Empat Belas

229 20 0
                                    


"Kalo mau yang lebih indah kita ke pulau di seberang. Yuk, berangkat!" ajak Dicky antusias. Ada dua perahu kecil untuk mengantar semuanya ke seberang, disana ada pulau indah yang memperlihatkan betapa manisnya Indonesia.

Dicky menggandeng tangan Jihan, dan membantunya menaiki perahu. Aelke sudah berdiri di samping Rafael dengan kaca mata cokelat yang bertengger rapi menutupi kedua matanya. Morgan tersenyum sendiri melihat Aelke dari jauh. Gadis itu sangat cantik, apalagi Aelke tengah memakai rok pantai warna-warni dengan kemeja lengan pendek,

"Aku bantu, ayo..." Rafael membantu Aelke terlebih dulu, setelah Aelke naik dengan selamat, Rafael langsung naik ke perahu. Perahu pertama, ada Rafael-Aelke, Dicky-Jihan, Maura dan Bisma. Sedangkan perahu kedua, ada Morgan-Ayu, Vhero-Ilham, Icha dan Reza.

"Balapan yak!" teriak Ilham, pengemudi perahu sudah siap menghidupkan mesin. Meski perahu tradisional, perahu ini dilengkapi mesin, dan tak perlu susah-susah mendayung.

"Lets go!!!" timpal Bisma berteriak kencang. Suara mesin perahu terdengar bising membelah lautan. Perahu satu dan dua saling mendahului dan itu membuat semua penumpangnya bersorak ramai. Morgan asik dengan kameranya dan mengabadikan perjalan lewat video. Di sampingnya, Ayu malah anteng merangkul Morgan mesra. Sedangkan di perahu berbeda, Aelke bisa melihat kedekatan Morgan dengan Ayu. Dia cemburu. Tapi, Aelke buru-buru menoleh ke samping, ada kekasinya Rafael, yang sedang bernyanyi riang bersama Bisma.

Aelke tersenyum melihat Rafael antusias menyanyi, ia mengambil kamera yang ia bawa. "Foto, dong!" ujar Aelke sedikit manja. Rafael terkekeh dan meraih kamera di tangan Aelke.

"Bis, foto-in!" titah Rafael, Bisma mengambil kamera dan siap membidik pasangan ini. Rafael merangkul Aelke dari samping.

"Satu... Dua... Tiii... Ga!" ucap Bisma.

Cup...!

Bisma tertawa melihat ekspresi Aelke saat Rafael dengan usilnya mengecup pipi Aelke, Aelke menganga, dan momen itu berhasil diabadikan Bisma. Romantis!

"Genit ih cium-cium!" tukas Aelke menggembungkan pipinya. 

"Biar adil, pipi kirinya belom. Sini dicium..." ujar Rafael dengan deretan gigi putih yang ia tunjukkan. Aelke membolakan matanya, Dicky dan Jihan jadi meledek mereka berdua, dan Maura hanya ikut tersenyum saja, entahlah senyuman untuk apa.

"Gak malu apa diliatin..." ujar Aelke berbisik. Rafael menahan tawanya mendengar perkataan Aelke.

"Gak malu, kan kamu pacar aku. Harus gitu aku cium cewek lain?" tanya Rafael dengan mimik wajah yang sok serius, Aelke seketika cemberut.

"Cewek pada ngantri loh dicium bibir coco yang seksi... Hahaha..." Dicky tertawa keras, Jihan menimpalinya dengan ucapan, "Co, kalo Aelke gak mau, Dicky mau kayaknya. Jangan di pipi, bibir aja!"

"Ih, ogaaaah...." sergah Dicky.

Aelke tertawa, menatap Rafael dari samping, dan dengan nekat malah mengecup balik pipi kiri Rafael. "Kita impas!" ledek Aelke sambil menjulurkan lidahnya setelah mengecup Rafael singkat.

"Sebenernya yang genit siapa???" tanya Rafael geli dan merangkul Aelke. Sayang sekali dia pada gadis Jepang ini.

Morgan menurunkan kameranya perlahan, hatinya terasa lemas melihat pemandangan yang tepat terlihat di hadapannya, karena perahu yang ia tumpangi ada di belakang perahu yang Aelke tumpangi. Morgan seketika diam, menyadarkan diri, dan menetralkan hatinya. Entah sampai kapan harus seperti itu.

Edelweis dan AkasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang