Secret Fangirl (ep. 33)

9.8K 959 45
                                    

.

.

.

.

Mark serasa melayang sekarang, mampus saja. Seharusnya Jaena lebih cocok jadi saudara Haechan, ah tidak Mark tidak akan mau menukar adik perempuannya ini dengan apapun. Adiknya yang nakal dan keras kepala ini hanya saja suka sekali mebuatnya kerepotan.

"H-Hyung.." Wajahnya pucat pasi. Jaehyun tersenyum lebar, lelaki itu berfikir mungkin dia dan mark memang memiliki ikatan batin yang baik. Sepuluh menit yang lalu dia memikirkan bagaimana kalau mark bertemu Jaena dan mengenalkan mereka satu-sama lain.

Dan ya, Mark datang ke mari, tapi untuk apa? Bukankah harusnya Mark sudah tidur di jam sekarang?

"Waegeure Mark-ah? Ini sudah malam kan?" Pertanyaan Jaehyun menyadarkan tujuan utama pemuda itu, dan dengan cepat Mark menarik pergelangan tangan gadis itu.

"Ah hyung nanti di dorm aku jelaskan, aku ada urusan dengan Jaena..."

Jaehyun hanya tertegun melihat gadis itu di tarik oleh mark, meninggalkannya sendirian. Tunggu, jadi.. mark sudah mengenal gadis itu? Bagaimana bisa?' Banyak pertanyaan menderas di otak lelaki itu.

Kening lelaki itu berkerut kecil, lantas tersenyum kecil lagi. 'Mungkin mereka teman sekolah.'

Dan sekarang dia harus pulang ke dorm, melupakan jadwalnya untuk ke gym, dan benar-benar akan menunggu Mark untuk menjelaskan semuanya tentang Jaena. Sepertinya Mark mengerti semuanya.

Tapi, apa yang mereka urus malam-malam begini? "Yakk Mark Lee.. mau kau apakan dia??"

Jaehyun berusaha lari keluar ruangan. Sial saja, tentu saja mereka berdua sudah jauh dari tempat itu, otakmu kenapa tuan Jung?

Dan sekarang dia benar-benar harus cepat kembali ke Dorm, menunggu di depan pintu dan menunggu Mark menjelaskan semuanya, semuanya.

.

.

.

Nafasnya yang masih belum beraturan kini semakin tidak beraturan, lelaki itu masih berlari menembus banyak staf dengan jaena yang masih ia genggam pergelangan tangannya.

"Mark, what are you doing? Stop.." Jaena berusaha menghentikan tangan mark. Kini mark menatapnya dengan banyak tanda tanya. Keduanya berhenti di dalam lift menuju lantai satu. "Kau mau keluar dengan ku dari lantai satu? Pintu depan?"

Mark mengangguk.

"Kau gila. Banyak fans di depan bodoh... lewat basement saja." Jaena dengan cepat memencet tombol 'G'.

Kini Jaena sadar situasinya buruk, dia di tatap dengan tajam oleh kakak lelakinya. "Jelaskan sekarang.."

Apanya yang harus di jelaskan, bukankah mark sudah melihat apa yang ada di dalam ruang latihan tadi?

"Aku juga tidak menduganya Mark.. Jay tiba-tiba masuk ruangan, Jungwoo dan Yukhei meninggalkanku dengannya. Kau harusnya bersyukur waktu tahu aku tidak mati serangan jantung di sana, atau mati kerena lupa berafas."

Mark memutar bola matanya. "Bagaimana nanti menjelaskannya pada hyung?" lelaki itu memijat pelan pelipisnya selagi bergumam. Apa jadinya nanti dia di dorm.

"Kenapa kau menjemputku?"

Mark menatapnya sekilas. "Kau akan di hukum manager kalau tidak ada di dorm jam 10. Koeun menghubungiku untuk menjemputmu. Dia takut kalau kau pingsan lagi di basement karena kelelahan. Dan aku tidak bisa melihatmu di hukum sampai pucat dan berlari hingga muntah."

"Kalau aku pingsan hari ini, penyebabnya adalah hyungmu.." Jaena masih tersenyum kecil, kembali membayangkan pertemuannya tadi. Oh tuhan, ini bisa membuatnya tersenyum sendiri hingga berbulan-bulan kedepan, gila sekali. "Ahh. Malu sekali, Mark.... He already know my name now. And he know that I'm his fans now. Tell me how to dieee argghh.." Jaena meremas rambutnya.

Mark menggeleng kecil. "Im the one who should ask you how to die... Oh god, I'm still confused how to tell them about you..."

"Don't tell them that I'm your sister.." Jaena bergumam. Menimbulkan raut tanya di wajah mark. "You'll be awkward with him and another member..."

Mark tersenyum. Adiknya masih peduli dengan nasibnya ternyata. Mungkin ini memang sudah waktunya untuk menjelaskan pada hyung-hyungnya. "It's okay, I'll tell them the truth. Sekarang begitu keluar basement, kau keluar dulu, naik bus dan aku akan berjalan di belakangmu, dan aku duduk di sebrang tempat dudukmu di bus, aku tidak mendekatimu hingga tiba di basement dorm kalian."

Jaena menangguk lantas tertawa kecil. "Lalu apa bedanya dengan aku yang pulang sendiri?"

"Setidaknya aku bisa mengawasimu dari Jauh..."

Mark tersenyum kecil, bibir dan hidungnya sudah tertutup masker hitam, topi abu-abu dan kacamata bening. Jaena turut mengabil topi dan masker abu-abunya dari tas.

Mark mengacak kecil rambut Jaena, membiarkan adiknya berjalan duluan. "Hati-hati.."

"Kau di belakangku kan?"

Mark menangguk lembut. Jaena benar-benar sering menciptakan migrain di otaknya, dan akan lebih menimbulkan migrain kalau sudah menyangkut dirinya sebagai fans NCT, sekarang jaena bukan lagi fans rahasia, bukan rahasia namanya kalau sudah ada yang tahu. Ya tuhan.. sekarang adiknya benar-benar sudah besar, bahkan sudah jatuh cinta. Jaena, adik angkatnya. 

.

.

.

Holaahhh.. ^_^

Btw maaf ya jarang update ^_^, btw gue kelas 3 jadi ya, kinda busy these days :")

Sebelumnya makasih banget yang masih setiah sama nih ff :) hehe

Semoga makin betah baca ff ini ya ^_^

see you next episede ^_^


Secret Fangirl [NCT Jaehyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang