30. Pertemuan Gagal

774 129 2
                                    

Elsa POV

"Johnny hyung!"

Aku menoleh dan mendapati seseorang disana.

Untuk kesekian kalinya, hatiku tersontak namun hanya sesaat. Kemudian jatuh ketika aku menyadari Mark sama sekali belum sembuh.

"Hey Kevin! Sejak kapan kau disini?"

Kevin menghampiri kami.

Kau belum pulang.

"Wait..what? Elsa are you okay?"

"Kau ini, bagaimana dia okay kalau menangis seperti ini"

Hey kau bahkan tidak datang saat aku dilecehkan di depan para trainee tadi!

"Katakan kau menghindar!" hardikku yang tak kuasa melihat wajahnya yang tidak bersalah.

"Aku khawatir padamu jadi aku kembali.."

"sekhawatir apapun tetap saja kau tidak bisa membantuku! Pergi kau!"

Aku tidak kuasa melihatnya. Ia sama sekali tidak sama seperti Mark.

Ia tidak bisa mengerti wanita.
Ia tidak bisa melakukan apa yang aku inginkan.
Ia tidak bisa melindungiku sepenuhnya.

"Baiklah. Jika kau butuh bantuanku, hubungi aku"

Tubuhku melemas, aku tidak bisa berbuat apapun. Hingga aku hampir terhuyung namun dengan sigap Johnny hyung bisa menangkapku.

"Kau jangan memaksakan dirimu!"

Tapi benar.

Memangnya siapa dia? Siapa aku?

Hingga aku menghakiminya orang yang bersalah atas semuanya. Aku tidak punya hak atas berbuat apapun yang ia mau.

Tapi mengapa aku bertindak seolah ia akan sama seperti Mark? Apa aku sudah melewati batas, menyuruhnya menjadi sosok Mark?

Hey! Aku tidak pernah menyuruhnya.

Atau mungkin..
Perilakuku menunjukkan bahwa aku sangat merindukan Mark?

Usahanya bahkan sangat bagus, ia hanya ingin menghiburku. Aku tidak bisa menyebutnya pria ideal tapi..

Hatiku bergetar merasakan ketulusannya.

Aku mendengar lagi perkataannya yang mulai melembut.

"Elsa-ya, sekali lagi maafkan aku. Aku menyakitimu lagi untuk kesekian kalinya, aku membuatmu menangis."

"Tapi, aku siap atas semua konsekuensinya. Kau boleh saja menghadirkku, memukulku, apapun lampiaskan saja padaku. Memang itu yang bisa kuberikan padamu, tak ada yang lain."

"Jika kau menyukai bahunya Mark, pakailah bahuku sementara untuk bersandar. Punya kita sama"

"Perlakukanlah aku seperti apa yang kau mau. Karna aku bukan tipe yang mudah mengerti apa yang orang lain inginkan tanpa mereka memintanya padaku."

"Maafkan aku."

Aku menatap Johnny oppa, kemudian ia tersenyum.

Kemudian entah mengapa aku juga ikut tersenyum, seakan situasi membaik. Meskipun aku belum mencapai tujuanku, bertemu dengan Mark.

Aku ingin pulang. Melupakan semuanya.

Author POV

Kevin mengantarkan Elsa kembali ke rumah. Elsa tidak lagi murung, ia bersikap seolah semua telah usai.

"Aku janji akan mempertemukan kalian"

"Ah- tidak perlu. Percuma saja kita bertemu" jawab Elsa santai.

Kevin kebingungan dengan hal itu. Bagaimana gadis ini bisa berlagak santai sementara tadi ia menangis seolah itu terakhir kalinya ia akan bertemu Mark.

"Aku akan cerita sesuatu"

Kevin, Elsa, dan Jaemin yang sedari tadi masih di rumah Elsa berkumpul di ruang tengah.

"Tapi janji..kalian jangan bilang siapapun"

Mereka berdua mengangguk paham.

"Mark memberi pesan padaku, memintaku untuk melupakannya. Dan itu sudah jelas mengapa"

"Mengapa?" tanya mereka hampir bersamaan

"Karna buku ini.." ujar Elsa sambil mengangkat buku merah nya ke atas.

"Karna buku ini, takdir kami terkendali. Semua mimpi yang kami alami akan terjadi secara nyata. Yang mencintai akan tersakiti, yang melupakan akan,ng.. senang kurasa"

Jaemin tampak ingin mengajukan pertanyaan.

"Tunggu aku belum selesai. Tapi.. jika kami saling mencintai maka hingga buku ini habis, kita akan tetap mencintai. Hanya jika salah satu dari kita saja yang mencintai, itu yang gawat."

Kevin tidak bisa mengerti sama sekali fantasi yang Elsa bicarakan. Namun Jaemin sedikit mengerti, ia berpikir keras kejadian-kejadian lalu yang menimpa Elsa dan Jaemin. Itulah mengapa semuanya terasa aneh.

"Jika Mark mencintaiku... ia tidak akan menyuruhku melupakannya karena ia akan hidup sendirian, tanpaku. Tapi sekarang ia memintaku melupakannya."

"Ia meragukan cintanya padaku. Atau ia sama sekali tidak mencintaiku. Selesai"

Jaemin bertepuk jangan kecil.

Kevin menyela.
"Bagaimana jika Mark hanya berusaha melindungimu? Agar kau tidak tersakiti nantinya jika.."

"Jika Mark tidak mencintaiku?"

"Bukan--bukan itu maksudku. Tapi kurasa Mark menyayangimu, Elsa."

"Semua orang punya topeng dirinya masing-masing. Justru aku bersyukur Mark memberitahuku lebih awal jadi aku punya waktu untuk melupakannya."

Elsa merasa lega menceritakannya. Kini ia tidak punya hal yang perlu dirisaukan, toh untuk mimpi-mimpi selanjutnya hanya akan ia jalani saja. Tidak perlu mengingatnya terlalu dalam.

Kini ia bahagia, mempunyai Jaemin dan orang baru, Kevin yang cukup membantunya beberapa hari ini.

Semoga saja seperti itu. Tanpa Mark ia akan baik-baik saja.


30DAYS - Book Of Destiny°Mark LeeWhere stories live. Discover now