Prologue

12.3K 853 17
                                    

Dalam universe di mana Choi Seungcheol hidup, kehidupan seolah-olah terfokus pada sebuah fenomena atau takdir—sebagaimana orang-orang di sekitar Seungcheol mempercayainya—mengenai cinta. Di dunia Seungcheol, kutipan yang mengatakan bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan berpasang-pasangan bukanlah hanya sebatas kata-kata ataupun isapan jempol semata. Soulmate, merupakan konsep terpenting dalam kehidupan di mana Seungcheol tinggal. Sedari kecil, setiap manusia dalam universe ini telah diajarkan bagaimana konsep soulmate itu bekerja, melihat bagaimana orang-orang di sekitar mereka menjalankan hidup 'happily ever after' dengan belahan jiwanya.

Kemudian, pencarian soulmate dalam kehidupan menjadi sesuatu yang utama, meskipun bukan perkara mudah, mengingat bagaimana manusia tidak memiliki petunjuk apapun mengenai keberadaan pasangannya, pun waktu pertemuan mereka. Beberapa orang mungkin beruntung dapat menemukan soulmate mereka di masa muda, seperti kedua orang tua Seungcheol yang bertemu di masa sekolah menengah. Bagi beberapa orang, pun pencarian tersebut sangatlah menyulitkan, di mana banyak orang tetap menanti saat-saat pertemuannya dengan sang pasangan di masa tua, berteman dengan kesendirian.

Banyak orang mengatakan bahwa detik-detik saat bertemu dengan pasangan hidup tersebut sungguhlah magical. Saat-saat di mana pandangan keduanya bertemu, ataupun sentuhan yang terjadi meski hanya sepersekian detik, seolah telah memberikan kehidpan yang baru bagi kedua insan tersebut. Rasa perih saat sebuah tattoo 'diukirkan' pada pergelangan tangan mereka, tentu saja tidak dapat menggantikan bahagia yang muncul begitu saja tanpa dapat dijelaskan. Dengan desain yang berbeda-beda bagi setiap pasangan, kemunculan tattoo tersebutlah satu-satunya pertanda bahwa mereka merupakan soulmate bagi satu sama lainnya.

Beberapa orang mengaggap bahwa desain tersebut hanyalah desain random tanpa ada makna di baliknya. Namun, beberapa pihak malah menganggap bahwa desain tersebut memberi tanda bagaimana alam telah mempertemukan dan mempersatukan mereka. Berwarna hitam, tattoo tersebut akan terus terpatri pada pergelangan tangan, tepat di mana nadi pertanda kehidupan berdenyut. Sebaliknya, tattoo tersebut akan mengabur menjadi kemerahan apabila nadi tak lagi berdenyut di bawah tattoo pasangannya.

Konsep soulmate ini tentu saja pada dasarnya seakan-akan abstrak. Adanya sebuah ikatan dan cinta yang muncul pada orang yang baru saja ditemui tanpa adanya alasan yang dapat dijelaskan secara scientific adalah salah satu alasan Seungcheol membenci konsep soulmate. Bukan berarti Seungcheol tidak percaya, tentu saja tidak. Bagaimana bisa Seungcheol tidak mempercayainya, sedangkan ia harus menyaksikan kedua orangtuanya, serta pasangan-pasangan lainnya menjadi komplementer dalam keseharian mereka selama dua puluh enam tahun ia hidup di dunia.

Seungcheol percaya akan keberadaan soulmate-nya, sungguh demi Tuhan ia percaya. Hanya saja Seungcheol lebih skeptikal pada konsep soulmate tersebut. Selama ini, Seungcheol percaya bahwa apa yang dirasakan para pasangan-pasangan itu hanyalah sebatas dorongan sugesti yang memang secara turun-temurun dijelaskan oleh generasi-generasi terdahulu. Seseorang dapat mencintai orang lain yang benar-benar baru ditemuinya akibat perkembangan 'budaya' yang mengatakan bahwa orang itulah satu-satunya cinta dihidupnya.

Keadaan di mana Seungcheol seolah tidak dapat memiliki kuasa atas takdirnya sendiri-lah yang selama ini membebani pikirannya. Seungcheol hanya ingin memilih sendiri pasangannya dan memegang kendali sepenuhnya atas kehidupan yang ia jalani. Lagipula, kekuatan apa yang seenaknya menentukan soulmate-nya tanpa adanya persetujuan dari dirinya terlebih dahulu. Seungcheol menganggap bahwa konsep soulmate sebagai suatu pemaksaan, pelanggaran hak kebebasan hidupnya malah, dengan alasan yang bahkan tak diberitahukan padanya.

Ekstremnya, ada pula budaya yang memiliki kepercayaan bahwa soulmate-mu adalah hidup dan matimu. Keberadaan sang soulmate merupakan hal yang bekerja seperti semacam kebutuhan pokok, atau bahan bakar bagi sebuah kendaraan. Memikirkannya saja membuat Seungcheol ingin tertawa terbahak.

Seungcheol benar-benar berharap soulmate-nya tidak usah muncul dalam hidupnya dan mengikat dirinya.

-----

Keadaan di mana harusnya ngelanjutin chapter 3 Karena Kamu, tapi malah publish yang baru hehe. Ide ini udah nempel dari seminggu yang lalu dan gemes banget pengen ditulis, lagian juga takut lupa jadinya gini deh heheh. Lanjut gak yah kira-kira? Tolong vote dan commentnya yaa~

Kata TakdirWhere stories live. Discover now