Bagian 4- Balas dendam

66 9 0
                                    

Bagaimana sesuatu terjadi jika Engkau telah menghendakinya.
-NSL-

Diantara semua pertanyaan yang melekat di kepalanya. Hana merutuki laki-laki asing itu di dalam hatinya. Matanya mengernyit tidak suka berharap laki-laki tersadar lalu segera menghilang dari pandangannya.

"Nggak!! gue gabakal terpengaruh dengan tatapan lo itu. Yang ada gue malah tambah gemes ngeliatnya taukk!" ujar Arya sembari mencubit pipi Hana gemas.

Hana yang tidak terima diperlakukan seperti itu sontak melangkah mundur menjauh dari Arya. Ia segera membalikkan badan dan mulai berlari. Arya yang melihat itu pun bergegas mendekati Hana lalu menarik tas gadis itu.

"Heh, mau kemana lo?" tanya Arya dengan senyum ringan di wajahnya.

Hana melirik dengan tatapan kesal sambil mencoba melepas tangan Arya dari tasnya. "Nggak usah ganggu gue, gue gasuka sama orang asing!"

"Nggak usah lebay! Gue juga nggak suka sama lo!" jawab Arya.

Hana mendecis "jadi apa maksud lo nahan gue disini?"

"Santailah, gue cuma mau lo bertanggungjawab karena udah buat gue malu di depan banyak orang!" jawab Arya santai.

"Bocah labil kayak lo nggak usah sok tau tentang tanggungjawab!" ujar Soraya dengan kesal "minggir lo! ngapain berurusan dengan orang gak penting kayak lo!" sambung Hana sembari menghempaskan tangan Arya dari tasnya.

Arya tak berkutik dan membiarkan Hana berjalan menjauh darinya. Ia terus menatap lekat kepergian gadis itu. Ia tersenyum kecil saat Hana membalikkan badan lalu mengacungkan jari tengah kepadanya. Entah dari cara berjalan gadis itu yang terburu-buru atau perilakunya yang memang menarik. Entah mengapa Arya terus terbayang wajah kesal gadis berkerudung itu.

***

Setelah mengacungkan jari tengahnya kepada sosok yang tidak ia kenali. Hana kembali pada jalurnya untuk pulang. Pikiran kosong yang tadinya senyap berubah menjadi riuh akibat perilaku aneh laki-laki asing itu. Tak lama menunggu di samping jalan, angkutan tiba dan segera ia naik mengambil tempat duduk di pojok belakang.

Pikirannya masih melayang-layang dengan kejadian pekan lalu. Juga dengan perkataan pamannya tempo hari. Ia merasa sedang tidur lalu terbangun di tempat asing. Semua orang harusnya pulang kerumahnya masing-masing. Namun berbeda dengan dirinya yang harus bersyukur ketika masih ada tangan yang ingin merangkulnya. Tak sadar dengan semua pikirannya, air matanya menetas. Ia segera menghapusnya agar orang-orang yang berada di dekatnya tidak menyadari itu.

Untuk menghibur hatinya yang gundah, ia mencoba menikmati keadaan jalan dari balik kaca. Tapi tak lama setelah itu, ia hanya mendapati laki-laki asing itu tepat di belakang angkutan yang sedang membawanya. Bagaimana ia tak kesal jika laki-laki itu terus menertawainya dari atas motor yang ia kendarai.

"memangnya apa yang lucu!" gumam Hana yang mungkin tak terdengar oleh siapapun.

Hana membalikkan badan tak peduli laki-laki itu sedang apa. Ia melihat sekitar, sepertinya sudah dekat dengan rumah bibinya. "Stop Pak supir!" ujarnya cukup lantang.

***

Setelah seharian melakukan aktifitas di sekolah. Hana merasa capek dan lapar dalam waktu bersamaan. Namun ia teringat jika yang ia tempati bukan rumahnya. Ia hanya tinggal di kamar sambil mengerjakan PR. Dari luar terdengar suara piring berdecit. Tandanya makan malam sudah dimulai. Perutnya mulai bergemuruh namun tak ada satupun suara yang menyahut memanggilnya. Ia menghela nafas sambil menatap pintu kamar yang tak kunjung di ketuk.

"Gue keluar sendiri aja nggak yah?" tanyanya pada diri sendiri.

"Lauk hari ini dikit yah ma?" terdengar kata tanya yang Hana tahu itu suara pamannya.

