13

81 17 2
                                    


"Lo segitu nggak percayanya ada gue di sini, Ra?" ucap suara di balik helm. Suaranya kayak kenal. Entah kenapa, ada perasaan kecewa setelah mendengar suaranya. Tidak kecewa-kecewa amat sih. Ya ada malaikat penolong, kenapa harus kecewa?

Lelaki itu kemudian membuka kaca helmnya. Menampilkan senyum terbaiknya. Yang, mau tak mau harus kuakui bahwa senyumnya manis juga.

"Sini, Ra. Biar gue tuntun. Lo pulang make motor Taehyung." Kak Taeyong menyerahkan kunci motor.

Sebenarnya, aku ingin langsung mengangguk saja, mengambil kunci motor yang ditawarkan Kak Taeyong, lalu pergi. Tapi, sepertinya akan tidak sopan jika aku langsung mengiyakan.

"Eh, nggak usah repot-repot, Yong. Lagian bengkel udah deket, kok." Ucapku. Omong-omong, bukannya aku tidak sopan ya karena tidak memberi imbuhan 'kak' saat memanggilnya. Ya, karena dia yang memintaku untuk seperti itu.

"Buruan ih motornya ditungguin Taehyung tahu, nggak."

"Ha?"

"Ceritanya panjang. Udah pokoknya sekarang Taehyung lagi di depan rumah lo."

HA? KAK TAEHYUNG DI RUMAH GUE?

Refleks, aku menjatuhkan rahang bawah, seperti orang kaget.

"Yaelah jangan cuma melongo doang, ditungguin noh."

"Terus lo pulangnya gimana?"

"Gue mah gampang. Buruan. Nih."

Selama menaiki motor Kak Taehyung, aku mengerutkan kening. Kenapa Kak Taeyong selalu baik padaku? Mungkin benar kata Clara, sebaiknya aku move on dari Kak Taehyung saja. Karena faktanya, Kak Taeyong jauh lebih pasti dari Kak Taehyung.

Tapi tetap saja. Bagaimana bisa aku dengan mudahnya berpaling? Kak Taehyung sudah singgah terlalu lama. Dan yah, dia adalah love is the first sight. Tawanya saat berhasil memasukkan bola basket ke ring pertama kali, selalu terbayang-bayang di kepalaku.

Tawa sederhana yang berhasil membuatku jatuh cinta lagi, lagi, dan lagi.

***

Seseorang sedang menyender di pagar rumahku. Sembari memainkan ponsel. Ia masih mengenakan seragam putih abu-abu. Aku memberhentikan motor ketika sudah sampai di depan rumah. Seseorang yang sejak tadi menunduk sembari memandangi ponselnya, menoleh.

KAK TAEHYUNG!

"Cepet amat? Taeyong mana?"

"Engg," aku mengusap-usap tengkuk, "Masih di sana."

Lelaki di hadapanku ini mengerutkan kening, "Nggak lo temenin?"

Aku menggeleng, "Dia nyuruh gue ke sini, Kak."

"Bego emang," gumamnya.

Jujur, aku bingung harus berbuat bagaimana. Apa aku suruh masuk ke rumah saja?

Aku kemudian membuka pagar, "Masuk dulu aja, Kak." Kataku canggung.

Yang diajak bicara kemudian mengangguk sembari membawa masuk motornya.

"Duduk dulu, Kak." aku kemudian pergi meninggalkannya. Lalu menuju dapur. "Bi, tolong bikinin minum."

Bibi hanya mengangguk.

***

WOY GIMANA INIIIII

KAK TAEHYUNG DI RUMAH GUE ANJIRRR

BANTUIINNN

SIAPA PUN GUE CANGGUNG BANGET TOLOONGGG

Clara: dia nyari kakak lo?

ENGGAKKK

CERITANYA PANJANG!!! POKOKNYA DI RUMAH SEPI

CUMA ADA GW KAK TAEHYUNG SAMA BIBI

HELP

GUE DI KAMAR

Sena: ajak ngomonglah, ngapain lo di kamar?

Sena: ada kesempatan modus ngapain disia-siain sih

Sena: buruan sonoooo

Gue ga tau mau ngomong apaan weh

Sena: apaan kek padus kek apalah terserah

Jasmine: buruan wehh sanaaa

Gue deg-degkan banget anjirrr

Huaaaa

Kak Jimin kerkom lagi

Taeyong lama banget

Sena: TAEYONGGGG????

Jasmine: KOK TAEYONG SIHHH?

Ya Taeyong nanti ke sini

Jasmine: haaa? Taeyong mau ke rumah lo?

Clara: mantap Ra, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui

Clara: LANJUTKAN!!!!

Sena: WAH RA! LO JANGAN NGENGAS SAMA DUA COWOK DONG!

Jasmine: pantes ya populitas jomblo banyak

Sumpah kalian nggak guna

Sena: Ya lo juga nggak jelas anjir

Jasmine: lagian tinggal ngobrol doang aja susah amat sih

Clara: lagian tinggal ngobrol doang aja susah amat sih(2)

Ya lo berdua ngomong gampang

Aku mendengar suara pintu diketuk.

"Ra? Masa ada tamu dianggurin doang?" tanya Kak Taehyung dari luar pintu.


tbc


SEKALI LAGI TERIMAKASIH YANG SUDAH MENGIKUTI CERITA INIIII :")))) Maaf kalau absurd karena aku masih amateur.

Ra's Guardian [Kim Taehyung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang