Part 38

8.3K 483 5
                                    

Malam hari ini adalah malam paling indah dalam hidupku. Rasa hidup selama 23 tahun di dunia inilah malam paling sempurna, ketika semua orang yang kamu sayang berkumpul menjadi satu. Resepsiku bukan dipantai seperti kebanyakan pernikahan impian, tapi di gedung biasa yang mewah. Berlebihan untukku tapi tidak untuk Ali. Biarkan saja yang penting suasana kekeluargaan nya ada.

Balutan dress pink menjulang panjang menghiasi seluruh tubuhku, bunga indah berada ditangan kiriku, rambut panjangku yang diikat mengusung tema messy hair. Dan ditangan kananku sudah ada Ali yang senantiasa membantuku berjalan.
Senyum dipipiku tidak pernah luntur mengantarkan pesan bahwa hari ini aku sangat bahagia.

"Mommy!!" Teriak anak kecil yang kini sudah menjadi putriku membuat baju yang senada denganku. Rambutnya di angkat keatas membuat dia semakin terlihat lucu.

"Cantik banget anak mommy" Kataku sambil berjongkok menyamai tinggi tubuhnya, kuelus rambutnya yang dihiasi oleh bunga warna warni.

"Mommy juga!" Aku tersenyum hingga seseorang menggendongnya membuat aku ikut berdiri.

"Ciyee, siapa yang punya mommy!"

"Aku" Teriaknya semangat saat Ali berusaha memancing Ayasha. Melihat nya membuat aku menitikkan air mata.
Dia sangat mencintai seseorang dengan segenap hatinya, kuharap aku juga masuk dalam daftarnya.

"Kenapa sayang?" Dia menepuk punggungku pelan, membuat aku menghapus air mataku sambil tersenyum

"Aku bahagia, Terimakasih telah membuat aku jatuh cinta dalam waktu singkat"
Dia tersenyum lalu menyentil hidungku pelan membuat aku tersenyum.

"Aku lebih bahagia"

**
Selesai resepsi kuputuskan untuk pulang kerumah Ali, sebenarnya beberapa keluarga menyarankan aku untuk di hotel sementara waktu. Tapi pernikahanku dan Ali berbeda, kini bukan hanya tentang aku dan Ali tapi juga tentang Ayasha.
Dia tidak bisa jauh dari Daddy nya, aku tidak mungkin tega melihatnya.

Jadilah malam pertama tidur bertiga, dengan Ayasha di tengah nya. Aku merasa tidak takut lagi, tidak takut untuk kehilangan mereka, mereka sudah menjadi milikku jadi akulah yang akan menjadi penanggung jawab mereka. Aku akan menjaga mereka dengan segenap hatiku.

**
Jika pernikahan adalah awal penderitaan , tidak bagiku dan Ali. Kini usia pernikahan ku dan Ali sudah hampir setengah tahun. Aku sudah akan menjadi ibu sungguhan ketika dinyatakan hamil. Usia kandunganku sangat baru, bahkan baru 2 minggu.
Aku bahagia, rasanya ingin menangis setiap waktu ketika mengetahui ada kehidupan didalam perutku. Menjadi ibu bagi Ayasha membuat aku bermimpi bagaimana indahnya menjadi ibu dari anak bayi, mengingat aku tidak pernah mengasuh Ayasha saat bayi.
Ayasha sudah semakin besar, kelas 5 SD membuat dia tumbuh menjadi anak yang cantik dan tentu ceria, dia bukan tipikal gadis yang girly tapi tomboy. Dia suka bermain olahraga walaupun kadang aku mendidik dia cara berdandan agar tidak terlalu cenderung kelaki lakian.
Aku tidak menyalahkan dia, dia didik oleh Ali sendirian semenjak kecil, Ali tidak mungkin mengajak dia main berdandan , masak dan mainan gadis kecil pada umumnya. Inilah yang menjadi faktor.

"Sha, makan yuk. Nanti main basket lagi" Teriakku sambil berjalan keluar, kulihat dia sedang lari kesana sini sendiri dihalaman yang luas.
Dia bukan tipikal anak yang suka menyendiri, tapi dilingkungan rumah jarang ada anak bermain berkeliaran. Ini bukan di era masa kecilku.

"Iya mom" Dia menghentikan permainannya lalu berlari kearahku. Dia memelukku dengan tiba tiba membuat aku hampir terjatuh, untung saja masih dalam keseimbangan.

"Mommy mau jatoh ah" Aku menepuk tangannya pelan, karna dia memelukku dari belakang.
Aku dan Ayasha duduk di meja makan, aku membiasakan Ayasha makan sendiri semenjak aku menjadi istri Ali. Bagaimana pun dia harus menjadi wanita mandiri nanti.

Pelindung keponakankuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora