v

25.8K 1.7K 482
                                    

Pagi ini masih sama seperti pagi kemarin, masih ada Terumi di rumah Sasuke dan Sakura. Masih sama pula seperti kemarin Terumi keluar dari kamar setelah Sasuke dan Sakura rapi duduk di meja makan, bedanya pagi ini Terumi tidak keluar dengan kaos lusuh Sasuke tapi keluar dengan jubah tidurnya yang sukses sekali menunjukkan lekuk tubuh Terumi.

Sakura risih sekali melihat Terumi dan Sasuke sudah bermesraan pagi-pagi di meja makan pula! Tidak malu sama sekali dengan Nenek Chiyo atau Ayame yang mondar-mandir mengeluarkan menu sarapan pagi.

Sakura tak habis pikir kemana urat malu dua manusia ini, sama sekali tidak sungkan bermesraan seperti hewan di hadapan manusia lain.

"Nanti malam aku pergi ke butik Temari, mencari baju untuk acara besok," ujar Sakura pada Sasuke yang sibuk sendiri dengan Terumi.

"Hn," jawab Sasuke.

"Aku berangkat." Sakura mengangkat dirinya dari kursi dan melenggang keluar dari ruang makan tapi sebelum itu langkahnya berhenti saat Sasuke menyerukan namanya.

Sakura segera berbalik dan menghampiri Sasuke yang telah berdiri dari kursinya. "Apa?"

"Pakai ini saja." Sasuke mengeluarkan kartu kreditnya dari dompet dan menyerahkannya pada Sakura.

"A-apa? Sayang itu untuk apa?" Terumi menjerit panik melihat Sasuke menyerahkan benda itu kepada Sakura.

"Membeli gaun untuk acara yang akan kita hadiri besok," jawab Sasuke tanpa basa-basi.

Rahang Terumi menganga mendengar jawaban Sasuke. "T-tapi kenapa? Dia kan bekerja, punya uang sendiri."

"Sudahlah biarkan saja—"

"Tidak! Jika kau membelikannya gaun, kau juga harus membelikan gaun untukku." Dengan cepat Terumi memotong ucapan Sasuke. "Nanti malam kau harus membawaku juga untuk beli gaun! Kau harus adil terhadap aku!"

Sasuke mendesah lelah, tak mampu menjawab lebih lagi akhirnya dia hanya mengangguk. Laki-laki itu berpaling pada Sakura. "Nanti malam kita bertiga pergi belanja gaun."

Ha? Aku tidak salah dengar kan? Batin Sakura terkejut.

"Bertiga?"

"Iya Sakura!!" Pekik Terumi girang.

Sial, bisa-bisa jadi pembantu mereka aku kalau pergi bertiga!

Tak mau lagi berlama-lama di depan dua manusia alay itu, Sakura segera melanjutkan langkahnya untuk pergi ke sekolah.

***

"Jadi beberapa murid sudah tahu suamimu ya?" Tanya Sasori yang duduk di depan Sakura. Saat ini mereka tengah makan siang bersama di kantin guru.

"Hm. Sepertinya begitu, kemarin dia menemaniku menunggu satu anak yang belum dijemput," jawab Sakura dengan menganggukkan kepalanya.

"Oh ya? Wah suami yang setia," goda Sasori pada Sakura.

Sakura memutar bola matanya malas. Selalu saja Sasori ini menggodanya dengan kata-kata tak perlu. "Setia? Tai ayam itu setia. Kau tahu, dua pagi ini aku muak sekali melihat Sasuke bermesraan dengan pacarnya! Sungguh menyebalkan bukan?"

Tawa Sasori pun meledak. "Kau cemburu?"

"Ha? Yang benar saja, aku cemburu? Sampai Kakashi-sensei ubannya hilang pun aku tidak akan cemburu padanya," jawab Sakura dengan sedikit menggebrak meja.

Sasori tertawa lagi. "Ya barang kali saja kau cemburu begitu pada Sasuke dan pacarnya?"

"Tidak sama sekali! Kau tahu Sasori, malam ini kami akan pergi bertiga ke butik untuk membeli gaun karena besok aku dan Sasuke harus menghadiri undangan pernikahan kolega Ayah mertuaku. Si Terumi itu sama sekali tak ingin ketinggalan!! Menyebalkan bukan?" Ucap Sakura dengan kobaran api tak kasat mata di atas kepalanya.

Begin AgainWhere stories live. Discover now