Chapter 3 - Waketos & Mr. Budi

8.4K 468 53
                                    

"Permisi..."
Semua orang di ruang OSIS langsung menatapku. Aku hanya bisa menunduk dan berjalan masuk ke ruang OSIS dengan malu - malu.

"Kamu, Mia?" Tanya kak Kaito.
"Iya, itu saya." Aku menjawab, masih dalam posisi menundukkan kepala.
"Saya memanggil kamu ke sini untuk memberimu posisi wakil ketua OSIS. Saya dengar kamu adalah anak terpintar di kelas 8A."
"Wakil ketua OSIS???"
"Iya, wakil ketua OSIS kita akan segera pindah ke Malaysia. Apakah kamu bisa menggantikan posisinya?"
"Saya?! Wakil ketua OSIS?!" Kataku setengah berteriak dengan kepala terangkat.

Karena reaksiku yang berlebihan, semua orang langsung menatapku dengan wajah terkejut. Ada juga yang kelihatannya sedang berusaha menahan tawa.

Astaga, apa yang telah kulakukan? Aku baru saja mempermalukan diriku sendiri. Ini sangat memalukan. Karena merasa sangat malu, akupun kembali menundukkan kepalaku. Rasanya aku ingin mati sekarang juga. Andai saja, aku memiliki kekuatan untuk memutar balik waktu...

"Tunggu, kamu-"

"Kringg..."

Sebelum kak Kaito menyelesaikan kalimatnya, bel yang menandakan bahwa waktu istirahat telah berakhir berbunyi dengan sangat kencang dan jelas.

"Karena waktu istirahat telah berakhir, semuanya silahkan kembali ke kelas masing - masing termasuk kamu, Mia. Saya akan berbicara denganmu nanti." Kata kak Kaito sambil membereskan mejanya.

Dengan malu, aku berjalan keluar ruang OSIS menuju ke kelasku.

-ooo-

Pelajaran kedua di kelasku adalah PKN. Aku sangat membenci PKN. Aku membenci PKN bukan karena aku tidak menyukai pelajaran PKN tetapi, karena aku membenci gurunya.

Guru PKN di kelasku adalah pak Budi. Pak Budi cukup terkenal di sekolahku. Teman - temanku dan aku biasa memanggilnya pak Doraemon dikarenakan perutnya yang buncit dan bulat mirip sekali dengan Doraemon.

Selain perutnya yang buncit dan bulat, kulitnya juga sangat hitam seperti sate bakar.

Hahaha... Kelihatannya aku terlalu berlebihan.

Yang paling penting, pak Budi bukan terkenal karena kepintaran atau talenta yang dimilikinya tetapi, karena sifat mesumnya. Dia juga sering menggoda anak - anak perempuan di sekolahku.
Miris kan?!

"Mia, tolong maju ke depan!" Kata pak Budi setengah berteriak, menatap ke arahku. Akupun terpaksa maju ke depan.

Setiap pelajaran PKN pasti selalu begini. Seperti kataku tadi, pak Budi memiliki hobi menggoda anak - anak perempuan. Salah satunya diriku.

Sejak awal masuk kelas 8, pak Budi sudah mulai menggodaku. Menurutku, itu wajar karena aku adalah salah satu dari primadona SMP IH.

Rambutku berwarna coklat gelap dan cukup panjang. Mataku berwarna coklat muda. Kulitku putih dan sangat halus. Wajahku di atas rata - rata. Badanku juga proposional. Teman - temanku juga berkata bahwa pak Budi tertarik padaku karena aku ini cantik.

Eittss..... Kayaknya aku terlalu kepedean, deh. Hehehe...

"Mia, jangan melamun. Kenapa kamu melamun kalau saya sekarang sudah berada di sampingmu?" Kata pak Budi dengan nada suara menggoda.

Aku melihat ke arah teman - temanku. Mereka semua terlihat sedang berusaha menahan tawanya yang hampir meledak terutama Queeny.

"Risa, kenapa kamu senyum - senyum sendiri? Jangan - jangan kamu senang karena ngeliat saya, ya?" Kata pak Budi dengan nada menggoda yang sama.

Sekali lagi, teman - temanku terlihat sedang berusaha menahan tawa mereka.

"E-, enggak kok, pak!" Jawab Queeny yang sekarang salah tingkah.

"Ya sudah, kalau begitu Mia, coba selesaikan soal di papan." Kata pak Budi dengan suaranya yang sok bijaksana.

Aku langsung menghadap ke papan dan mulai mengerjakan soal yang ada.

***
Hai!:)

Menurut saya, Chapter 3 ini sudah cukup panjang. Saya memerlukan waktu sekitar 45 menit untuk menyelesaikan ini semua. :)

Btw, jangan lupa baca "Perfect Couple" ( oshyavieira ). Menurut saya, ceritanya sangat menarik! ;)

Sekian dari saya...
Sampai jumpa, di Chapter 4! 😊

Magic WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang