27.Sikap ayah aneh?_?

5.3K 358 2
                                    

Vote:)

----

Aku sudah siap dengan seragam sekolahku. Sekarang baru hari kedua masuk sekolah. Dan hari keempat aku meninggalkan jakarta dan semua kenangannya. Meninggalkan kak iqbaal yang membuat hari-hariku lebih berwarna belakangan ini. Jujur saja, walaupun semua gombalannya sangat berlebihan, tapi aku bahagia. Tidak semua SoniQ seberuntung diriku. Tidak semua SoniQ menerima gombalan alay dari kak iqbaal. Wkwk:v

Sudahlah. Aku mengambil tas sekolah dan juga IPhoneku. Lalu aku keluar dari kamar dan berjalan turun menuju meja makan.

"Pagi ayah, bunda, bang dito, bi inah" Sapaku pada keluarga kesayanganku ini.

Aku duduk didekat bang dito.

"Pagi juga sayang" Jawab ayah dan bunda.

"Pagi juga non" Jawab bi inah juga.

"Pagi juga jelek" Jawab bang dito.

"Heh! Lo bilang gue apa? Jelek? Kalo gue jelek, seorang iqbaal dhiafakhri ramadhan ga mungkin suka ke gue!" Ujarku dengan sombongnya.

"Hah? Bangga banget lo! Emang lo tau kalo iqbaal itu suka ke lo? Palingan iqbaal cuma iseng aja gangguin lo" Ucap bang dito.

"Ihh apaansih lo! Masa 10 hari itu iqbaal cuma iseng ke gue? Ga mungkin!" Kataku.

"Kenapa lo marah kalo iqbaal gasuka ke lo? Lo ngarep iqbaal yaaa..." Ledek bang dito.

Mati aku.

Iya juga ya, kenapa aku marah? Kenapa aku jadi kaya gini sih? Jangan-jangan aku juga suka ke kak iqbaal. Emang sih, masa iya SoniQ gasuka ke kak iqbaal, tapi ini lebih dari suka. Apa aku mulai mencintainya?

"E-enggak lah. A-apaansih lo? J-jangan ngaco deh" Elakku.

"Dihh gelagapan. Cieee adek abang suka ke iqbaal" Ledek bang dito lagi.

"Udah-udah.. Didepan rezeki kok berantem. Udah cepetan makan. Nanti dingin makanannya" Ujar bunda.

"Iyaa bun" Jawabku dan bang dito.

Kami semuapun memakan sarapan kami.

Setelah selesai sarapan, kami menyiapkan persiapan kami sebelum kami berangkat untuk menjalani aktivitas kami masing-masing.

'Tilulit.. tilulit.. tilulit..'

Terdengar ada suara telfon rumah, ayah berjalan kearahnya dan mengangkat telfonnya. Aku memperhatikannya dari jauh sambil memakai sepatu.

"Halo assalamualaikum"

"....."

"Oh.. iyaiya. Ada apa?"

"....."

"Ohhh... oke oke. Kita disini juga bakalan buat sesuatu buat dia"

"......"

"Terus kamu sama istri gimana?"

"......"

"Oalah.. Siap-siap. Yaudah lusa biar aku sama bundanya anak-anak yang jemput kesana. Kabari aku. Kasih nomer telfonku aja"

"......"

"Oke. Waalaikumsalam"

Ayah meletakkan telfon rumah ditempatnya lagi. Mungkin ayah sudah selesai yang menelfon. Ayah kembali duduk lalu memakai kaos kaki miliknya.

"Siapa yah yang nelfon?" Tanya bunda yang baru saja datang dari dapur.

"Enggak.." Jawab ayah sambil tersenyum.

(:Fans:)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang