu nanti hilang lagi, Vance kan suka curi koleksi boneka Lexie!" Oh, Vance suka boneka? Kira-kira aku bisa jual berapa ya ke Vance...

"Bukan Romi, bukannya Vance cuma ambil boneka Vella?" Eh, jadi boneka Vella dikamar Vance itu koleksi Lexie.

"Jadi, siapa donk yang ambil boneka Jouis, Vance, Rin, Vivi, Lexie, Papa Fabi sama boneka Om Ella. Waktu kumpul-kumpul tahun lalu hilang semua." Keluh Romi kemudian, mendadak curhat dan aku ikut penasaran.

Agak heran kenapa boneka saja dicuri padahal ada banyak koleksi pajangan mahal yang masih utuh di seluruh bagian rumah. Masa iya Vance yang curi semua?

Samantha menghela napas, kemudian membeberkan hobi mencuri boneka sebagian anggota keluarganya. "Boneka Jouis dan Rin, Vella yang ambil. Boneka Vance, Rin yang ambil. Boneka Vivi, Uncle Mikael yang ambil. Boneka Lexie tentu saja Lexus yang ambil, ada dikamar kami. Nah kalau boneka Papa Fabian dan Uncle Elanor sudah bisa kalian tebakan, siapa yang ambil?" Sambil melirik ke arah Mama dan Marvis.

Luar biasa sekali mereka, acara tahunan keluarga malah jadi momen pencurian masal koleksi boneka Lexie.

Reflek aku langsung mengenggam tangan Romi, menatapnya berbinar-binar. "Abang Romi, ajarkan adikmu ini cara membuat boneka ya..." Siapa tau aku berbakat membuat boneka, dan bisa membuat sendiri dengan berbagai pose dan ekspresi, lalu kujual dengan harga tinggi.

"Boleh, yuk ikut! Pas banget bahan-bahannya aku bawa, ada di dalam tenda." Tunjuknya ke sebuah tenda yang tak jelas dibangun untuk apa, mengingat kami cuma piknik di danau buatan belakang rumah.

Sebodoh lah! Kesempatan untuk mendapatkan uang tak akan datang dua kali. Jadinya aku langsung bangun dan mengikuti Romi ke tenda. "Aku pergi dulu Kak!" Tak lupa pamit ke kakak kesayanganku.

Tapi lupa ke Vance yang masih tidur, jadinya manusia denial itu langsung emosi jiwa saat kepalanya terhempas ke atas rumput, sedikit tergelinding hingga terbaring di atas tanah yang becek dekat tepi danau. Ups.

"Awas kau Yue!! Berhenti kau!" Pekiknya, berlari mengejar ku.

Aku kabur lah, berlari ke arah Tyler dan sembunyikan di belakang tubuhnya. "Tolong aku Tyler, Vance berniat menyodomiku." Sedikit menipu agar ditolong. Mengingat Vance sangat patuh ke Tyler, pasti dia tak akan bisa menangkapku dibalik perlindungan daddy kesayangannya itu.

"Eh? Kalau begitu sebaiknya kalian kembali ke rumah atau pakai tenda di sana saja." Tapi ternyata Tyler sedang iseng, jadinya dia tersenyum riang dan mendorongku hingga menubruk dada Vance yang berlumpur.

OBSESSION [END]Where stories live. Discover now