Pernikahan Bisnis

249K 3.6K 43
                                    

" Kakak dia selalu terlihat tampan, hidungnya yang mancung... gayanya yang cuek, pokoknya dia itu perfect " Puji Ziya dengan ekspresi wajah yang sumringah.


Entah sudah berapa kali Ryu harus mendengarkan cerita yang sama. Walau Ryu sangat benci mendengarkan Ziya memuji-muji laki-laki itu tapi mau gimana lagi sepertinya hanya hal itu yang bisa membuat gadis tomboy itu tersenyum lebar.


" Ziya, loe mau gue kenalkan dengannya?! " Tawar Ryu.


Pipi Ziya langsung memerah dan dengan cepat gadis itu menolaknya. Ryu hanya menghembuskan nafas, ia tahu kalau sahabat kecilnya itu jatuh cinta dengan dengan cowok itu, tapi Ziya selalu tidak mau kalau di kenalkan dengan Alexander.


Alasannya simpel, " Gue cuma suka ngeliat ketampanannya aja kok, gak lebih kak "ujarnya.


Tapi tatapan matanya tak dapat mengubah kebenaran, itulah yang selalu di lihat oleh Ryu, pancaran cinta yang sangat besar.


" Terserah loe-lah... " ucap-nya sedikit kesal. Lalu kembali berlatih basket.


" Wah sudah jam pulang, udah dulu kak, Cotam i'am coming!!! " serunya sembari berlari. Cotam atau cowok tampan itulah panggilan untuk Alexander


" huft... bahkan dia tidak pamit pada gue... Kapan loe sadar, gue selalu menyayangi loe gadis bodoh... " ucap Ryu miris dan dengan kasar dia melempar bola basket ke ring.


Ryu sudah bisa menebak apa yang akan di lakukan Ziya setiap jam pulang. Duduk di atas pohon memperhatikan Alexander dari atas pohon tersebut.


" Yups... seperti itu yang selalu loe lakukan Ziya... " Batin Ryu sembari memandang Ziya yang bertengger di atas pohon memperhatikan Alexander bermain sepak bola.


Ryu-pun menyusul Ziya dan ikut-ikutan naik ke atas pohon. " pemandangannya indah yah... "tegur Ryu dengan menatap ke arah lapangan sepak bola.


Ziya sedikit kaget dengan kedatangan Ryu tapi kembali fokus ke arah semula. Dengan senyuman lebar dan anggukan sudah bisa menjawab pertanyaan Ryu.


Rasa sakit itu kembali menjalar dalam hatinya. Cemburu jelas saja, walau dia hanya di anggap sebagai kakak oleh Ziya tapi perasaan Ryu tidak bisa bohong kalau dia sangat mencintai gadis kecilnya itu.


" Kenapa kau tidak mencoba mengenalnya lebih jauh, mencoba menjadi temannya atau apalah " saran Ryu.


Ziya menggeleng, seluruh sekolah tahu kalau Alexander membencinya. Karena image Tomboy yang melekat pada diri Ziya. Ryu-pun juga mengetahuinya bahkan setiap ada Ziya, Alex pasti akan pergi dan meninggalkan tatapan kebencian pada Ziya.


" Kakak tahu sendiri betapa bencinya dia pada ku " ujar Ziya lirih.


Ryu jadi ikut sedih jadinya, lalu Ryu merangkul pundak Ziya mencoba memberi semangat dengan senyum manisnya. Ziya-pun ikut tersenyum membuat jantung Ryu bergetar tapi, Ryu langsung menguasai hatinya agar tak terlihat gugup.


" Ziya, bukannya besok loe sweet seventeenan-kan?! " tanya Ryu.


Ziya mengangguk sembari terus memperhatikan Alex.


" Gak loe rayakan Zi?! "tanya Ryu lagi.


Ziya menunduk sedih sembari menggeleng. " Besok gue sial kak " ujarnya. Dahi Ryu berkerut, " maksudnya?? " tanya Ryu.


" huft, besok hari pernikahan gue kak! "ujarnya semakin terlihat sedih.


Ryu langsung menganga dengan mata yang membulat. Lalu Ryu tertawa terbahak, ia merasa geli dengan penuturan Ziya.


Ziya cemberut dan memukul kepala Ryu. " kak Ziya serius, Gue nikah besok!!! " Serunya.


Tawa Ryu mulai terasa garing saat terlihat jelas Ziya tidak sedang bercanda. Tatapan Ryu langsung berubah meminta penjelasan.


" Kakek meminta gue menikah dengan anak rekan bisnisnya " jelasnya.


Benar-benar miris, kakek itu otoriter lagi-lagi menghancurkan kehidupan Ziya. Tapi mau gimana lagi, Ziya hanya punya kakek di hidupnya, sejak kedua orang tuanya meninggal 12 tahun yang lalu. Terlahir di keluarga kaya tapi hidup tidak bahagia itulah Ziya, tapi senyumannya mampu menutup kesedihannya.


" Kak... gue gak apa-apa jadi jangan sedih gitu deh, bukannya yang sial itu aku, kok kakak yang sedih sih " ucapnya sembari tersenyum lebar.


Ryu membalas senyumannya, walau dalam hati Ryu sangat sedih. " Apa besok acaranya tertutup?! "ujar Ryu.


" Gue gak tahu kak, tapi sepertinya iya... " ucapnya sambil terus memperhatikan Alex.


****


" huft.... ahhhh.... huft.... ahhhh " Ziya mengatur nafas.


5 menint lagi calon mempelainya akan datang, acara pernikahannya di lakukan secara tertutup.


" Ziya, jangan gugup... " ucap kakeknya lembut.


Ziya mengangguk sambil tersenyum manis. Gaun putih yang Ziya kenakan sangat terasa ribet baginya. Ini kali pertama Ziya mengenakan gaun dan menutupi wajahnya dengan make up. Terlihat dari ke jauhan mempelai pria datang, jantung Ziya semakin berdetak. Ia mulai memejamkan matanya dan berdoa " ini akan selesai dengan cepat "gumamnya.



Sudah lebih dari sembilan kali, Ziya menepuk pipinya pelan. Ini terasa seperti mimpi baginya. Matanya tak henti-hentinya melebar mengetahui kenyataan kalau suaminya sekarang adalah ALEXANDER.


Di mobil pengantin, jantung Ziya tak henti-hentinya berdetak. Ada rasa bahagia dalam hatinya, dia selalu mencoba mencuri pandang ke wajah suaminya.


Tapi Alex hanya Diam dan terlihat dingin tanpa ekspresi. Hanya keheningan yang terasa di sana.


" Kamu..." ucapnya ragu.


" Kenapa kau tidak menolak pernikahn bodoh ini?! " tanya Alex tegas tanpa menatap Ziya.



" hah?!... ehm... aku gak bisa nolak perintah kakek " jawabnya.


Alex menyeringai, dan langsung menatap tajam ke manik mata Ziya. " Taktik bisnis itulah yang di lakukan si tua bangka " ucapnya sinis.


Mata Ziya melebar, Ziya tak pernah menyangka kalau Alex sekasar ini. Rasanya Ziya ingin menyumpal mulut suaminya itu tapi rasa cintanya mengalahkan hati nuraninya.


" Pernikahan bisnis bukankah itu yang sedang kita jalankan Tuan Alexander " balas Ziya dengan penekanan di bagian akhir katanya.


Alex menyeringai seakan meremehkan dirinya. " Ziya loe harus kuat! " batinnya memberi semangat.

Pernikahan BisnisWhere stories live. Discover now