Part 4

13.6K 825 2
                                    

Aku berlari sedikit untuk mencapai aldan yang sudah dengan dua buah ice cream di tangan nya.
Aku menerimanya dengan sumringah

"Kok loe tau gue mau ice cream rasa ini?" Tanya ku pada aldan tapi aku sudah asik dengan ice cream ku.

"Rasa mana lagi yang loe suka emang kalo bukan itu?"
Aku hanya terkekeh masih sibuk dengan ice cream ku.

"Loe tadi ngobrol sama siapa? Seumur2 gue belom tau loe ngmg sama orang asing yang gue gak kenal" kata aldan penasaran sama om om barusan.

"Itu si om om yang gak sengaja ketemu gue waktu mau kuliah, anaknya bisa dibiarin mau nyebrang gitu. Akhirnya ya gue tolong anaknya. Gue sih gak kenal siapa om itu, yang gue kenal cuman anaknya. Manis banget anaknya" jelasku membuat aldan hanya manggut-manggut

"Lyyy udah yukk beli buku.  Gue malem ini ada urusan sama nyokap ngak bisa sampai malem" katanya memelas dan aku diam dengan asik bersama ice cream menuju mobilnya yang tak jauh dari tukang ice cream itu.

Hanya 20 menit aku dan aldan sama mall yang kami tuju untuk beli buku. Sengaja nggak beli buku ditoko tapi di mall sekalian refreshing lahh .

Ali pov.
Aku sedang membujuk Asha yang masih tetap merengek meminta aku dan dia menaiki kereta yang ada di mall ini. Jujur aku tidak pernah menemani nya bermain di mall jadi aku agak risih jika harus ikutan naik segala. Kenapa tidak hanya mengawasi

"Asha naik sendiri ya, nanti Daddy awasin dari sini" Bujukku dengan Asha yang masih menangis pelan

"Apa susah nya sih dad , Daddy tinggal duduk disamping Asha dan Asha akan bahagia" jawabnya muda. Oh tuhan Daddy mu ini masih usia 22 kau tau! Bukan usia ayah2 kebanyakan.

"Tapi Daddy malu Asha , Daddy ini kan-"

"Yasudah kalau Daddy tidak mau Asha akan mogok makan! Asha ngak mau makan malam hari ini. Titik tanda seru 3" Asha langsung memotong kata2ku dan menopang kedua tangan di dada nya. Kecil seperti ini saja galak apalagi jika dia sudah gadis?

"Mau naik sama aunty?" Tanya seseorang tiba tiba membuat aku dan Asha mendongak. Gadis ini?

"Aunty mau?" Tanya Asha dengan berbinar

"Asha Daddy sudah bilang jangan main dengan orang yang ngak kamu kenal" aku mencoba mencegah Asha

"Omg. Ehh om om! Lagian ya om kan udah kenal saya, saya yg nyelametin As... Ass nama kamu siapa?

"Ayasha" jawab ku singkat. Ingatan yg sangat pendek.

"Ahh iya ayasha." Jawabnya dengan kekehan

"Ayo aunty Asha mauuu" Asha langsung menarik narik tangan gadis ini dan gadis ini hanya tertawa senang

"Baiklah. Ehh om, anaknya saya bawa naik itu yaa, om awasin aja dari sini kalo om liat saya bawa Asha ini pergi om bisa teriak oke!" Ocehan tak penting nya mulai lagi aku hanya memutar mata malas.

Mereka akhirnya pergi dariku dan aku hanya melihat nya dari jauh.
Asha terlihat sangat bahagia , hanya dengan menaiki kereta dengan gadis abstrak yang sangat galak. Emm menurutku mereka memang setipe maksutku sama sama sangat galak dan menggemaskan mungkin?

Ahh Ali apa yang kamu pikirkan? Menyukai anak sekolahan? Tidak mungkin. Kau ini CEO elegan tidak mungkin menjadi pedofil.

15 menit mereka langsung berjalan menuju ke arahku dengan tertawa tawa. Ntah apa yang mereka bicarakan dan guraukan.

"Ini minumnya" aku memberikan minum pada Asha dan langsung diminumnya seperti nya Asha bersemangat sampai ngos ngosan seperti ini

"Emmm om? Minum buat aku?" Jawabnya enteng sambil menatap kebanyak arah mencari air untuknya mungkin.

"Kamu pikir saya ayah kamu? Beli minum sendiri sana!" Kataku cuek dan merapikan rambut Asha yang sedang asik minum air bekalnya

"Idihhhh" ia jawab sambil mencelos dan mengibas2kan tangan ke bagian wajahnya yg keringetan.

"Ini aunty mau? Bagi bagi sama Asha?" Asha menawarkan bekas minumnya kepada gadis ini

"Ahhh ternyata anaknya lebih romantis dari ayahnya. Terimakasih cantikk" gadis ini langsung meminumnya dan aku sedikit bingung dengan katanya.

"Maksut kamu? Kamu pengen aku romantisin?" Kataku menatap nya selidik ia melotot dan ...

"Uhukkkk uhukkkk uhukkkk"

"Aunty pelan pelan kalau minum" Asha mengelus pundak gadis itu walaupun jatuhnya seperti mengelus pundak.

"Ngak papa kok cantik makasih minumnya" lalu ia melotot kearah ku. "Ehh om om jangan GR yaa , siapa juga mau om romantis in ihhh saya masih normal! Masa saya suka sama suami orang? Ada ada aja!" Apa? Suami?

"Hahahaha" aku dan Asha tertawa menatapnya dengan tatapan yang amat sangat mempermalukan nya mungkin. Lihat saja muka nya langsung memerah

"Kenapa ketawa? Ada yang salah?" Tanya nya polos

"Sudah sudah , ayo Asha pulang, sudah malam kamu musti istirahat besok kamu sekolah" aku yang menahan tawa langsung membereskan barang Asha yang tadi masih berceceran di kursi.

" Dad. Kita anter aunty pulang yaa? Kata aunty dia ditinggal sama temennya. Kasihan aunty pulang sendiri" kata Asha sambil menarik narik ujung jasku

"Itu bukan urusan kamu Asha , ayo pulang" aku berusaha mengambil tangan Asha tapi Asha mengelak dan melotot kearah ku.

" Ngak papa kok cantik , aunty bisa pulang naik taksi. Asha pulang ya, besok semoga ketemu lagi"

Asha menggeleng.
"Gamau kalau aunty ngak ikut Asha sama Daddy Asha gamau pulang Asha nggak mau istirahat!" Asha kenapa mulai lagi?

"Ayo dong nakk, sayanggg" Bujukku namun ia tetep kekeuh. "Oke baiklah aunty Daddy anterin pulang" kataku menyerah.

"Mau kan aunty???" Asha menanyakan pada gadis ini sambil menarik narik tangannya.

"Ehmmm boleh jika tidak keberatan?" Jawabnya sok lugu. Ahh bilang aja mau numpang!

"Nggak kan ya Daddy. Daddy aku kan baik" aku hanya tersenyum paksa.

"Yuk aunty, Daddy" ia mengandeng tanganku dan gadis ini dimasing-masing tangan mungil nya dan berjalan ceria , melompat lompat dan bercerita apapun kepada gadis ini seperti layaknya kepadaku.

Kenapa Asha secepat ini dekat dengan orang yang baru sekali ia kenal? Ahh Asha memang tipikal anak yang susah dekat dengan anak lain.

Dan kenapa gadis abstrak ini yang dipilih?

Pelindung keponakankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang