14.

4.1K 557 130
                                    

"BU, kebaya putih yang kemarin aku siapin dimana ya?" Yeri sibuk mengacak-acak isi lemarinya mencari baju yang telah ia persiapkan sejak kemarin. Right, perlombaan itu akan dilaksanakan esok hari.

Sang ibu yang sedari tadi berlalu lalang tengah membereskan beberapa barang di depan kamarnya, mengkerutkan dahinya sebentar. "Oh kebaya kamu, itu udah ibu setrika. Ada di lemari ibu."

Yeri mendengus pelan, kemudian mengerucutkan bibirnya. "Ibu kenapa nggak bilang daritadi deh," gerutunya pelan. "Kan aku nyariin kebayanya."

"Lagian kamu sibuk sendiri sih," ujar sang ibu, seraya memberikan kebaya yang sejak tadi ia cari. "Nih. Ibu setrika terus ibu simpen tuh biar kamu nggak jorok nyimpennya. Kamu tuh kalau nyimpen baju  'kan suka dimana aja."

Yeri menarik kedua sudut bibirnya, membentuk cengiran lebar tanpa dosa.

"Lagian kamu kok tumben pake kebaya ke sekolah. Mau ngapain?"

"Jadi besok itu aku bakal ikut lomba nyanyi  antar sekolah gitu. Aku dipilih jadi perwakilannya, karena waktu itu ibu inget 'kan aku sempet nunjukin piagam-piagam lomba nyanyi pas mau masuk ke sekolah baru." Yeri menyahut, sambil membereskan beberapa bajunya yang berantakan di dalam lemari.

"Hmm....gitu." Ibu Yeri menggumam pelan. "Terus? Yang jadi perwakilannya cuman kamu doang? Atau ada temen kamu yang lain?"

Gadis itu menghentikan aktivitasnya, dan menggaruk tengkuk kikuk. "A–ada temen aku juga yang ikut kok. Jungkook...bakal jadi partner aku buat nyanyi nanti."

Sang ibu langsung tersenyum jahil kearah anak sulungnya itu. "Ooh, jadi ini alasan kenapa Jungkook sering banget main ke rumah belakangan ini? Karena dia mau latihan bareng kamu buat lomba?"

"Ya kira-kira gitu." Yeri menyahut tak niat. "Tapi ibu jangan salah paham ya? Aku sama dia cuman sebatas partner lomba doang kok! Nggak lebih dari itu."

"Mau kamu pacaran sama dia, bahkan sampe nikah pun, ibu bakal restuin kok, Yer." Ibunya kemudian tertawa pelan, tatkala dirinya melihat wajah sang anak yang sudah memerah.

"Ih, Bu! Apaan sih! Lagian aku nggak suka dan nggak bakal suka sama dia," ujar Yeri malas. Namun, di detik selanjutnya, ia langsung teringat sesuatu.

Benar. Pengakuan Jungkook beberapa hari yang lalu. Jujur, sampai sekarang pun Yeri masih sering memikirkan hal itu. Yeri sendiri merasa tak enak hati pada Jungkook. Dengan kata lain, ia menolak lelaki itu secara tak langsung.

Yang lebih membuat Yeri merasa miris lagi, Jungkook masih berbaik hati–meskipun dirinya sudah menyakiti anak itu. Ia tak bermaksud ingin melakukan itu sebenarnya. Tapi di sisi lain juga, Yeri tak mau kehilangan teman baiknya sendiri. Bagaimanapun, Jungkook tetap sahabatnya. Yeri tak akan lupa soal itu.

"Kamu bukannya nggak suka." Ibu Yeri berujar tiba-tiba. "Tapi kamu nya aja yang belum suka sama dia," lanjutnya–membuat Yeri seketika tertegun.

"Bu, gimana pun, Jungkook tetep sahabat aku. Dan nggak ada seseorang pun yang dapat ngubah status sahabat itu jadi status yang lain. Aku...aku cuman nyaman jadi sahabat Jungkook. Nggak lebih."

Sang ibu lantas tersenyum tipis. Diusapnya puncak kepala anak sulungnya itu dengan pelan, dan menatapnya dalam-dalam. "Ibu tahu. Tapi ibu percaya, Jungkook bisa jadi seseorang yang baik dalam hidup kamu."

ConfusedWhere stories live. Discover now