Part 31

8.3K 503 4
                                    

Hari ini seperti hari sebelumnya aku pulang lebih malam karna Ayasha yang susah tidur dan minta ditemani, terpaksa aku menunggui nya sampai larut toh aku juga tidak ada jadwal kuliah sampai bulan depan. Aku melihat sekeliling kamar Ayasha membuat aku tersenyum, Ayasha bukanlah termasuk orang yang beruntung, meskipun dia menerima kasih sayang dari paman nya seperti ayahnya sendiri tapi dia tida merasakan pelukan hangat ayah dan ibu kandung nya sejak lahir, dipertemukan dengan Ayasha membuatku semakin bersyukur setidaknya walaupun aku dibuang oleh ayah dan ibu tiriku aku masih bisa merasakan hangat pelukan mereka. Dan jika nanti memang aku menjadi ibu dari Ayasha aku akan memberikan kasih sayang seperti ibuku dulu mencintaiku. Ah, melihat Ayasha membuatku jadi menangis.

"Kamu belom pulang?" Asik menangis sambil menatap tubuh mungil Ayasha yang meringkuk aku jadi tidak tahu kalau Ali sudah pulang hari ini. Buru buru aku mengusap air mataku dam melihat kearahnya tersenyum.

"Belum, Asha lagi manja dia nggak bisa tidur tadi" Kataku lalu Ali berjalan kearahku sambil melipat kemeja panjang nya sebatas lengan.

"Mama tadi gimana?" Tanya Ali lagi yang sudah duduk didepanku sambil menciumi pipi gembil milik Ayasha.

"Iya gitu, masih suka galak sama aku" Aku berdiri lalu membereskan beberapa mainan Ayasha yang masih tercecer setelah dia bersihkan sendiri tadi. Aku melirik Ali sekilas ternyata dia tersenyum mendengar perkataanku.
Lalu dia  berdiri menghampiriku yang meletakkan beberapa mainan Ayasha di nakas dekat kamarnya.

"Sabar ya sayang, Mama baik kok, Pasti nanti juga suka sama wanita baik ini" Kata Ali sambil memelukku dari samping membuat aku tersenyum sambil mengusap lengan nya yang berada dileherku.

"Udah ah, anterin aku ke kosan" Aku melepaskan tangan nya lalu mengambil tas selempang yang dari tadi aku bawa.

"yahh" Dia memasang wajah melas lalu aku tersenyum dan mengelus pipinya.

"Kalau capek aku bisa pulang sendiri kok naik taxi, kamu langsung istirahat nggak papa" Kataku yang malah membuat Ali memasang wajah marah.

"Enak aja, emang aku cowok apaan biarin kamu pulang sendirian, yaudah aku anterin"

**

Makin hari aku makin sibuk saja bahkan intesitas waktu bertemu aku dan Ali semakin menipis, Setelah 3 bulan menikmati liburan aku kembali kuliah dan sibuk dengan skripsi. Ah, aku tidak menyangka aku akan lulus secepat ini. Aku semakin sibuk karna juga harus mencari uang untuk kuliahku kedepan yang memang membutuhkan dana banyak saat skripsi mendatang. Aku bertemu Ali hanya pada saat weekend itupun hanya duduk dikosan sambil membicarakan skripsi Ali dulu siapa tahu aku bisa terinspirasi. seperti saat ini, Aku dan Ali duduk diteras kosan sambil meminum teh hangat tapi tidak lupa aku membawa laptopku untuk mengerjakan skripsi.

"Kamu tuh mendingan konsen skripsi aja gausah kerja" Kata Ali menatapku yang masih setia mengetikkan sesuatu dilaptop milikku. Ditemani semilir angin malam. Ini malam minggu jadi kosan putri agak ramai karna banyak para lelaki yang menjenguk pacarnya masing masing.

"Nggak bisa dong Li. Terus uang aku buat kuliah pake apa?"

"Aku kan bisa bayarin kamu, buat kuliah doang juga gak bakal abis uang aku, Apalagi cuman buat uang skripsian" Katanya enteng sambil meminum teh membuat aku tertarik untuk menatapnya.

"Gampang banget sih kalau ngomong, Aku udah berjuang banget dari awal kuliah yaaa bayarin aku sendiri. Ini aja masih ada hutang sama mamanya Aldan kamu malah enteng banget bilang kayak gitu. Nih ya, meskipun kamu bayarin aku, aku tetep masih harus cari uang buat print inilah , jilid ini lah , beli buku ini lah , ketempat inilah. Ya daripada aku minta uang sedikit dikit kan mending sekalian aku cari uang banyak bisa sekalian bayarin uang kuliah aku" Omelku membuat Ali meringis karna memang jika aku sudah mengomel aku akan melupakan segalanya termasuk jika seseorang mempunyai gendang telingat yang sensitif.

Pelindung keponakankuWhere stories live. Discover now