Tangannya yang tadi sudah di gagang pintu kembali ia tarik mundur. Perasaan tidak enak mulai menggerogoti hati dan pikirannya. Ia berjalan dengan lemas menuju kasur. Hana berbaring menatap langit-langit kamar.
"Andai semuanya baik-baik aja, mungkin perut gue gabakal sakit!" gumam Hana dengan air mata yang mulai jatuh membasahi sarung bantalnya.

Ia terisak dan segera menutup dirinya dengan selimut. Isakannya kian kencang. Ia menutup rapat mulutnya dengan kedua tangan agar tak terdengar oleh yang lain.

"Hidup aku kok gini sih" lirih Hana sambil terbayang dengan masa indah dirinya bersama keluarga kecilnya dahulu.

Dulu apapun yang ia minta akan selalu ada setelah ia memintanya. Dirinya menjadi teringat ketika ia masih kelas 5 SD. Saat itu teman-temannya masih jarang memakai Handphone namun ia terus merajuk untuk diberikan. Akhirnya pada saat hari libur ia dibawa ke toko oleh orangtuanya untuk membeli Handphone yang ia inginkan.

Rasanya ingin kembali ke masa-masa itu. Dimana tak ada yang namanya wanita ular yang mengganggu keluarga kecilnya. "Pokoknya gue bakalan cari lo sampe dapet!" ujar Hana sungguh dengan kedua tangannya mengepal.

***
Setelah terjaga semalaman bersama kesedihannya. Bunyi alarm dari Handphone menyadarkan dirinya bahwa semua adalah nyata. Ia terbangun menatap wajahnya yang bengkak di cermin.

"Aduh! gue kesekolah gimana? mata gue!! akhhh!!" kata Hana terkejut sambil memegang kantong matanya yang membengkak.

"Hana? kamu sudah bangun nak? Kamu sekolah 'kan?" tanya bibinya sembari mengetuk pintu kamar.

"I-iya bi, Hana baru mau mandi!!"

Hana beranjak meraih handuknya lalu bergegas ke kamar mandi. Tak lupa ia menundukkan kepalanya agar tidak ada yang melihat kantung matanya yang membengkak.

***

Sesampainya di kelas, ia di hampiri oleh sahabatnya yang sedari tadi mengamati wajahnya dari kejauhan. "Mending lo buat aktifitas baru deh Han!" pinta sahabatnya sambil menepuk pundak Hana.

"Ih apaan sih Aya! Im fine thank you" jawab Hana sembari menepis tangan Soraya dari pundaknya.

Tiiiing tiiiiing tiiiiing

Bunyi bel pertanda pelajaran akan dimulai. Semua murid bergegas duduk di bangkunya masing-masing. Semua guru pun sama. Mereka bergegas menuju kelas yang akan mereka ajar.

"Hana cantik jangan sedih, abang ada disini. Semalam nggak chat kamu karena abang ketiduran." Suara itu berasal dari jendela samping kelas Hana.

Hana menoleh mencari asal suara itu. Ternyata laki-laki aneh kemarin yang mengganggunya.
"Sial." Ucap Hana di dalam hatinya.
Semua orang yang mendengarkan sontak berteriak.

"Cieeeee cieeee cieeee"
Soraya yang tak pernah melihat interaksi temannya dengan laki-laki itu sontak bertanya "Han, lo kok punya pacar nggak ngasih tau gue?

"Pacar dari Hongkong! Kenal aja kagak! Lagian kenapa dia bisa tau nama gue? Aneh deh!" omel Hana sambil menatap sinis kelakuan aneh laki-laki itu.

"Sabar ya beb! Bentar kita ketemuan di kantin!" seru Arya dengan kedipan mata kepada Hana. Ia memberi lambaian tangan kepada gadis itu yang mengisyaratkan ia akan pergi.

"Cowok gila!" Hana berdecak melihat kepergian cowok itu.

Dan seisi kelasnya menjadi gaduh akibat kelakuan cowok aneh tersebut.
"Lo bakalan jadi sasaran gosip deh Han!" ujar Soraya.
"Hmmm" gumam Hana sambil memikirkan rencana balas dendamnya

***
GUYS JANGAN LUPA DUKUNG KARYAKU DENGAN KOMEN DAN VOTE YAH!!!!!!

21 Agustus 2023

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 21, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

OaseWhere stories live. Discover now