Chapter 4

134 19 0
                                    

"Aquene!!kau dengar aku tidak."aku tersentak dari lamunanku.

"Ahh..apa kau tadi mengajakku bicara?"tanyaku tak berdosa.

"Ya ampun,jadi dari tadi aku ngomong sendiri."kata Shasha sambil menepuk jidatnya.

"Maafkan aku,aku melamun.Jadi apa yang kau omongkan tadi?"

"Aku tadi bertanya bagaimana ujianmu,kau bisa atau tidak?"kata Shasha sedikit kesal.

"Hmm..soalnya tadi sangat sulit,kau tau kan aku tidak pandai dalam bidang matematika.Ya pasti kau taulah aku bisa atau tidak."ucapku sambil menghela nafas panjang.

"Aisss pasti nilaimu sangat buruk Quen,siap siap saja orang tuamu akan mengamuk!"aku menggeleng geleng kan kepalaku dengan cepat.

"Tidak mereka tidak akan marah padaku!"

"Woaah enaknya jadi dirimu,tapi tunggu mengapa orang tuamu tidak marah.
Kalau mengetahui anaknya sangat bodoh."ucap Shasha sambil mengetuk kepalaku.

Kutepis kasar tangan Shasha,yang masih mengetuk ketuk kepalaku.

"Huh bagaimana mereka mau memarahiku,bertemu dan bercakap cakap dengan mereka pun jarang."Shasha menatapku tak percaya.

"Apakah orang tuamu sangat sibuk?"

"Ya mereka sering ke luar neg.."belum sempat kuselesaikan kata kataku,ponselku berbunyi.

*I have a dream..a song to sing you have me....*<gak papa lah ya nada deringnya kayak beginian,karna aku punya banyak mimpi wks.>

"Siapa yang menelephone mu,mengganggu saja!!"ucap Shasha sambil melirik lirik ponsel ku.

<Aroon id call>

Langsung saja kugeser layar ponsel ku ke kanan.

"Hallo sayang ada apa?"tanyaku pada Aroon disebrang sana.

Jika kalian bertanya apakah hubungan ku dengan Aroon masih berlanjut, jawabanya adalah ya malah hubungan kita semakin erat.

"Aku kangen,datanglah ke kelasku."kata Aroon manja,dan aku sangat suka itu.

"Baiklah tunggu aku disana,oh iya apa kamu sudah menyiapkan kejutan buatku?"tanyaku,pasti kalian bingung kenapa aku meminta kejutan.Ya karna setiap Aroon memintaku menemuinya dia pasti mempunyai kejutan untuku.

"Aishh datang saja,kau selalu banyak bertanya.Cepatlah datang upil kutunggu ya."Whaat!! apa dia tadi memanggilku upil.

"Kau jahat masa aku dipanggil upil."nada suaraku kubuat semenyedihkan mungkin.

"Jangan salah paham dulu sayang,aku jelaskan ya.Kamu itu kan kecil dan imut terus dapetin kamu itu butuh perjuangan banget,jadi gak salah dong kalau aku manggil kamu upil."Aroon terkekeh diseberang sana.

"Tapi kan upil kalo sudah didapat pasti dibuang."

"Kalau upilnya kamu pasti bakalan aku simpan."katanya sambil terkekeh kecil.

"Kalian jorok upil aja diomongin!!!"teriak Shasha.

"Sirik aja anak monyet satu ni!!"ucapku sebal.

"Iss siapa bilang aku iri,ya sudah daripada aku mengganggu aku ke kantin dulu."dasar perut aja terus yang dipikirin,rutuku dalam hati.

"Cepat datang aku menunggumu sayang."ucap Aroon sambil memutuskan sambungan telephone.

***

Saat ini aku sedang berjalan menuju kelas Aroon,sambil terus berpikir apa yang akan Aroon beri padaku kali ini.

"Hei cantik mau kemana?"

Mataku terpejam,demi apapun aku kesal sekali. Mengapa harus bertemu dia,mengganggu moodku saja.Walaupun sekarang aku berdiri memunggunginya,tapi aku tau pasti itu dia.

Dengan berat hati kubalikan badanku,dan menatap Justin yang sedang bersender dengan elegan di dinding.

"Apa maumu!"ucapku sambil menatap tajam kearah Justin.

"Kau mau kemana?"tanya Justin sambil membenarkan posisi berdirinya.

"Apa kau perlu tau,dan ya nggak usah sokab*sok akrab* sama aku."aku mendesis tajam.

"Ya terserah kau saja lah,aku hanya ingin bertanya.Dan kalau kau mau aku bisa mengantarmu kemanapun kau pergi."

"Cihh aku tidak sudi berjalan berdua dengan mu! Dan ya aku bisa saja dibunuh fans-fans fanatikmu itu."aku mendengus jijik.

"Ya terserah,tapi aku ingin bebicara sesuatu denganmu!"kata Justin sambil berjalan mendekat ke arahku.

"Ya bicaralah dengan cepat,Aroon sudah menungguku."ucapku sembari melihat jam tanganku.

"Jadi kau ingin menemuinya,kalau begitu aku tidak jadi berbicara denganmu. Mungkin kau tidak percaya jika aku yang mengatakanya,kau bisa melihatnya sendiri nanti."katanya sambil berlalu meninggalkanku yang masih bingung.

Sebelum Justin melangkah lebih jauh aku menghentikannya."Tunggu!
apa maksudmu?"

Dia berbalik dan berkata."Kau pasti akan mengetahuinya,dan jika kau sudah tau dan kau sedih kau bisa menggunakan bahuku sebagai tempatmu bersandar."

Dia pergi semakin jauh,meninggalkanku dengan sejuta pertanyaan yang mengganggu pikiranku.

***

"Mengapa kelas Aroon sepi?"aku bertanya pada diriku sendiri,karna biasanya kelas Aroon selalu dipenuhi murid-murid.Namun sekarang sepi,dan akhirnya aku bertanya pada salah seorang siswa yang duduk di bangku depan kelas.

"Miko apa kau melihat Aroon?"

"Iya aku tadi melihat dia di atap!"

"Oh..thanks Mik."aku berlalu pergi menuju atap.

***

Aku menaiki tangga dengan jantung berdebar-debar,apa rencana Aroon?

Semakin dekat aku mendengar suara aneh."Suara apa itu?"aku mempercepat langkah kakiku.

Sesampainya di tangga teratas,aku melihat sebuah pemandangan yang membuat kakiku lemas.Memang betul Aroon berada di atap,dan dia juga menyiapkan kejutan untuku.

Tapi apa ini,kejutanya sangat menyakitkan.Sekarang Aroon sedang bersama Shimi,bukan hanya bersama tapi mereka sedang berciuman.

Apa ini yang tadi ingin Justin katakan? Bahwa Aroon masih menjalin hubungan dengan Shimi? Dan bahkan menyuruhku datang hanya untuk melihat mereka berciuman?

Air mataku menetes,mungkin hanya ini yang bisa aku lakukan untuk mengurangi sedikit rasa sakit yang merayapi hatiku.

Dengan sedikit tenaga yang tersisa aku memanggil Aroon.

"Aroon!"

-NB-
Uwoo semakin mendebarkan nihh guys,tunggu chapter selanjutnya ya😂jangan lupa vote yaaa

Broken Angel Where stories live. Discover now