1. Mark Lee?

9.4K 593 5
                                    

Gadis itu tampak sudah tidak tahan lagi. Wajahnya seperti daging panggang yang baru saja masak.

"HEY KAU!"

Dengan sigapnya wanita tersebut menghampiri seorang lelaki yang hari ini memakai kaos bergaris hitam dan telah membuatnya geram selama 12 hari.

wanita yang hanya mengenakan kaos dan jeans serta rambut yang dikucir satu seperti ekor kuda yang sudah mulai berantakan dan tak enak dipandang tengah memarahi pria yang berada di depannya.

Pria itu berhenti, meletakkan kembali roti isinya ke piring. Kemudian melipat tangannya di meja dan menatap gadis itu.

"BERHENTILAH MENGGANGGUKU MULAI SEKARANG"

Pria itu berusaha santai menghadapinya. Ia tau gadis itu sering makan di rumah makan pinggir jalan yang sama dengannya seperti sekarang ini. Namun mereka tidak mengenal satu sama lain.

"Maaf noona, apakah kau bisa duduk di depanku dan berbicara dengan nada yang sangat baik?"

Pria itu menggeret kursi di sebelahnya, mempersilahkannya duduk.

"Tidak. Tidak perlu. Aku hanya ingin kau pergi dari kehidupanku." nadanya mulai merendah.

"Apakah aku pernah datang dalam kehidupanmu? Kurasa tidak"

"Apa maksudmu tidak? Kau mengganggu ketenanganku selama 12 hari dan kau baru saja mengatakan tidak?"

"Apa kedatanganku di rumah makan 12 hari belakangan ini mengganggumu?"

"Bukan kedatanganmu kesini, tapi di malamku"

"Aku makan disini sejak 25 hari yang lalu dan baru bertemu denganmu beberapa hari sesudahnya. Dan aku tidak pernah berkunjung pada malam hari sehingga kurasa aku tidak pernah mengganggu malammu, noona."

"Kau terus saja mengusik pikiranku karena kau selalu datang dalam mimpiku!"

Pria ini sungguh santai menghadapinya, seolah mengetahui atau mengenal dekat gadis di depannya.

Namun ia harus pergi. Gadis yang memarahinya ini bukan gadis gila, hanya saja sesuatu yang menimpanya membuatnya seperti ini, ia tau itu.

Karna ia juga mengalami hal yang sama.

"Itu bukan urusanku, jangan habiskan waktumu disini"

"Aku akan memastikan kau berkata bahwa kau tidak akan datang lagi"

Pria itu hanya tersenyum, beranjak dari duduknya dan memegang bahu gadis itu.

"Ini kartu namaku, hubungi aku jika kau masih merasa mempunyai urusan denganku. Aku harus pergi"

Gadis itu hanya terdiam memandangi punggung pria itu yang kian menjauh.

***

Elsa POV
Aku bahkan tidak tau apa yang baru saja kulakukan.

Aku baru pindah 2 minggu yang lalu dan tidak mengerti apa yang akhir akhir ini yang menimpaku.

Apakah tadi aku begitu kesal hingga aku berani berkata seperti itu padanya?

Mimpi ini sungguh membuatku frustasi.

Ini bukan merupakan mimpi mimpi yang dialami banyak orang.

Beberapa orang mungkin akan menganggap diriku gila apabila aku menceritakan apa yang selama ini aku risaukan kepada mereka.

Aku seketika tersadar, dugaanku benar. Mimpi yang kualami semalam.

Aku meraih handphone yang kuletakkan diatas meja ruang tamu rumah kecilku ini dan menekan sebuah nomor dan menelponnya.

"Maaf dengan siapa saya berbicara"

"Elsa. Wanita yang tadi berbicara denganmu di rumah makan"

"Apa kau merasa belum selesai dengan urusanmu?"

"Aku hanya ingin meminta maaf karena aku terlalu lancang"

"Ah kau sudah tau siapa aku?"

"Tentu, kau sudah menyerahkan kartu namamu dan aku mengetahui kau adalah Mark Lee"

"Hanya itu?"

"Apa maksudmu?"

"Lupakan saja. Tak apa"

"Apa kau sudah memaafkanku?"

"Tidak semudah itu,noona"

"Aku hanya ingin meminta maaf!"

"Baiklah,baiklah. Kau kumaafkan. Apa besok kau akan pergi makan siang?"

"Ne"

"Baiklah, sampai jumpa besok"

Kini aku dapat menyimpulkan, mimpi yang kualami sejak 12 hari lalu dapat menjadi sebuah kenyataan di esok harinya.

Semalam aku bermimpi memaki-maki seorang pria yang sering kutemui di rumah makan. Dan keesokan harinya aku tidak bisa mengendalikan diriku untuk tidak memakinya.

Tapi mengapa harus bersamanya?

Tiba tiba terdengar suara telepon berdering. Aku tersenyum melihat nama yang terpampang di layar. Jaemin.

"Selamat malam, elsa-ya"

"Kenapa kau menelponku?"

"Entahlah, aku kesepian. Bisakah aku berkunjung. Aku merindukanmu"

"Mengapa tidak ke rumah kekasihmu?"

"Apa kau bercanda? Aku sudah memberitahumu bahwa dia sedang marah padaku,bukan? Aku hanya ingin bersamamu malam ini."

"Oh aku baru teringat. Dan tentu. Datanglah kemari"

"Aku akan segera kesana, siapkan makanan yang sedap untukku. Sampai jumpa Elsa-ya"

Author POV
Tak lama setelah telepon ditutup, terdengar sebuah suara.

Seperti suara keras yang semua orang tidak ingin mendengarnya. Suara pintu yang dipaksa untuk dibuka dengan tenaga manusia atau benda yang kuat..

Tak lama kemudian pintu terbuka dan tampak dua orang pria bertubuh besar dan kekar berdiri di depan pintu rumah. Elsa menyadari itu bukanlah Na Jaemin yang baru saja menelpon untuk berkunjung

Elsa menyadari itu.

Dengan jelas Elsa melihat mereka mendekat ke arahnya dengan tatapan yang tidak menyenangkan. Tapi untungnya mereka belum sempat melihatnya.

Pyarrrr..!

"DIMANA KAU? CEPAT KELUAR!"






Maaf yaa capt 1 nya membosankan, baru ff pertama soalnya~ voment nya ditunggu ya, thankyou

30DAYS - Book Of Destiny°Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang