Prolog

14.2K 456 11
                                    

07.13 A.M

Seorang wanita terlihat tergesa-gesa. Ia berlari di trotoar dengan cepat. Napasnya sudah tersendat-sendat sedari tadi. Matanya tak berhenti melirik ke jam tangannya dengan panik.

Bruk!

"Woy kalau jalan pake mata dong!" rutuk seorang lelaki yang baru saja menabrak perempuan yang sedang panik tadi. Ia bahkan tidak merasa bersalah membentak wanita itu.

Falista, wanita tadi, hendak memaki si lelaki. 'Eh, kok ganteng?' Tatapannya yang tadi penuh dengan amarah berganti dengan tatapan memuja.

"Kalau ditanya ya dijawab! Oh, jangan bilang lo buta terus nabrak gue dan lo bisu gak ngejawab pertanyaan gue?"

'Ganteng kok kasar.' Lista menyesal telah memuji lelaki itu, memang perawakannya ganteng tapi sikapnya itu mines banget.

Merasa tak terima disalahkan sedari tadi oleh si penabrak itu, Lista akhirnya angkat bicara, "eh denger ya, gue gak buta dan bisu."

"Buktinya gue masih bisa lihat orang yang nabrak gue. Lagian ya kalo jalan tuh pake kaki bukan pakai mata!" sambungnya dengan nada ketidaksukaannya pada si penabrak yang masih anonim baginya.

"Maksud gue kalo lo jalan ya sambil lihat-lihat juga, jangan asal-asalan aja!" Lelaki tadi menunjuk-nunjuk ke wajah Falista. Dengan gerakan cepat, Falista segera menggigit jari telunjuk si lelaki itu, ia merasa sangat kesal ditunjuk-tunjuk tepat di wajahnya.

"ARGHH!" Lelaki tadi mengaduh kesakitan. Ia menarik jarinya dan meniup-niupnya dengan pelan. Matanya menatap sebal pada Lista. "Berani ya lo sama Jonathan!"

Lista tampak tak takut dengan kalimat itu. Ia malah merasa puas saat tau nama lelaki itu. Jonathan, Lista akan mencatatnya.

Lista berdecih. "Emang seorang Falista Alexandra takut? Lo sama gue itu sama-sama manusia!"

"Lo cewek gila yang pernah gue temuin!" Jonathan kembali menujuk wajah Lista dengan jarinya.

Lista menahan amarahnya. Tangannya terkepal kuat. Jonathan melihat perubahan wajah Lista yang tampaknya geram. "Kenapa? Gak suka? Mau nonjok gue? Silakan."

"Gak. Makasih."

"Dasar aneh. Pokoknya lo harus minta maaf!" ucap Jonathan sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada. "Se.ka.rang." Jonathan menekankan ucapannya itu.

"Gak mau. Lo yang salah!" Lista masih enggan bahkan hanya untuk mengulurkan tangannya itu dan meminta maaf.

Jonathan tak terima. "Enak aja! Lo yang nabrak gue!" teriaknya dengan nyaring lagi, tak peduli beberapa orang sedang melirik ke arah mereka.

"Lo!"

"Lo cewek atau bukan sih? Gak ada feminimnya sama sekali! Banci lo?"

Lista yang tak tahan lagi langsung menendang tulang kering Jonathan. Jonathan terjatuh ke tanah sekarang sambil memegangi tulang keringnya yang sakit.

"Sa-sakit! Lo!" Jonathan menunjuk Lista. "Min-minta maaf sekarang!"

"Gak. Makasih." Lista kembali berjalan, meninggalkan Jonathan yang masih kesakitan.

"Lo! ARGHH!" Jonathan hanya bisa berteriak sambil menahan kesakitan yang dia terima dari cewek gila bernama Falista itu.

"Gue bakal dapetin lo!" Teriakan Jonathan masih terdengar jelas di telinga Lista. Lista membalik badannya sebentar. "Gue tunggu!"

Setelahnya, Jonathan hanya tersenyum miring.

-bersambung-

Dibaperin Most Wanted [END] - RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang