Dara tengah berkutat dengan tugas yang diberikan guru Bahasa Indonesia yang notabene jarang sekali mengajar, satu semester bisa ia hitung menggunakan jari berapa kali ia masuk dan mengajar
Tahun lalu saja satu semester ia hanya masuk dua kali dan selanjutnya ia hanya memberi tugas
Ia mengacak-acak rambutnya frustasi.
Tugas yang diberikan tidak bisa menggunakan logika karena tugas yang diberikan mengenai pernyataan, pengertian,Tidak ada catatan dalam bukunya, rangkuman atau fotocoppy yang diberikan Guru mapel, bahkan di mbah Google pun tidak ada"Nih" seseorang menaruh sebuah kotak didepan Dara dan sukses membuat konsentrasi Dara buyar
Dara menatap bekal yang Ada didepannya dan mendongak mencari tau siapa yang membuat konsentrasi yang ia kumpulkan susah payar dengan mudahnya dihancurkan oleh orang tersebut
"Gue ganti tuh bekal yang kemarin" Ucap Farell dan langsung duduk disamping bangku yang Dara duduki
Dara menatap tak percaya "Hah?"
"Gue gak sejahat yang lo kira, gue masih punya rasa kasihan dan bersalah karena gue orang Indonesia-yang terkenal dengan kesopanannya"
"Lo lagi ngerjain apaan sih? Muka lo emang ngga bisa dikondisiin apa?" Lanjut Farell dan langsung merebut buku Bahasa Indonesia milik Dara
Dara yang sedari tadi diam sekarang mulai bertindak dengan merebut kembali bukunya "minggir deh...Gue lagi puyeng nih, btw makasih bekalnya" Dara mulai serius lagi dengan tugasnya karena waktu mapel Bahasa Indonesia akan segera habis
"Nih" Farell menaruh handphone nya didepan Dara
Dara mengangkat sebelah alisnya-walaupun gak bisa "maksudnya?"
"Tuh jawaban gue kemarin" Farell menunjukan beberapa foto jawaban dari beberapa soal "tugasnya sama kan? tuh guru gak takut apa ya?makan gaji buta"
"Tapi-" ucapan Dara terpotong
"Mau gak? Kalo gak Ya udah gue balik nih" Farell bangkit dari duduknya hendak meninggalkan Dara dan mengambil handphone nya
"Eh sini, gue mau nyalin jawabannya" Dara mulai panik karena waktunya hampir habis
Walaupun Dara Murid berprestasi tapi ia tidak suka dengan pelajaran yang gurunya tidak pernah masuk ke kelas
Farell menyerahkan handphone nya lalu duduk kembali disamping Dara
Setelah Dara selesai menyalin jawaban yang diberikan Farell ia langsung menaruh bukunya di meja guru
"DARA! GUE LIAT YAH" teriak Cici dan langsung menyalin jawabannya
Semua mata orang yang didalam kelas langsung tertuju pada Cici dan langsung berlari menghampiri Cici untuk menyalin jawaban Dara
"Gila! Temen kelas lo gendeng semua sih?" Farell terus terkekeh melihat kelas yang katanya anak IPA tapi perilakunya....
"Btw makasih lagi buat jawabannya kalo gak ada lo mungkin nih kelas besoknya dihukum sama Pak Tio guru bahasa Indonesia"
"Ya udah gue cabut" Farell melenggang pergi dari kelas Dara dan masuk ke kelasnya yaitu kelas XI- IPA 1
"Farell Dari mana lo? Dicariin juga" Karel teman sekaligus sahabat seperjuangannya itu menoyor kepala Farell
"Dari kelas sebelah" ucap Farell datar
"Ngapain?" Ady melebarkan matanya "habis ngapelin siapa?" Tanya Ady dengan nada keponya
"Lo cowok apa cewek sih? Cerewet bangey, kepo lagi" sindir Farell dan mendorong bahu Karel
"Ihh kamu kok kasar sama adek sih bang? Sakit tau?" farell begidig melihat kelakuan Ady kenapa ia bisa berteman dengan anak alay ini tuhan
Karel dan Juan tertawa keras melihat kelakuan teman temannya ini
***
Bell pulang sudah berbunyi 45 menit lalu, Dara dengan sabar menunggu supir yang bertugas mengantar-jemput dirinya
Ia menyenderkan kepalanya di tiang halte, sambil menunggu supirnya datang ia mengeluarkan benda pipih dari sakunya
Ia menggulir layar kebawah saat melihat lihat foto teman temannya di aplikasi Instagram
"Dara"
Dara yang tengah asyik dengan handphone nya langsung menengok ke arah orang yang memanggil dirinya
"Karel?" Dara tersenyum melihat teman dari SMP nya itu
"Belum pulang Ra?" Tanya Karel yang dijawab gelengan oleh Dara
"Yuk gue anterin" Karel menarik pergelangan Dara
Karel mengernyit karena tiba-tiba Dara menghentikan langkahnya "kenapa?"
"Ntar ngerepotin lo Rel?" Sebenarnya Dara tidak enak kepada Karel karena rumahnya berbeda arah
"Lo kayak sama siapa aja?" Karel melanjutkan langkahnya sambil terus memegang lengan Dara
"Nih gue cuma bawa satu helm jadi lo aja yang pake" Karel menyerahkan helm berwarna hitam kepada Dara
"Lo kan yang didepan, seharusnya lo yang pake helm lah Rel" Dara menyerahkan kembali helm itu kepada Karel
Dara kaget ketika kepalanya sudah terpasang helm yang dipakaikan oleh Karel secara tiba tiba "gue laki-laki masa iya gue biarin ciptaan tuhan yang paling lemah dan lembut buat celaka sih?"
Dara tersenyum ikhlas kepada Karel, Karel memang teman laki-lakinya yang paling baik
"Untung gue bawa motor metic" ucap Karel sambil naik kemotornya
"Kenapa?" Tanya Dara penasaran dan langsung membonceng Karel secara menyamping
"Kalo gue pake motor gue yang satunya lo mau bocengnya gimana?" Karel terkekeh membayangkan bagaimana jika ia membawa motor ninjanya sedangkan Dara menggunakan rok yang bisa dibilang pendek
Dara menoyor kepala Karel "mikir apa lo?"
"Engga kok gue cuma mikir yang iya iya" Karel yang takut Dara marah langsung melajukan motornya
***
Sorry for typo🙏Next or No?
Belum masuk konflik jadi masih datar ceritanya 😉Gue beraniin bikin cerita ini karena mungkin paling banyak diminati ketimbang cerita yang penuh dengan perjalanan hidup yang rumit..
Sebenarnya gue pikir cerita ini pasaran banget, tapi gue gak akan pake konflik dan ending yang pasaranIG: dwiyanaindahrahmawati
21 December 2016
YOU ARE READING
Nothing Perfect
Teen FictionMencintainya sama saja masuk kedalam taman penuh pisau dan ranjau Menyakitkan! Lets Reading this story Happy Reading Coppyright 2016 © by Dwiyana Indah R