Pernikahan Bisnis - - > 5

92.7K 2.5K 38
                                    

Ziya tak sanggup lagi menahan tangisnya. Hampir setengah jam ia terisak di atas pohon yang biasa menjadi tempatnya bersantai. Jika air matanya di ukur mungkin sudah satu ember penuh. Setiap ia mengingat segala perkataan yang terlontar dari bibirnya untuk Ryu, rasa sakit yang sangat memilukan hatinya langsung menyerang.

Ia mengadah menatap langit dengan air mata yang mengalir. Ziya mulai memejamkan mata mencoba menikmati deru angin. Rambut panjang sebahunya bergoyang seirama dengan belaian angin. Ia mencoba meredakan isakannya, menarik nafas dan menghembuskannya, melakukannya berulang-ulang untuk menenangkan hatinya.

Sekelebatan kenangan bersama Ryu muncul di benaknya. Tersenyum, menangis di pelukan Ryu, saling menjahili, mengejek, bergembira, menyanyi bersama dan jutaan kenangan lain membuatnya semakin sakit. Tenggorokannya tercekat dan air matanya mulai mengalir kembali. " maaf kak, maaf " gumamnya.

Matanya menyapu tanah lapang. Hanya warna hijau yang mendominasi. Tenang, sunyi tapi tempat ini membuat hatinya teringat dengan segala kenangan buruknya. Kakinya melangkah menuju ke salah satu tempat peristirahatan terakhir ke dua orang tuanya. Ia duduk sembari menaruh bunga mawar putih favorit ayah dan ibunya tepat diatas nisan mereka. Tidak ada senyum yang terukir disana hanya ada kesedihan yang terpancar dari raut wajahnya yang tampan.

Matanya perlahan di katupnya, memutar kembali kenangan saat kecil bersama keluaraga kecilnya. Tapi tangannya mengepal penuh amarah karena kenangan pahit itu ikut terputar di ingatannya. " sudah lama? " sebuah suara lembut membuyarkan lamunannya. Kepalanya di putar mengarah ke suara lembut yang tak asing baginya.

Wanita bersuara lembut itu tersenyum amat hangat dan nyaman, ia membalas senyuman wanita itu. Wanita itu langsung berlari dan memeluknya. Melepaskan rindu yang sangat lama. " Kakak sangat kangen dengan mu dek! " ucap wanita itu tulus.

" aku juga kak " ucapnya dan wanita itu mempererat pelukan itu. " hei kak! harusnya adik yang manja bukan kakaknya " godanya.

" habis kakak sudah kangan banget dengan mu adik kecil ku... " ucap wanita itu sembari mencubit pipinya. " Alex kau terlihat lebih kurus, apa ada masalah? " tanyanya dengan mata yang mengintrogasi.

" kakak ku Tania yang cantik, adik mu ini baik-baik saja jadi jangan menatap ku seperti itu, Ok " kata Alex lembut dengan senyum manis yang mengembang.

" hmm... makanan ini enak sekali! " ujarnya riang sembari melahap spageti pedas. Mereka berdua melampiaskan rasa kengen mereka di restoran spageti.

Alex tertawa kecil melihat kepolosan kakaknya. " kalau kakak mau, biar ku pesankan lagi ".

Tania langsung memgangguk " tapi di bungkus saja, Adam pasti suka! " kata Tania riang. Alex tersenyum.

Pernikahan BisnisWhere stories live. Discover now