2. Pahlawan Bertamu

3.4K 438 0
                                    

Elsa sangat ketakutan meskipun ia telah bersembunyi di bawah ranjang dengan pintu kamar yang terkunci.

Sementara diluar kamar terdengar seperti suara berisik yang tampaknya mencari dirinya.

Terdengar derap langkah kaki yang cukup keras, Elsa yakin mereka sedang menggunakan sepatu yang berat. Arahnya terdengar kian mendekat. Semakin dekat hingga pada akhirnya mereka berusaha membuka pintu kamar. Di putarnya tuas pintu dengan sangat kasar. Kemudian mereka terdengar mulai mencoba untuk mendobraknya.

Suasana semakin mencekam. Elsa sangat ketakutan dan bingung akan pikirannya. Ia ingin Jaemin datang untuk menolongnya, namun disisi lain Jaemin tidaklah sepadan dengan mereka. Gadis itu tidak ingin melukai pria yang selama ini membantunya banyak hal. Bahkan ia menyukainya.

Mereka terus mencoba mendobrak pintu itu dengan paksa namun suara seseorang yang kelihatannya baru masuk ke dalam rumah mengentikan mereka.

"Apa yang kalian lakukan disini? Gadis itu tidak sedang di rumah. Ayo cepat pergi!"

Suara pria yang Elsa dengar baru saja tampaknya adalah teman dua pria yang berusaha mencarinya. Setelah memastikan mereka pergi, Eca membuka pintu kamarnya dengan sangat hati hati dan keluar.

Ia mengintip melalui celah pintu dan melihat punggung mereka yang sudah mulai menjauh. Elsa bernapas lega, meskipun ia tau mereka akan datang lagi jika memang mencarinya.

"Huft, aku harap aku masih bisa hidup lebih lama lagi"

Baru beberapa menit Elsa merasakan aman, pintu rumah yang juga sudah dikunci olehnya terketuk dengan keras. Seperti seseorang yang dalam keadaan darurat dan ingin masuk dengan segera.

Apa mereka kembali?

Elsa segera menuju ke kamarnya lagi dan bersembunyi. Suara ketukan itu mulai hilang dan ia merasakan getaran di sakunya. Handphone nya berbunyi dan tertulis nama 'Mark' di layarnya.

Elsa berusaha sepelan mungkin untuk berbicara dengan Mark.

"Apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka? Dimana kau? "

"Tidak. Tidak. Dan di rumah"

"Sedang apa kau disana?!"

Suaranya sedikit mengeras, seperti orang panik

"Bersembunyi di dalam kamarku. Jangan berisik, mereka kembali untuk mencariku. Tolong bantulah aku"

"Aku mengetuk pintu beberapa kali tapi kau tidak membukakannya. Mereka sudah pergi, tenang saja."

Elsa berlari menuju pintu utama dan membukanya. Benar saja, ia adalah pria yang selalu ia temukan di rumah makan.

"Elsa! Apa kau terluka?"

"Tidak, masuklah."

Elsa dan Mark duduk di ruang tengah.

"Apa kau tau siapa mereka?" tanya Mark penuh kecurigaan.

"Tidak sama sekali. Aku bahkan tidak mengerti mengapa mereka mencariku."

"Aku menelponmu berulang kali untuk memperingatkanmu. Aku ingin sekali menolongmu namun sesuatu membuatku tidak boleh melakukannya. Maafkan aku."

"Apa kau tau siapa mereka?"

"Tidak. Tapi aku tahu mereka adalah orang jahat." jelas Mark dengan yakinnya.

"Bagaimana kau mengetahuinya?"

"Ketika aku berjalan melewati rumahmu, ada seseorang menanyakan gadis yang tinggal di rumah ini. Aku menjawab bahwa kau sedang pergi dan menunjukkan arahnya. Mungkin mereka mengira aku tetanggamu. Dari hal itu sudah tampak jelas mereka orang jahat."

"Apa yang jahat? Bisa saja mereka polisi atau aparat keamanan."

"Mengapa kau berusaha membuktikan bahwa tudinganku salah? Tidakkah kau ketakutan dan bersembunyi tadi?"

"Tapi apa yang mereka inginkan? Aku bahkan tidak memiliki apa apa untuk dirampas."

"Tidak usah kau pikirkan. Bersantailah sejenak."

"Apa boleh aku tahu mengapa kau tidak boleh menolongku?"

"Aku seorang trainee. Dan aku tidak ingin membuat agensiku gelisah karena skandal tentang diriku."

"Tapi bukankah kau berbicara dengan mereka tadi?"

"Aku selalu berhati-hati ketika berbicara dengan seseorang sendirian. Sekali-kali aku menundukan kepala dan membuat ciri khas dengan wajahku seperti sering mengedip-kedipkan mata atau menggerakan hidungku. Atau mengubah suaraku."

"Apa salahnya jika kau menolongku?"

"Mereka akan mengetahui aku seorang trainee karena dalam berkelahi terkadang lawan mengamati wajah lawan tarungnya untuk membalas dendam suatu hari nanti. Dan jika mereka tahu seorang trainee berkelahi dengan mereka, mereka akan membuat berita yang menghebohkan."

"Berita? Mereka bahkan tidak berwenang. Dan agensimu tentu bisa dengan mudah mengatasi hal itu"

"Apa kau tau seorang fans biasa yang tak sengaja memotret idol nya sedang bersama seorang wanita dan mengunggahnya? Itu saja, menjadi berita heboh dan cepat menyebar. Apalagi pria dewasa yang dapat dipercaya perkataannya."

"Aku mulai mengerti. Kamsahamnida"

"Tidak masalah. Kau bisa menelponku kapanpun ketika kau dalam kesulitan. Selama aku tidak sibuk, aku akan berusaha membantu."

Terdengar lagi suara ketukan pintu.

"Sebaiknya kau bersembunyi dan aku yang membukakan pintunya."

"Tidak perlu. Kurasa dia sudah datang."

30DAYS - Book Of Destiny°Mark LeeWhere stories live. Discover now