Jadi, apa aku boleh tahu semua tentangmu?

2.7K 463 40
                                    

Jadi, apa aku boleh tahu semua tentangmu?
—aku hanya ingin sedikit memastikan.


—————


Setiap harinya, di malam yang dingin dan biasanya butuh selimut sebagai penghangat tubuh. Disaat orang-orang butuh memejamkan mata barang mengumpulkan energi untuk esok hari, Jeon Jungkook selalu merenung.

Pria itu tak pernah bisa memejamkan matanya barang sekejap. Dan, ketika matanya sudah menutup rapat, menuju bunga mimpinya, entah kenapa selalu ada wajah Jimin disana. Pemuda itu, guratnya yang muncul di bayangan Jungkook cukup mengganggu.

Park Jimin didalam mimpi terkadang tersenyum lebar. Lalu, barang sedetik kemudian ekspresinya berubah. Park Jimin yang muncul di alam mimpi pria Jeon itu benar-benar penuh misteri.

Jeon Jungkook menggelengkan kepala. Wajah Jimin kembali muncul di mimpinya malam ini. Sudah berapa kali ia memimpikan Park Jimin dalam minggu ini? Tiga, empat, lima? Atau tiap harinya?

Jeon Jungkook tak habis pikir. Apa yang salah darinya? Apa ia kurang tidur? Ah, mungkin, lihat saja kantung matanya yang terlihat tebal. Andai Jimin bisa melihat mungkin anak itu akan tertawa karena Jungkook terlihat cukup buruk.

Lalu Jungkook kembali menggelengkan kepala. Kenapa Jimin yang selalu berputar di kepalanya?

Asap keluar dari labium itu. Kemudian ia menekan rokok yang sisa puntungnya itu ke asbak-menambah teman puntung rokok lainnya. Ini perasaan apa? Tanyanya, bergelut dalam pemikiran sendiri.

Jeon Jungkook—pria itu merasakan bingung.


—————


Pagi-pagi sekali. Saat Jimin baru saja akan menerima sekerat roti beroles selai aprikot dan secangkir teh hangatnya. Ia dikejutkan dengan Jeon Jungkook yang (katanya) sedang menunggu di ruang tamu.

Sedikit tak percaya, kemudian kakinya melangkah menuju ruangan tersebut. Sedikit heran juga menemukan si pria yang katanya tampan itu sedang duduk tenang di sofa sana.

"Ada perlu apa hyung?" Pemuda itu bertanya heran. Alisnya sedikit mengerut. Bukan karena apa, tapi Jimin tidak merasa mereka benar-benar dekat sampai Jungkook harus mengunjunginya pagi-pagi begini.

Si pria Jeon-pria itu langsung beranjak berdiri. Seperti hendak mnyambut Jimin. Bibirnya yang kaku itu mengulas senyum saat netranya menemukan Jimin—andaikan Jimin bisa melihat, pasti ia memuji betapa tampannya gurat pria dewasa itu. "Hai." Katanya sebagai pemula. Entahlah, Jeon Jungkook merasa ini seperti bukan dirinya.

"Hai?" Jimin membalas bingung. "Hyung, kau sedang apa? Kenapa kemari?"

"Kurasa karena sekarang kita adalah teman, tidak ada salahnya saling mengunjungi satu sama lain. Iya, kan?"

Dan pernyataan itu—yang bernada tanda tanya diakhir membuat Jimin makin mengerut bingung. "Tapi, kurasa kita tidak cukup dekat untuk saling berkunjung satu sama lain." Alis remaja itu sedikit mengerut. Agak tidak nyaman, tapi anehnya dia merasa tidak canggung sama sekali. Lalu, ia merasakannya, suatu gelenyar aneh yang tiba-tiba muncul di dada.

Namun, Jeon Jungkook pura-pura tidak mendengarkan. "Apa kau ada acara hari ini?"

"Hari ini aku sekolah."

"Ah, ya. Kumaksud selain itu." Jungkook—pria dewasa itu menggaruk tengkuknya canggung, sebuah kebiasaan yang dilakukan pemuda itu tiap kali ia gugup. "Jimin, apa kau mau pergi ke taman bermain bersamaku hari ini?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr. Psychopath + kmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang