Conversation

86 11 2
                                    

"Sama-sama" gue jawab dengan penuh keberanian.

Okay, Anna, keep calm. Everything is gonna be alright.

"Tumben kesini. aku gak pernah liat kamu disini"

"Ak- ehm aku emang jarang kesini"

"Berarti kak Tom sering kesini dong" kata gue lagi.

"Iya. Disini merupakan tempat terindah dan terburuk buat aku"

"Kok bisa?" tanyaku.

"Aku barusan putus sama Rere"

Gue terdiam sesaat. Secercah rasa bersalah menjalariku.

"Masalahnya apa kak?" tanya gue

"Aku nemuin surat dilokerku, katanya dari secret admirerku. Rere tau soal ini, padahal aku suka banget sama surat-surat yang dikirim sama secret admirerku itu. Tapi Rere selalu ada cara buat ngehalangin niat aku ngebales surat itu."

Gue diem lagi. Tapi gue juga seneng karena kak Thomas ada niatan mau ngebales surat gue. Iya itu surat gue.

"Dan sekarang gue harus nemuin tempat lain buat nenangin diri. Gue gak mau memori tentang Rere yang egois masuk kepikiran gue lagi."

"Kakak bisa ikut aku" celetuk gue membuat Thomas memutar badannya 90 derajat.

Bangku disini depan belakang.

"Kemana? Lo gak berniat bunuh gue kan?" tanya kak Thomas buat gue terkekeh.

"aku bukan psikopat"

KRIIIING

"Nanti istirahat kedua ketemu disini lagi. Bye see ya" Thomas pergi. gue masih diem.

Gue jalan kekelas sambil ngelamun. Jadinya ya gue nabrakin orang. Tapi kali ini gak.

Gue dihadang Asa didepan pintu kelas. Ni anak malu-maluin orang.

"Apaan?" tanya gue.

"Lo tadi kemana sih. Suruh nungguin juga."

"Eh, gue udah berenti ya dideket tangga. Lo aja yang nyelonong ninggalin gue. Mata lo kayaknya perlu dibawa kedokter deh"

"Ya sorry kalo gue yang ninggalin lo."

"Ya gapapa"

"Eh? Tumben gak marah-marah"

"Lagi seneng"

Wajah asa langsung aneh. Bodo amatla.

Temen Chat - A.B ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora