BAB 7

130 13 0
                                    

A    B O X

ALETTA menghempaskan tubuhnya di atas ranjang setelah melempar tasnya ke sembarang arah. Sudah 4 hari ia mendiamkan Revon, tidak bicara pada cowok itu sama sekali. Tampaknya, cowok beriris mata coklat itu juga tidak menyoba untuk minta maaf. Aletta juga enggan memaafkan Revon.

Tahu apa cowok itu tentang hubungannya dan Adam?

Aletta menghela nafas panjang. Ia menjadi sangat ekspresif dan emosional kalau sudah membahas tentang Adam. Perasaannya bisa sangat berbunga-bunga, dan bisa juga terasa seperti dicabik-cabik.

Contohnya seperti sekarang.

Sekitar jam setengah 4 ketika Aletta bertemu dengan Adam di KFC, ia melihat cowok berparas mirip Justin Johnes versi memakai kacamata itu duduk di dekat pintu keluar bersama Carly.

Carly, sahabat yang baik dan menyebalkan.

Mungkin aneh ketika kata 'baik' dan 'menyebalkan' disandingkan dalam sebuah kalimat. Tapi memang begitulah kenyataannya. Carly baik dalam beberapa sisi, tapi sisi yang lainnya sangat tak terduga, jauh dari penampilannya yang tampak lugu, cewek berambut coklat seperti Revon itu sebenarnya sangat licik.

Ah, sudahlah. Memikirkan Adam dan Carly hanya membuat mood-nya buruk.

Aletta beranjak masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dan ketika ia sudah selesai mandi dan hendak belajar, tangannya yang hendak mengambil buku secara asal menyentuh sesuatu.

Itu bukan buku. Aletta selalu menyampul bukunya menggunakan sampul plastik. Tapi ini tekstur ... tekstur apa, ya?

Aletta menyondongkan tubuhnya ke bawah, ke dalam loker yang terletak di bawah meja belajar dan menyimpan buku-buku pelajarannya--serta beberapa buku lainnya.

Itu adalah sebuat kotak.

Aletta mengernyit, ia mengambil kotak yang besarnya sekitar 7cm × 20cm. Oke, itu kecil. Aletta membuka kotak tersebut dan menemukan sebuah--

Apaan, nih? Alumunium foilbatin Aletta, bingung.

Aletta pun merobek kertas alumunium foil tersebut. Wangi kokoa bercampur susu yang manis langsung merebak ke dalam rongga hidungnya. Aletta mengernyit. Isi kotak itu adalah sebuah coklat. Tidak ada merk di coklat tersebut.

Aletta meletakkan coklat tersebut di atas meja belajarnya. Ia berharap menemukan sesuatu di dalam kotak tersebut, misalnya surat.

Oke, ini sudah seperti novel recehan saja.

Dan yah, memang ada surat di dalamnya.

Jangan marah mulu, ntar tambah jelek. Makan coklatnya biar gak bad mood mulu.

Revon.

Pengirimnya Revon. Aletta langsung menyumpah dalam hati. Berarti cowok itu masuk ke dalam kamarnya tanpa sepengetahuannya, dong?

Tok. Tok. Tok.

Aletta melirik ke arah pintu kamarnya dengan sinis. Menebak siapa yang mengetuk pintu, Aletta enggan menyahut. Apalagi menimbulkan suara grasak-grusuk seperti biasanya. Karenanya Aletta segera membereskan coklat tersebut, memasukkan lagi ke dalam kotak, lalu meletakkannya ke tempat semula. Aletta mengendap-endap ke atas ranjangnya, tidak ingin menimbulkan suara sedikit pun.

Aletta menarik selimut sampai ke dagunya. Aletta pura-pura tidur.

1 detik.

1 menit.

10 menit.

Aletta membuka matanya. Mana Revon? Jadi cowok itu sudah mulai belajar ya kalau Aletta nggak suka privasinya dikorek-korek? Baguslah kalau cowok itu tidak menyoba masuk lagi ke dalam kamarnya.

Aletta menghela nafas panjang. Ia pun memutuskan untuk benar-benar tidur.

Semoga saat ia bangun nanti Adam bakal membalas perasaan yang Aletta miliki.

Aletta tertawa karena pikirannya sendiri. Kemudian cewek itu membatin.

Bego.

Aletta memejamkan matanya, kemudian larut dalam dunia fantasinya.

Ada beberapa hal yang tidak Aletta ketahui.

Pertama, fakta bahwa Revon tidak bisa tidur karena memikirkan Aletta yang ngambek padanya.

Kedua, Revon membuat coklat itu sendiri dibantu Grace.

Ketiga, Revon sedang berusaha tidak menjadi pengecut.

Keempat, Revon suka cewek yang apa adanya dan asyik menjadi lawan berdebat.

Kelima, Revon sedang berusaha untuk jujur pada perasaannya.

Bahwa Revon menyukai Aletta.[]

An: sendirinya bilang Aletta ga boleh baper, eh malah dia nya yg suka duluan:(( dasar Revon😳

ps: maaf lama nggak update, maaf ingkar janji lagi. maaf banget sumpah :( hape gue rusak :(

Something About FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang