Pr puisi tentang bencana Aceh:
***
Sudilah Pandang Kami
Di sebalik pintu hunian atma yang mendera
Sapaan hangat meletupkan gelak, canda, tawa
Kini bukan lagi pelukkan atau cengkerama
Tapi goncangan maha dahsyat kembali meluluh-lantakkan segala jerit dan tangis di antara rajaman laraTiap penjuru penuh sesak gelimang darah dan air mata
Wajah-wajah panik berlarian berusaha menghindari petaka
Sebagian dari mereka bergulat dengan nurani
Kiranya kabut duka kembali menghampiri menyesaki ranah pertiwiTrauma kemarin belum usai
Untuk kesekian kali nestapa menyelubungi hati yang kadung kusut masai
Andai ini sebuah teguran untuk lebih berbenah diri
Sudilah pandang kami......
RabbiOleh: Achik36
***
Tangisan Subuh Hari
Subuh teduh tak mengaduh
Senyap merayap letih menuju fajar
Mencari matahari yang masih lelap
Dalam peraduan syahdu horizon timurSubuh menjadi riuh gaduh
Ketika bumi seketika diguncang garang
Subuh hening berubah mencekam
Jerit tangis mengganti kokokan ayam
Para hamba berlari mencari perlindungan
Harta benda tak dihiraukan
Keselamatan menjadi keutamaanOleh: Parikesit_Dewangga
***
Dukamu Dukaku Umat-Nya
Si burung terbang
Tinggalkan tempat tinggal
Larikan diriBunyi gemuruh
Hancur isi seluruh
Bangunan runtuhLantunan lirih
Lolongan mengiris sanubari
Jerit tangisanBatin meronta
Ingin tolak petaka
Mereka kalahLangkah goyah
Membawa sisa angan
Tertinggal lukaOleh: anggaraini86
***
Duka Tanah Rencong
Di satu subuh yang syahdu
Gempa mendera tanah kelahiranku
Membawa awan mendung kelabu
Berselimut tangis yang menderuHiruk pikuk mendera kota
Isak tangis di mana-mana
Para korban menjerit kesakitan
Terluka; memohon pertolonganTak kuasa ku tahan kesedihan
Saat tahu banyaknya mayat dibalik reruntuhan
Ku terdiam menatap layar kaca
Seraya bibir terus berdoa
Semoga duka ini segera ada akhirnyaOleh: Arielladaliana
***
Andalas, yang terjadi.
Kali entah keberapa untuk Andalas
dirasai tahap-tahap kenaikan kelas
Tak pandang siapapun itu
Baik berguru, pun berilmuBumi Swarnadwipa kembali berguncang
Belum lagi cerita lalu masih membayangPada Ibu dan Anak di atas bayang,
Para Adam hendak sembahyang
Belumlah lagi rencana panjang
harus ada yang berpulangTerkikis seribu emosi
Menatap pucat pasiKan manusia t'lah berencana?
Tapi ada lain, Maha Kuasa
Dengan segala paham istilah
yang terjadi, maka terjadilahSemua sesuai rencana-Nya
Tetaplah jalan umat manusia
Ke ufuk cita-cita,
di kala muda
![](https://img.wattpad.com/cover/90727141-288-k523528.jpg)