e n a m

6.3K 1.4K 147
                                    

Libur Ujian Sekolah kelas duabelas adalah salah satu nikmat Tuhan yang paling indah.

Bersantai di rumah tanpa PR--aku yakin guruku tengah linglung saat mengatakan tidak ada PR apapun untuk liburan kali ini--bukan lagi menjadi satu-satunya hal yang kulakukan.

Rena kerap kali mengajakku untuk jalan-jalan. Menonton film sampai pergi ke taman hiburan. Beberapa hal yang hampir tidak pernah kulakukan bersama seorang teman. Beruntungnya Rena memberiku kesempatan untuk menyelipkan kata 'hampir' di antara kata 'yang' dan 'tidak pernah'.

Pagi ini, aku bangun lebih cepat dari biasanya. Hari ini aku memang tidak memiliki janji apapun dengan Rena, karena dia juga tidak mengajakku untuk jalan-jalan, maka kali ini giliranku untuk mengajaknya pergi.

Aku meraih ponsel di atas nakas sambil salah satu tanganku mengeringkan rambut dengan handuk.

Dinda I : Ren, gue punya ide

Beberapa menit berlalu, barulah ponselku bergetar menampilkan notifikasi terbaru.

Oh, ternyata hanya dari OA LHINE Fairi Grahphic, aku baru ingat kalau ini jadwal OA itu untuk memposting sesuatu.

Aku mengabaikan balon chat yang muncul dan mengenakan pakaian.

Setelah itu, aku menghempaskan tubuh ke atas kasur. Waktunya bermalas-malasan!

Ponselku bergetar kembali. Kuharap kali ini bukan lagi dari OA manapun--oh, Rena!

Rena Fiansa : Ide apa?

Dengan kecepatan penuh, aku mengetikkan sebaris balasan.

Dinda I : Gue mau main ke rumah lo, boleh?

Aku tak melepaskan pandangan dari layar ponsel sedetikpun. Kali ini, balasan dari Rena lumayan lama, mungkin dia sedang menimbang-nimbang apakah dia mau memperbolehkanku mengacak-acak rumahnya.

Akhirnya, aku melirik jam dinding. Lebih dari lima belas menit. Padahal, balon chat dariku sudah menampilkan huruf R, yang artinya dia sudah membaca pesanku.

Apa dia tiba-tiba ada urusan yang membuatnya meninggalkan ponsel dalam keadaan layar yang menampilkan roomchat?

Oh! Ponselku bergetar!

Rena Fiansa : Hmm, boleh aja sih, tapi lo bawa snack ya biar gue nggak kelaperan, he he

Sepertinya dugaanku benar. Jadi, aku segera mengetikkan balasan lalu melompat dari kasur.

Aku perlu bersiap-siap terlebih dahulu, tidak mungkin aku ke rumah teman dengan hanya kaus oblong dan celana tiga perempat, bukan?

Ah ya, soal penampilan, kurasa hal itu pernah dibahas di panduan nomor 13.

PANDUAN NOMOR 13 : Meskipun kamu yakin temanmu akan menerima bagaimanapun penampilanmu, tetap jangan berpenampilan seadanya. Kamu WAJIB membuat temanmu tidak merasa risih karena penampilanmu.

Setelah selesai mengenakan pakaian yang lumayan cocok untuk dipakai ke rumah teman, aku segera keluar dari kamar. Dan tentu saja menghampiri Ibuku yang tengah menonton PUttaran di ruang keluarga.

"Ma, aku mau main ke rumah temen, minta uang jajan, boleh?"

"Ma, aku mau main ke rumah temen, minta uang jajan, boleh?"

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Panduan Bersosialisasi Untuk Anak Kuper! [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora