s a t u

11.2K 1.8K 333
                                    

Tok tok tok

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Tok tok tok

"Masuk aja, Ma." Aku menguap malas sambil terus menulis. Tugas Fisika benar-benar menuntut banyak konsentrasi.

"Kok kamu tau Mama yang ngetok pintunya?" Mama masuk sambil membawa nampan berisi brownies yang aku yakini ia beli dari toko langganan di dekat rumah.

"Aku kan cenayang," balasku asal. Mama tertawa pelan dan meletakkan sepiring brownies tersebut di atas nakas.

Kemudian, Mama melakukan tur mini di dalam kamarku. Hal yang biasa ia lakukan untuk mengecek apakah kamarku dalam keadaan kapal pecah atau tidak. "Loh kok buku ini belom dibaca?"

Aku melirik sekilas buku bersampul hijau kuning yang masih terbungkus plastik di tangan Mama. Rupanya buku panduan konyol itu. "Nggak tertarik," ujarku tanpa minat.

"Kamu harus baca, sayang." Tiba-tiba Mama menaruh buku tersebut di atas meja belajarku, menutupi buku Fisika-ku yang menampilkan halaman penuh grafik. "Ayolah, masa kamu mau selamanya jadi kuper--kurang pergaulan--sih?"

Aku menghela napas perlahan. "Aku baik-baik aja kok, Ma, meski kuper, aku masih bisa bersosialisasi kalau ada tugas kelompok."

Mama menatapku selidik. "Tapi kamu pasti kesulitan buat nyari kelompoknya, 'kan?"

Bingo.

Kenapa Mama juga seperti cenayang sih? Aku memang mudah untuk bekerja sama dengan anggota kelompokku, karena prinsipku adalah ikut-ikut saja dengan semua pendapat teman sekelompok. Tapi kalau soal mendapat kelompok itu sendiri--apalagi kalau gurunya membebaskan kami untuk mencari kelompok sendiri, bukan ditentukan olehnya--aku akan kelabakan.

Karena yah ... aku memang tidak dekat dengan siapapun di kelas.

"Nah kan, diem aja, udahlah gini deh," Mama mengambil jeda sejenak, "gimana kalau begini?"

Aku menoleh sepenuhnya pada Mama dan mengabaikan tugas Fisikaku. Baiklah, mari kita dengar ide absurd apa lagi yang bisa Mama kemukakan. Terakhir kali aku mendengar idenya adalah ketika akan memberi Papa kejutan saat ulang tahun dan Papa berakhir mengomel karena tubuhnya dilumuri telur dan tepung terigu. Kata Mama sih, supaya kekinian.

"Kalau kamu bisa bawa 1 temen aja ke rumah, Mama bakal beliin apa aja yang kamu minta." Wow, di luar dugaan, ide Mama terdengar normal dan menggiurkan.

Sepertinya Mama tahu kalau akhir-akhir ini aku sering membuka situs tentang paket komik eksklusif yang sudah kutunggu-tunggu tanggal terbitnya. Harganya lumayan mahal dan bisa menghabiskan uang bulananku dalam sekejap. Mama benar-benar membuatku tidak punya pilihan.

"Ya udah deh, emang aku punya pilihan lain selain kata 'iya'?" balasku sambil terkekeh pelan.

Mama menepuk puncak kepalaku sebelum keluar dari kamar. "Mama cuma mau ada atau tidak adanya kamu itu ada pengaruhnya," katanya lalu menutup pintu kamarku.

Ada atau tidak adanya kamu ada pengaruhnya.

Hati kecilku merasa tercubit dengan kalimat Mama.

Baiklah, tidak ada salahnya untuk berusaha mencari 1 orang teman, bukan?[]

Baiklah, tidak ada salahnya untuk berusaha mencari 1 orang teman, bukan?[]

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.
Panduan Bersosialisasi Untuk Anak Kuper! [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat