-4- Aku Membencimu

1K 21 0
                                    

Braakk!!! dengan keras Alexa membanting pintu rumah kemudian langsung berlari kedalam kamar. ditutupnya pintu kamar dengan keras hingga mungkin engselnya lepas. Reni-Mama Alexa yag sedang menikmati secangkir teh bersama Rio-Papa Alexa hanya melihat kepintu kamar Alexa dengan bingung. apa yang terjadi pada anak semata wayang mereka? tidak biasanya dia pulang cepat dengan keadaan marah hingga saat ini.

***

seorang pria berusia 23 tahun sedang sibuk membereskan map yang berserakan diatas meja kerjanya. sambil memasukkan beberapa lembar kertas kedalam tasnya, ia teringat akan kejadian beberapa jam lalu yang membuat dirinya saat ini harus segera melakukan pertanggung jawaban.

"Pak? kok beres-beres? mau pulang" tanya seorang rekan kerjanya.

"Hm, iya nih Bu, saya lagi ada urusan soalnya" jawabnya dengan nada tenang.

"Kok buru-buru? enggak ikut makan-makan dulu sama yang lain?"

"Terima kasih Bu, tapi maaf urusan saya yang kali ini sangat mendesak, mungkin lain kali saja Bu. saya permisi" menggendong tas eiger warna hitam kemudian melangkah lebar menuju tempat parkir untuk mengambil mobil Freed putih miliknya.

tak butuh waktu lama, mobilnya telah terparkir di depan rumah besar minimalis berlantai dua dengan cat abu-abu. segera pria itu keluar dari dalam mobilnya kemudian masuk kedalam rumah besar itu dengan sekeranjang buah ditangannya.

"Assalamu'allaikum" sapa sang pria kepada pemilik rumah.

"Eh kamu nak, ayo sini masuk, sini-sini duduk"

"Iya tante, makasih. Oh ini ada buah buat tante sama Om"

"Oh iya, terima kasih ya Sayang"

"Eh Nang? kok tumben jam segini udah kesini, ada apa? apa semuanya baik-baik aja?" sapa sang pemilik rumah yang tak lain adalah Rio.

"Emm, kayaknya om juga udah tau kalau ada yang beda hari ini" ucap sang pria pelan.

"Iya sih emang ada yang beda hari ini. Alexa pulang lebih cepet dari biasanya. apa ada acara disekolah?" tanya Rio sembari duduk di sofa tamu.

"Enggak ada kok Om, malah hari ini sekolah pulang jam 2 siang"

"Lalu?? kok Alexa jam 10 udah sampai rumah tadi? apa dia dihukum?!" tanya Reni cemas.

"Endak kok tante, cuma Alexa lagi sakit aja makanya dia pulang"

"Sakit? tante rasa enggak kok. malah dia marah waktu pulang tadi"

"Emm, boleh saya ketemu Exa, om tante?"

"Oh tentu kok, langsung aja kamu ke kamarnya"

Pria itu kemudian berdiri dan melangkah pasti menaiki tangga menuju kamar Alexa. Dengan sopan ia mengetuk pintu kamar gadis cantik itu tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Iyaa sebentar" ucap Alexa berlari membukakan pintu kamarnya. namun dengan cepat Alexa kenutup kembali pintu kamarnya dengan keras setelah tau siapa orang yang berada didepan kamarnya itu.

"Alexa tolong dibuka pintunya, saya mau bicara"

"Gue nggak mau bicara sama orang yang nggak punya perasaan kayak loe! mendingan sekarang loe pergi dari sini" teriak Alexa dari dalam kamar.

"Saya tidak akan pergi sebelum kamu mau membukakan pintu dan bicara dengan saya" bicara pria itu kaku.

"Gue bilang pergi!!!"

terdengar suara isakan tangis Alexa dari dalam kamar. pria itu pun akhirnya mengalah dan melangkah mundur menjauh dari kamar Alexa karena ia tidak ingin membuat gadisnya lebih bersedih lagi.

"Udah bicaranya Nak? kok cepet banget?" tanya Reni

"Em, Alexa lagi nggak mau diganggu tante. dia lagi pengen sendiri. kalau gitu saya pamit dulu ya tante, Assalamu'allaikum" mencium tangan Reni dan Rio kemudian pergi meninggalkan rumah Alexa.

Me + You = UsWhere stories live. Discover now