Two

63.7K 1.3K 27
                                    

Adam Harrison adalah definisi dari sempurna. Pria matang 32 tahun itu punya paras yang tampan, bentuk wajah yang tegas, dengan lapisan jenggot tipis si sekitar dagunya. Tubuhnya bak atlit, membuat setiap wanita akan bertaruh berapapun hanya untuk memeluk tubuhnya.

Kini, pria itu membawa tas ransel yang tergantung di salah satu bahunya, berjalan menyusuri koridor sekolah miliknya. Jujur, ini adalah pertama kalinya ia berkunjung ke sekolah itu. Selama ini, ia hanya menyuruh seseorang untuk mengontrol beberapa hasil usaha kecilnya daripada harus bersusah payah mengurusnya sendiri. Demi Tuhan, dia punya hal lebih besar yang harus ia urusi.

"Mr. Harrison, saya senang, anda memutuskan untuk menjadi guru di sekolah ini demi mengisi waktu istirahat anda."

Adam melirik kecil seorang wanita paruh baya yang merupakan kepala sekolah Harrison High School tanpa mau susah payah untuk tersenyum. Namun, si wanita paruh baya tidak tersinggung dan terus berbicara, "Melihat keputusan Mr. Harrison untuk turun tangan, saya berharap semuanya akan berjalan dengan lancar."

Adam kini berhenti. Di tatapnya wanita itu lekat-lekat, "Jangan memanggilku Mr. Harrison," Pria itu menatapnya semakin tajam, "Aku tidak mau mereka tahu bahwa aku pemilik sekolah ini."

Itu bukanlah permintaan, namun perintah. Perintah yang tidak boleh sekalipun dilanggar oleh siapapun. Hal itu membuat si kepala sekolah yang terkenal pemarah dan kasar itu menundukkan kepalanya dalam-dalam dan mengangguk, "Baik, Mr. Adam."

Adam merasakan pandangan dari berpuluh-puluh wanita, oh, tidak. Bukannya sombong, seluruh wanita bahkan pria di sepanjang koridor jelas-jelas menatap ke arahnya. Dengan senyuman lebar dan menggoda. Dengan kerlingan jahil dan genit. Bahkan, ada yang dengan terang-terangan membusungkan dadanya demi menarik perhatian Adam.

"These stupid people." Adam bergumam. Sama sekali tidak tertarik dengan tampang-tampang jalang dan penggoda itu.

"Mr. Adam, disinilah kelas pertamamu mengajar." Wanita paruh baya bernama Betharnia itu tersenyum seraya mempersilahkan Adam untuk masuk.

Dan seketika itu, keadaan kelas menjadi riuh. Demi Tuhan, seorang pria tampan yang sejak pagi tadi mereka bicarakan, kini berada di depan mereka. Siapa yang tidak akan heboh dengan kenyataan ini?

"Guys! Stop!" Betharnia berteriak melengking, membuat mereka semua tersentak dan kehilangan suara. Wanita itu berdehem singkat sebelum kembali berbicara, "Perkenalkan. Pria di sebelah saya adalah Mr. Adam. Beliau akan menjadi guru matematika, menggantikan Mrs. Alda yang sedang hamil."

Dan seketika itu kelas kembali riuh. Para gadis berteriak kesenangan. Dan para lelaki tampak mendesah kesal. Well, tentu saja. Bahkan, pria tertampan di kelas itu, kalah tampan dengan si guru matematika baru.

"Diam!!" Berthania kembali berteriak, dan lagi-lagi membuat mereka semua bungkam.

"Saya berharap, kalian bisa berbuat baik selama beliau mengajar. Akhir kata, selamat pagi dan selamat belajar."

Betharnia menyudahi pembicaraannya dan berpamitan dengan Mr. Adam. Wanita itu meninggalkan kelas, membuat para murid tampak berseru senang karena kepala sekolah menyebalkan itu sudah pergi. Meninggalkan sosok Adam yang tampak menatap mereka dingin.

"Sir, bisakah kami tahu nama lengkap anda?"

"Sir, demi Tuhan, anda sangat tampan!"

"Sir, aku akan membayar berapapun untuk berenang bersama anda!"

"Sir, aku tidak akan lagi membolos pelajaran Matematika jika anda menjadi guruku. Aku bersumpah!"

MR. DOMINANT [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang