Kookie dan Masa Lalu (new chapter)

4K 665 89
                                    

Panti asuhan di ujung jalan itu tampak ramai dengan lalu lalang manusia yang beragam umurnya. Penuh dengan tawa dan canda, terkadang sekali-dua kali juga akan menyebar gosip hangat.

Seperti gosip baru hari ini. Yah, tidak baru juga sih. Gosip atau apapun ini sebenarnya sudah ada sejak lama, namun gosip ini tetap hangat untuk diperbicangkan. Yaitu tentang psikopat tidak waras yang selalu berkeliaran setiap malam Jumat tiba.

Yah, memangnya ada psikopat yang waras apa? Mereka semua kan punya gangguan jiwa.

"Kasihan sekali!"

"Apa gunanya membunuh, sih? Dasar gila!"

"Semoga dia dikutuk nanti."

Dan berbagai macam kalimat keluar untuk mengomentari berita sepasang Ibu dan anak yang terbunuh kemarin. Sebagian mengatakan belasungkawa, tapi gumpatan lebih banyak keluar.

Park Jimin turut mendengarkan. Hanya diam menutup mulut tanpa banyak komentar. Tanpa perlu dibilang lagi, Park Jimin sudah tau siapa dalang dari pembunuhan tersebut.

Psikopat gila yang menggunakan nama samaran Kookie. Nama manis yang tidak cocok untuk kepribadian bangsat psikopat itu.

Memori berkelebat dimalam Jumat tanggal 13 Oktober. Malam dimana semua kebahagiaan direnggut. 13 Oktober adalah tanggal dimana umur Park Jimin bertambah satu.

Malam itu, Park Jimin kecil usianya menjadi genap delapan tahun. Park Jimin tertawa penuh lepas, tapi sepertinya kata orang zaman dulu 'bila kau tertawa terlalu banyak, nanti tangislah yang akan menemani waktumu' benar.

Sesaat segalanya berputar dikisaran waktu dimana keluarganya dibantai keji oleh seseorang yang mengaku dirinya psikopat dengan nama Kookie.

Dimana Ayah dan Ibu yang sudah tergeletak tanpa nyawa. Darah menyecer dilantai. Kakak yang disiksa sebelum akhirnya dibunuh. Sampai adegan dimana ada besi panas yang menempel di mata. Berperan besar untuk membutakan sepasang bola mata Park Jimin.

Jimin masih ingat pandangan terakhir yang dilihatnya. Wajah putih bersih dengan luka sayatan di pipi sebelah kiri. Wajah yang tampan, Jimin mungkin saja akan memuji atau memuja wajah menawan tersebut. Sayang sekali, si tampan yang punya nama Kookie itu adalah pembunuh—seseorang yang telah merenggut kebahagiannya—juga matanya.

"Jim, kau melamun?"

Lamunan Jimin berhenti. Tersadar dirinya sedang di masa kini, bukan di masa lalu. "Aku tidak melamun, kok," Jimin berdalih.

"Tapi ekspresimu mengatakan iya."

"Baiklah, aku melamun. Kenapa?"

"Apa yang kau pikirkan ditengah gosip yang seru-serunya?"

"Seseorang," Jimin mengulas senyum.

Gadis yang menepuk punggungnya tadi hanya ber-oh ria. Lantas kembali memusatkan diri ke gosip dan celoteh di sekitar.


———


Hari ini masih malam Rabu. Jeon Jungkook rasanya ingin menebaskan parangnya atau pisaunya kepada sesuatu. Apapun, entah hewan, tapi lebih baik manusia.

Ada yang mendekat!

Otaknya memberi tanda bahaya setelah menyadari ada derit suara yang mengarah ke tempatnya berpijak.

Jemarinya menggenggam pisau lipat yang selalu tersedia di balik saku celananya itu dengan waspada. Mengendap untuk mencari tahu siapa yang menyebabkan otaknya memasang alarm tanda bahaya.

"Permisi Tuan,"

Jeon Jungkook menghentikan langkahnya. Suaranya terdengar manis, bukan seperti ancaman yang berarti.

"Apakah kau tahu jalan menuju panti asuhan yang terletak di ujung jalan? Aku minta maaf, tapi aku ingin minta tolong untuk menuntunku sampai kesana."

Sosok itu punya surai hitam. Ada tongkat yang menuntunnya. Senyum di ukir di bibir merah ranum milik sosok itu.

"Tentu, aku akan mengantarmu."

Si pemilik surai hitam itu tersenyum kian lebar. Dan, Jungkook bersumpah kalau senyum itu adalah senyum yang paling manis yang ditemuinya selama ini.

"Terima kasih, Tuan," sosok itu masih mengulas senyumnya. "Omong-omong, namaku Park Jimin."

"Jeon Jungkook."

Jungkook menjawab dengan suara seraknya. Sedangkan, Jimin bermain dengan memori mendengar suara yang rasanya tidak asing ditelinga. Pernahkah ia mendengar suara itu sebelumnya? Dimana? Kapan?

Sebelum Jimin selesai menemukan jawabannya, Jeon Jungkook sudah menarik Jimin terlebih dahulu.



Sebuah kisah cinta baru mulai dirajut.




———

tbc.



adult jungkook ; teenager jimin

Mr. Psychopath + kmDonde viven las historias. Descúbrelo ahora