Hasil Karya Belajar Part Empat

252 28 54
                                    

Pr puisi tentang bencana Aceh:

***

Sudilah Pandang Kami

Di sebalik pintu hunian atma yang mendera
Sapaan hangat meletupkan gelak, canda, tawa
Kini bukan lagi pelukkan atau cengkerama
Tapi goncangan maha dahsyat kembali meluluh-lantakkan segala jerit dan tangis di antara rajaman lara

Tiap penjuru penuh sesak gelimang darah dan air mata
Wajah-wajah panik berlarian berusaha menghindari petaka
Sebagian dari mereka bergulat dengan nurani
Kiranya kabut duka kembali menghampiri menyesaki ranah pertiwi

Trauma kemarin belum usai
Untuk kesekian kali nestapa menyelubungi hati yang kadung kusut masai
Andai ini sebuah teguran untuk lebih berbenah diri
Sudilah pandang kami......
Rabbi

Oleh: Achik36

***

Tangisan Subuh Hari

Subuh teduh tak mengaduh
Senyap merayap letih menuju fajar
Mencari matahari yang masih lelap
Dalam peraduan syahdu horizon timur

Subuh menjadi riuh gaduh
Ketika bumi seketika diguncang garang
Subuh hening berubah mencekam
Jerit tangis mengganti kokokan ayam
Para hamba berlari mencari perlindungan
Harta benda tak dihiraukan
Keselamatan menjadi keutamaan

Oleh: Parikesit_Dewangga

***

Dukamu Dukaku Umat-Nya

Si burung terbang
Tinggalkan tempat tinggal
Larikan diri

Bunyi gemuruh
Hancur isi seluruh
Bangunan runtuh

Lantunan lirih
Lolongan mengiris sanubari
Jerit tangisan

Batin meronta
Ingin tolak petaka
Mereka kalah

Langkah goyah
Membawa sisa angan
Tertinggal luka

Oleh: anggaraini86

***

Duka Tanah Rencong

Di satu subuh yang syahdu
Gempa mendera tanah kelahiranku
Membawa awan mendung kelabu
Berselimut tangis yang menderu

Hiruk pikuk mendera kota
Isak tangis di mana-mana
Para korban menjerit kesakitan
Terluka; memohon pertolongan

Tak kuasa ku tahan kesedihan
Saat tahu banyaknya mayat dibalik reruntuhan
Ku terdiam menatap layar kaca
Seraya bibir terus berdoa
Semoga duka ini segera ada akhirnya

Oleh: Arielladaliana

***

Andalas, yang terjadi.

Kali entah keberapa untuk Andalas
dirasai tahap-tahap kenaikan kelas
Tak pandang siapapun itu
Baik berguru, pun berilmu

Bumi Swarnadwipa kembali berguncang
Belum lagi cerita lalu masih membayang

Pada Ibu dan Anak di atas bayang,
Para Adam hendak sembahyang
Belumlah lagi rencana panjang
harus ada yang berpulang

Terkikis seribu emosi
Menatap pucat pasi

Kan manusia t'lah berencana?
Tapi ada lain, Maha Kuasa
Dengan segala paham istilah
yang terjadi, maka terjadilah

Semua sesuai rencana-Nya
Tetaplah jalan umat manusia
Ke ufuk cita-cita,
di kala muda

Hasil Karya Puisi Tim UtamaWhere stories live. Discover now