TSW-01

8.7K 560 37
                                    

Prankk.

Irene melempar semua barang yang terletak di atas meja rias hingga berserakan di lantai. Membuat suaminya terkejut. Perasaan Irene kini sudah hancur lebur akibat ulah suaminya yang pulang setelah perjalanan bisnis membawa hadiah istri muda.

"Tidak Sean! Dia itu hanya bocah penggoda." Tolak Irene. Wajahnya memerah meluapkan segala emosi yang sudah dia tahan sejak kedatangan suaminya dengan gadis kecil itu.

"Sayang, kumohon terimalah dia." Bujuk Sean. Dia berusaha bersikap tenang menghadapi Irene yang tengah emosi berat.

"Tidak semudah itu. Kau pikir di dunia ini ada wanita yang rela di duakan apa? Tidak ada. Apa lagi aku! Aku tidak akan pernah rela membagi suamiku dengan bocah kecil itu. Kita bahkan belum setahun menikah Sean, dan kau sudah berani membawa wanita lain sebagai istrimu?!" Bentak Irene tak tertahan.

"Sayang, aku tahu aku salah. Aku hanya perlu waktu 6 bulan saja bersamanya. Jadi kumohon bersabarlah dan terima dia sebagai madumu." Sean berusaha memberi pengertian terhadap Irene, wanita yang sangat dia cintai.

"Aku benci jalang kecil itu."

Sean segera merengkuh tubuh istrinya yang kini sudah terduduk di lantai sambil menangis histeris.

"Aku membencimu!" Irene memukul-mukul dada Sean guna melampiaskan kekesalannya.

Sean masih berusaha bersikap tenang menghadapi sikap Irene yang keras kepala meski dia sudah berusaha meyakinkannya namun tetap saja gagal, Irene sama sekali tidak mau menerima keberadaan Krystal.

Bukan hanya Irene yang menolak kehadiran Krystal, keluarganya pun menolak semua. Sean tau ini memang salah tapi apa boleh buat semua ini sudah terjadi, dan ini adalah takdir yang membuatnya harus beristri dua.

Andai saja saat itu Sean menolak keinginan ayah Krystal untuk memberikan tumpangan pada putrinya, pastilah penduduk desa tidak akan menghakimi mereka untuk di nikahkan secara paksa. Ini hanya kesalah pahaman tapi berujung pada kesalahan besar dan fatal.

Irene melepas pelukan Sean, dia bangkit dan menatap suaminya sengit. "Ingat! Ceraikan dia atau aku yang akan meninggalkanmu." Ancam Irene. Lalu pergi meninggalkan Sean yang masih terpaku di tempat.

°°°

Sean, pria dewasa yang kini sudah genap berusia 30 tahun, dia mempunyai kehidupan yang sangat sempurna. Memiliki wajah tampan, karir luarbiasa, istri cantik, dan keluarga yang harmonis. Pastilah membuat siapa saja merasa iri dibuatnya.

Sean berhasil mengembangkan usaha peninggalan Ayahnya sebagai perusahaan ternama. Dia juga mempunyai teman-teman yang baik sebagai pendukung. Sean merasa bahagia dengan kehidupannya yang sempurna.

Tapi tidak. Semua itu telah berubah. Layaknya sebuah ilusi dan fantasi. Kehidupan rumah tangganya yang belum genap setahun telah goyah, dan itu di sebabkan hadirnya sosok orang ketiga. Kehidupan bahagia dan sempurna baginya seperti cerita dongeng semata saat ini.

It's talk about bullshit!

"Sean, jelaskan apa yang terjadi?" Sean melihat Tamara tengah berdiri di ambang pintu dan berjalan memasuki kamarnya.

"Ibu" Lirih Sean. Dan Tamara melihat putranya dengan tatapan sedih juga penuh tanya.

Sean mengusap wajahnya frustasi dia mulai bercerita pada Ibunya mengenai awal pertemuannya dengan Krystal hingga mereka berakhir di pernikahan.

Seminggu yang lalu.....

Sudah dua hari Sean berada di Xinjiang desa wisata yang indah dan damai, surganya pemandangan alam yang menakjubkan. Dia berniat membuka resorts di daerah tersebut mengingat lokasi yang sangat strategis sebagai daerah wisata pasti sangat menguntungkan. Sekaligus bertemu dengan Alexander Williams salah satu investor terbesarnya yang berasal dari Amerika dan kebetulan sedang berada di daerah yang sama.

The Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang