Hasil Karya Belajar Part Tiga

388 35 87
                                    

PR SATIRE

***

Janji Manismu

Aku terbelenggu tipu daya cintamu
Tersekap oleh manisnya cintamu yang palsu
Bodohnya aku masih saja tertipu rayuanmu
Kamu yang bermanis di depanku
Tapi bermuka dua di belakangku
Ah ... dasar kau manusia langka
Kau memang keparat
Kau tak Ingat apa yang kau lakukan dulu?

Kau mencumbuku di bawah pohon pisang
Membuatku terbang ke awang-awang
Hingga tembus langit ke tujuh
Janji pertanggungjawaban kan kau berikan

Tapi apa?!
Ternyata semua hanya bualan
Yang tak dapat kau pertangungjawabkan
Sekarang persetan dengan kata manismu
Persetan dengan perdaya racun cintamu

Lelah sudah aku memakimu
Suara makianku malah kau pikir sebuah nyanyian syahdu
Memang dasar tak punya urat malu
Malah kau semakin asyik mengepulkan asap rokokmu

Oleh: Arielladaliana

***

Ujian Atau Teguran

Kau menjadi sebagian negeri kebanggaan
Keindahan alam terabadi dalam lukisan
Oleh tangan cantik seorang seniman
Serambi Kota Mekkah sebagai julukan

Kini, duka itu datang lagi
Trauma menggeliat di dalam hati
Musibah berupa goncangan kembali terjadi
Korban di sana sini
Hilang nyawa maupun materi
Tiada daya, ini sudah sering terjadi
Mungkin, sudah kehendak Illahi Robbi

Balita, dewasa, manula menjadi korban
Bertaruh nyawa hingga perasaan
Keinginan persunting kekasih tidak kesampaian
Niat nikah jadi terbatalkan
Sedangkan muda-mudi yang pacaran tidak malu bermesraan
Pegang-pegangan hingga tidur berdua keenakan
Jika sudah kebobolan barulah terdengar tangisan
Tanah yang suci ikut menjadi ancaman
Renungkan wahai kawan, jika kita adalah manusia beriman

Adakah sudah uluran tangan?
Dari seorang yang berhati dermawan
Adakah sudah kepedulian?
Dari bagian kepemerintahan
Jangan hanya kepentingan sendiri yang menjadi urusan

Untukmu saudara yang masih dirundung kesedihan
Tangis menjadi tanda kerapuhan menuju ketegaran
Ijinkan kami memberi kekuatan
Meskipun hanya memeluk melalui do'a serta harapan
Tiada lagi angan yang dapat tercurah
MakhlukMu kian berpasrah
Hanya kepadamu tempat berserah
Tuhan ...

Oleh: anggaraini86

***

Para Pencari Muka

Mukamu sudah sempurna
Senyummu pun sebenarnya menawan
Seharusnya banyak yang terpikat
Namun sayang seribu sayang
Sepertinya anda tak banyak bersyukur
Muka sesempurna itu belum cukup jua
Keahlianmu bersilat lidah
Mampu melumpuhkan langkah yang kamu anggap pesaing
Seperti bunga taik ayam
terlihat menarik namun beraroma busuk
Ahhh ...
Kukira anda sudah puas dengan muka sempurna itu
Tebakanku salah
Anda masih wara-wiri cari muka

Oleh: hitamblack

***

Ketika Lingsirnya Bulir-Bulir Asa

Mentari tersenyum manja
Ramah menyapa tiap pelosok desa
Langkah kaki pemapah ikhtiar berayun meniti jalan istiqomah
Terik yang menyengat tiada dihiraukannya
Semata demi tujuan mulia

Dahulu kala rumpun menghijau sumber pendapatannya
Perlahan hutan beton kokoh menjulang melingsirkan bulir-bulir asa yang disemainya

Mentari tak lagi tersenyum manja
Seiring tersibaknya tabir risalah air mata di balik tawa
Di penghujung hari, senja menghampirinya
Langkah kaki pemanggul cangkul berlumur peluh itu pun menuai bulir-bulir menguning yang tiada isinya
Sebab sawah dan ladang telah terakumulasi pencemaran polusi dan pembuangan limbah yang secara disengaja--ulah dari tangan-tangan jahil yang tiada adabnya

Hasil Karya Puisi Tim UtamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang