54 - Just one date

1.1K 112 0
                                    


Alin menengadahkan kepalanya memandang Juno. Posisi duduk lesehan di resto ini membuat Alin perlu menggerakan lehernya lebih tinggi agar bisa melihat Juno dengan seksama.

Tangan Juno berhenti bergerak. Seketika ia menoleh saat mendengar panggilan Alin tadi. Ketika mata mereka bertemu, mulut Alin bergerak namun tak ada satu pun kata yang keluar. Juno kembali menutup pintu yang sudah terbuka sedikit. Ia kembali duduk di depan Alin.

"Kalau boleh..." Alin menelan ludahnya sekaligus keberanian yang sempat muncul tadi.

"Kalau boleh apa?" Juno memajukan tubuhnya. "Alin lihat aku." Tegur Juno. Kepala Alin bergerak naik dan memandang laki laki di depannya.

"Kalau boleh apa?" ulang Juno.

"Sekali saja...sekali..."

Kedua Alis Juno menekuk. Keningnya mengerut.

"Kita berkencan." Alin memandang Juno lurus lurus. Di bawah meja kedua tangannya sibuk saling meremas. Ini hal yang paling nekad yang pernah ia lakukan.

"Kamu bilang apa?" pertanyaan Juno semakin membuat Alin gelisah.

"Just one date..." Alin mengacungkan telunjuknya dengan wajah penuh harap.

"Itu artinya kamu menyukaiku juga?"

Alin tidak menjawab dia hanya menunduk dan kemudian mengangguk pelan. Rasa hangat menjalar di kedua pipinya. Setelah itu hening, karena tak ada yang bicara. Keduanya sama sama canggung. Kedua mata mereka bertemu. Mereka tetap tak mampu bicara. Alin kembali menunduk. Hening. Bunyi debar jantung mereka mungkin sudah mengisi ruangan ini.

"Aku telepon Drew oppa dulu. Kita harus pulang." Alin buru buru mengeluarkan ponsel dari tasnya dan menelepon Drew. Sekaligus cepat cepat ingin keluar dari atmosfir ini. Di depannya Juno memandang gadis itu dengan senyum terkulum.

***

Ella knows everything

Hanya satu kencan setelah itu entahlah...saling melupakan? Alin tidak bisa memastikan. Apa mungkin ia bisa melepaskan Juno? Melupakannya? Apa rencana ini harusnya tidak dilakukan? Dan apa Juno juga mudah melupakannya? Satu hari bersamanya bisa jadi akan membuat ia semakin jatuh cinta pada cowok itu. Alin mulai bingung sendiri. Bagaimana kalau ia dan Juno menginginkan ada kencan kedua, ketiga, dan seterusnya...yang artinya mereka berpacaran?

Menanti luangnya waktu Juno seperti menambah panjang penderitaan batin Alin. Karena keesokan harinya Juno dan DearSky berangkat ke Thailand untuk fan meeting dan syuting iklan. Sedang Electra kembali masuk dapur rekaman. Alin mencoba memanfaatkan padatnya aktivitas Electra untuk menekan segala perasaannya.

"Alin, coba kamu dengar melodi ini." Ella memasangkan earphone di telinga Alin. Keduanya memang paling betah menghabiskan waktu di ruang musik.

"Wow....bagus. Kamu yang membuatnya?"

Ella mengangguk.

"Aku minta kamu membuat liriknya." Alin mengangguk angguk mengikuti irama permainan gitar berpadu lantunan suara Ella yang mengikuti iramanya dengan bersenandung tanpa kata. Alin menyatukan telunjuk dan ibu jarinya sebagai tanda oke saat melihat Ella masih menanti jawabannya.

"Alin..." panggil Ella lagi. Alin melepaskan earphone dari kupingnya. "Bagaimana hubunganmu dengan Hye Ri onni?" lanjut Ella.

"Begitulah..." Alin menjawab dengan malas malasan. Masih ada kecanggungan di antara mereka meski mereka sudah bicara dari hati ke hati. Dan Alin masih merasa bahwa hubungan mereka akan sulit kembali sehangat dulu.

INORE  [TAMAT]Where stories live. Discover now